} Mari Bicara Soal Rezeki - Bambang Irwanto Ripto

Mari Bicara Soal Rezeki


                       

     
Mari Bicara Soal Rezeki - Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, Rezeki adalah segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan (sehari-hari); nafkah; 2 kipenghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk memelihara kehidupan); keuntungan; kesempatan mendapat makan.

Sejak masih dalam kandungan Ibu, saya percaya, kalau rezeki dari Allah SWT untuk saya sudah ada. Begitu juga dengan saudara-saudara kandung saya. Dan pastinya, semua orang begitu, sudah memiliki rezeki masing-masing.

Misalnya, saat dalam kandungan, ayah anak itu mendapat pekerjaan lebih baik, atau promo jabatan naik, jadi penghasilan juga bertambah.  Dengan penghasilan bertambah, otomatis persiapan lahiran si jabang bayi juga bisa lebih baik.

Kalaupun dibalik, misalnya saat jabang bayi dalam kandungan, tiba-tiba kok ayahnya kena PHK, atau usaha orang tuanya ada masalah. Maka percayalah, ada rezeki lain dari kehadiran si jabang bayi itu. Karena sebenarnya, masalah rezeki bukan hanya soal materi. Diberi kesehatan juga rezeki.

Dalam kehidupan ini, saya memaknai rezeki ada beberapa macam. Tentunya ini seputar rezeki halal dan barokah, ya. Ini pun berdasarkan pengalaman hidup saya sendiri, dan semua rezeki itu pernah saya alami. Boleh ya, saya share ke teman-teman. Bukan bermaksud mengurui, tapi berbagi saja, ya.


Rezeki Pasti
Allah SWT sudah memberikan rezeki masing-masing pada umat-NYA. Jadi Insya Allah, rezeki setiap orang tidak akan tertukar. Bahkan Allah SWT sudah menjanjikan rezeki itu. Nah, saya menyebutnya ini Rezeki Pasti. Rezeki yang pasti kita dapatkan. Tapi walau rezeki itu sudah pasti, tapi tetap harus dicari juga.

Misalnya, saat saya mengikuti lomba menulis, saya menang. Saat melamar suatu pekerjaan menulis, saya diterima. Saat saya ingin melakukan sesuatu, maka lancar. Saat ingin liburan, saya ada dana, waktu, dan sehat.

Sama di dunia menulis juga. Saya menulis satu naskah, lalu kirim ke sebuah media. Tidak lama, naskah itu dimuat, honor ditransfer, dan saya bisa lansung makan bakso hehehe.


Rezeki Pasti tetapi Berliku
Ini rezeki pasti, tapi untuk mendapatkannya, jalanya tidak semudah dan selancar rezeki pertama. Harus ada belokan-belokannya juga. Harus melewati beberapa halangan dan rintangan, baru berhasil mendapatkannya.

Misalnya, saya pernah daftar sebuah job. Ternyata saya tidak lolos, dan saya menganggapnya bukan rezeki saya. Tapi ternyata, ada yang mengundurkan diri. Akhirnya saya pun dihubungi kembali, dan berhasil mendapatkan job itu.

Misalnya lagi, saya ingin membeli sesuatu. Ternyata sudah cari ke mana-mana tidak ada. Lalu tiba-tiba ada teman yang punya. Akhirnya, apa yang saya inginkan dapat.

Kalau dalam dunia menulis, ini sama saja saat saya menulis sebuah naskah, lalu kirimkan ke sebuah media, dan ternyata ditolak. Saya pun lalu mengirim ke media lain, dan ternyata dimuat. Rezeki Ini bisa juga disebut, kalau sudah rezeki, tidak akan ke mana hehehe. Rezeki harus dicari dulu, baru jadi milik.


Belum Rezeki
Kalau ini namanya belum rezeki. Jadi walau awalnya kita mendapatkan rezeki itu, tapi ternyata lepas. Istilah lainnya, kalau belum rezeki, ya belum dapat.

Misalnya, saya kemarin daftar job mengikuti acara di Surabaya. Alhamdulillah saya lolos. Waktunya pas, akomodasinya pas, pekerjaannya sesuai, fee-nya juga pas hahaha. Saya pun semangat persiapan. Bahakn sudah pilih-pilih baju di lemari. Namun tiba-tiba kakak saya sakit. Akhir dengan berat hati saya batalkan.

Lainnya lagi, saya itu sudah lama persiapan mau nonton bulutangkis Indonesia Open 2018. Maka dua bulan sebelum berlangsung, saya sudah sibuk browsing tiket kereta api, browsing tiket pertandingan. Semua jadwal sesuai.

Saya pun tiket kereta api dan tiket bulutangkis langsung pesan via online. Semua lancar jaya. Bahkan dua minggu sebelum Indonesia Open, ternyata saya sudah di Jakarta.

Namun apa daya, tiba-tiba saya harus pulang ke Kebumen karena ada urusan keluarga. Hangus semua tiket dan saya gagal total.

