} Tips Menulis Cerita Anak dengan Mudah - Bambang Irwanto Ripto

Tips Menulis Cerita Anak dengan Mudah

Salam, Teman-teman. Kali ini Kurcaci Pos akan membagikan sedikit tips menulis cerita anak dengan mudah.  Apa saja sih, yang harus teman-teman laukan saat menulis cerita anak. Soalnya banyak yang bilang, menulis cerita anak itu susah. Ada juga yang bilang, menulis cerita anak itu gampang. Tapi Pas proses menulis, ternyata mengeluh susah hehehe.

tips menulis cerita anak dengan mudah ala kurcaci pos
Tips Menulis Cerita Anak dengan Mudah


Sebenarnya menulis cerita anak itu mudah kok. Kenapa? Karena semua kan, bisa dipelajari. Asal terus semangat, pasti bisa. Nih, Kurcaci Pos kasih tau tipsnya. Sila disimak, ya.

Ide Cerita

 Pertama, cari ide. Ya iya lah.. kalau tidak ada ide, apa yang mau mau ditulis ayo? Hehehe. Nah, karena ini cerita anak, maka carilah ide yang cocok dan berhubungan dengan dunia anak.

Karena itu, perlu sekali mengetahui pembaca media yang kita tuju. Jangan sampai pembaca media itu anak SD usia 7-12 tahun, cerita kita usia 13 tahun. Jadi kalau naskah kita ditolak, bukannya tidak bagus, hanya kurang pas saja.


Tentukan Elemen Cerita

Setelah ide didapat, segeralah menentukan elemen cerita. Mulai dari menentukan tokoh, menentukan konflik, menentukan ending, lalu menentukan alur. Kok ending dulu baru alur? 

Jadi Kurcaci Pos selalu menentukan endingnya baru menyusun alur. Ibaratnya ending itu sebuah tujuan. Kalau kita sudah menentukan tujuan, tinggal mencari jalan sampai ke tujuan itu, kan. 


Persiapkan Bahan Menulis Cerita

Bahan ceritakan semua sudah lengkap, maka saatnya menulis. Yang perlu diperhatikan adalah gaya bercerita sesuaikan dengan gaya bercerita anak-anak. Banyak sekali teman-teman yang masih terjebak gaya menulis orang dewasa. 

Akhirnya ceritanya kaku dan kurang pas untuk anak-anak. Untuk mendapatkan gaya bercerita anak-anak, caranya tidak susah kok. Sahabat bisa banyak-banyak mengamati bagaimana gaya anak-anak saat bercerita pada temannya. Cara lain, banyak membaca cerita-cerita anak. Baik di media atau di buku.


Bermetamorfosis Menjadi Anak-Anak

Usahakan saat menulis cerita anak, sahabat bermetamorfosis sebagai anak-anak. Masuk ke dalam tokoh cerita. Dijamin masalah point dua tidak akan dihadapi, karena kita berlaku selayaknya tokoh dalam cerita. Kalau tokohnya usia 10 tahun, ya kita berlaku selayaknya anak usia 10 tahun. 

Banyak teman yang terjebak. Tokohnya anak usia 10 tahun, tapi gaya bicara dan sikapnya seperti orang dewasa. Jadi seolah-olah orang dewasa masuk ke dalam tubuh anak-anak. Perlu juga diperhatikan. Walau usianya sama, tapi gaya bercerita anak laki-laki dan anak perempuan itu berbeda. Jadi tinggal disesuaikan saja.


Opening Cerita Anak yang Menarik

Usahakan opening cerita anak itu menarik. Karena opening itu, ibaratnya iklan ‘kesan pertama harus mengoda’. Dan memang benar. Kalau opening itu sangat menentukan. Pembaca bisa terus membaca cerita kita, atau langsung pindah ke cerita lain.

Untuk cerita anak di media, Kurcaci Pos selalu langsung masuk pada konflik cerita. Kenapa? Karena kan, cerita anak di media dibatasi halaman dan kata. Jadi kalau openingnya bertele-tele, panjang x lebar, sepanjang jalan tol, dijamin kita akan kesulitan mengeksekusi cerita kita dengan halaman, jumlah kata, atau jumlah kata yang tersedia.


Ada Pesan Moral Juga pengetahuan

Setiap cerita anak yang kita tulis, usahakan ada “sesuatu yang diambil” oleh anak-anak. Bisa pesan moral, bisa pengetahuan, bisa juga pesan moral ditambah pengetahuan. Karena pada dasarnya, lewat cerita, kita ingin menyampai sesuatu pada anak-anak. Terkadang ada sahabat yang keasyikan menulis seperti diary. Ceritanya panjaaaang... terkesan asyik, tapi tidak ada konfliknya. Akhirnya tidak ada penyelesaian konflik, yang mengiring pada penyampaian pesan cerita.


Tidak Menggurui

Usahakan jangan terlalu menggurui. Caranya, tidak menyampaikan pesan lewat mulut tokoh dewasa. Jadi biarkan anak-anak menikmati cerita kita, namun setelah membaca, ada sesuatu yang mereka dapatkan. 

Pesan sebaiknya disampaikan oleh tokoh anak-anak dalam cerita itu. Bisa juga kok pesan disampaikan secara tidak langsung. Jadi hanya tersirat dalam cerita. Jadi memasukkan tokoh orang tua itu juga disesuaikan dengan kebutuhan cerita. Kurcaci Pos tidak akan memasukkan tokoh orang dewasa, bila tidak perlu.


Konflik Diselesaikan oleh Tokoh Anak

Usahakan konflik cerita diselesaikan oleh tokoh anak-anak dalam cerita. Bisa tokoh utamanya sendiri, atau temannya, sepupunya, kakaknya, dan sebagainya. Asal usianya tidak terlalu jauh terpaut dengan tokoh utama. Misalnya usia tokohnya 10 tahun, maka kakaknya bisa usia 12 tahun. Jadi jangan buat tokoh dewasa menyelesaikan konfliknya. Biarkan anak-anak menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri.


Ending Cerita Anak

Tutup cerita dengan ending yang manis. Pada dasarnya, anak-anak menyukai ending yang bahagia. Namun tidak perlu dipaksakan, kalau memang endingnya tidak menyenangkan. Kurcaci Pos menghindari menulis ending sedih yang menyayat-yayat hati. Biarkan pembaca anak-anak tersenyum, selesai membaca cerita yang kita tulis.


Nikmati Proses Menulis Cerita Anak

Ini sih, harus selalu dilakukan sahabat Kurcaci Pos. Menulis itu adalah sebuah proses. Jadi jangan ingin instan. Sekali menulis langsung bisa. Begitu juga dengan menulis cerita anak. Terus menulis, dibarengi dengan banyak membaca cerita anak. Jangan langsung galau dan berhenti menulis, hanya karena gagal menyelesaikan satu cerita. Pokoknya semangat terus.

Demikian tips-tips dari Kurcaci Pos tips menulis cerita anak. Semoga berguna dan bermanfaat. Utamanya, harus segera dipraktikkan. Salam semangat menulis...

Bambang Irwanto

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Tips Menulis Cerita Anak dengan Mudah"

  1. Mantap mas Bambang, tulisan lama tapi masih tetap bermanfaat.
    Kebetulan saya baru belajar menulis cerita anak.
    Terima kasih infonya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Mbak Hastin.
      Ayo, terus bersemangat, Mbak.

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.