Bahkan, menjelang saya berangkat ke stasiun, teman saya WA mengajak TT di twitter yang fee-nya cihuy sekali. Terpaksa saya tolak juga. Ya, namanya belum rezeki. Maksudnya Rezeki awalnya sudah menyapa, namun belum jadi milik.

Dalam dunia menulis pun begitu. Saya sering mendapatkan pekerjaan, namun akhirnya lepas. Misalnya, saya pernah ditawari menulis naskah komik. Semua oke, proses menulis sudah mulai. Teman yang mengilustrasi juga sudah mulai menggambar. Bahkan contoh 2 halaman sudah jadi. Tapi tiba-tiba ada berita, Bahkan ada yang dibatalkan.

Rezeki Pengganti
Ini berkaitan dengan rezeki sebelumnya, yaitu belum rezeki. Namanya juga manusia biasa ya, saat job sudah dapat dan pas, lalu lepas, rasanya bagaimana. Jujur awal-awalnya saya sering kecewa dan kepikiran.

Tapi itu dulu... sekarang, saya menyikapinya dengan cara lain. Kalau memang saya dapat rezeki, dan akhirnya lepas, saya patokannya begini : Ya, namanya belum rezeki. Insya Allah ada rezeki pengganti yang lebih baik.

Dan Alhamdulillah, itu saya alami sendiri. Saat pulang perjalanan pulang dan masih di atas di kereta api karena batal nonton bulutangkis, tiba-tiba ada teman WA saya, anaknya mau ikut kelas menulis cerpen. Lalu pas sampai di rumah, teman saya mengajak lagi tranding topic di twitter (bahkan 2 kali). Juga ada ada teman mau ikut kelas privat. Bahkan pas buka email, google adsense saya diterima.

Jadi Allah SWT sudah memberi bukti dan peringatan kepada saya. Rezeki yang lepas jangan diseseali dan ditangisi. Insya Allah, akan ada rezeki pengganti. Asalkan terus bersemangat.

Memang Bukan Rezeki
Kategori rezeki yang keempat ini memang bukan rezeki. Jadi walau sudah berusaha mencari-cari rezeki itu, tapi kalau memang belum rezeki, ya tetap belum dapat.

Misalnya, saya mengejar satu job. Sudah ikutan, sudah coba ini itu, tetap tidak dapat rezekinya. Kalau soal rezeki ini, intinya tetap semangat. Dan yakin, pasti ada rezeki lain.


Rezeki Tiba-Tiba
Kalau ini sih, rezeki yang memang tidak dicari, tapi kok dapat. Misalnya tiba-tiba ada teman yang inbox menawari job menulis. Alhamdulillah sesuai dengan kemampuan saya. Proses menulisnya lancar sampai akhirnya dapat pembayaran.

Begitu juga lagi diam di rumah. Tiba-tiba ada saudara datang. Bawa oleh-oleh, pulangnya dikasih duit hehehe. Kalau ini sih, sering disebut rezeki nomplok hehehe.


Penunjang Rezeki
Dari pengalaman saya di atas, soal rezeki itu memang sudah diatur oleh Allah SWT. Kita mendapatkan rezeki itu atau tidak, semua tetap sudah ditentukan. Hanya memang rezeki itu sebagain besar harus dicari.

Pastinya teman-teman sudah tahu, kalau berusaha dan berdoa itu adalah pasangan sejati. Berihtiar terus, tanpa berdoa bagi saya hampa. Soalnya, tetap, saya percaya, kalau rezeki itu milik dan dari Allah. Maka saya wajib memintanya.

Begitu juga sebaliknya. Berdoa terus tanpa berusaha juga sia-sia. Seperti yang saya tuliskan tadi, rezeki harus dicari. Kalau di rumah saja, bagaimana rezeki mau dapat. Mengharapkan rezeki nomplok juga sia-sia. Kalaupun ada yang datang dan memberi rezeki, mungkin lebih pada faktor kasihan, dan itu pun hanya sekali dua kali.

Faktor lain adalah pembuka rezeki. Saya percaya, rezeki yang saya dapatkan itu, tergantung dari diri saya sendiri. Maksudnya, besar kecilnya hasil, ya dari kerja saya. Misalnya saya menulis 1 naskah, pasti akan berbeda rezekinya dengan menulis 10 naskah.

Lainnya adalah rezeki dari orang lain. Maksudnya, rezeki yang kita keluarkan, maka itulah rezeki yang kita akan dapat. Misalnya, saya berbagi 100 rupiah. Insya Allah dan saya percaya akan dapat 1000 rupiah. Saya memberi tahu info job menulis pada teman, maka saya pun akan diberi tahu job juga oleh teman lain. Jadi kita buka lebar-lebar pintu rezeki kita.

Demikian seputar rezeki menurut pengalaman pribadi saya. Jadi bila ada perbedaan, anggap saja warna-warni kehidupan, ya. Salam semangat terus.

Bambang Irwanto

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mari Bicara Soal Rezeki"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.