Menulis itu sesuatu yang menyenangkan. Jadi
kalau dijalanin dengan enjoy, senang hati, maka hasilnya akan bahagia. Soalnya
sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas tulus dari lubuk hati yang paling dalam,
hasilnya akan maksimal cieee.. gaya benar bahasanya hehehe.
Banyak teman yang bertanya pada saya,
Mas Baim, kapan waktu menulisnya, di mana tempat favotir menulisnya, dan
sebagainya. Bahkan ada yang minta
difotokan tempat menulis saya. Katanya pengin lihat ruangan yang membuat saya
produktif menulis hehehe.
Sebenarnya, teman-teman tidak usah
ikut-ikutan meniru saya dalam dunia menulis ini. Soalnya kalau asal ngikut
saja, bisa bahaya, dan hasilnya tidak akan maksimal. Lho kok gitu? Kalau penasaran,
saya jelaskan saja, ya. Cekkidot...
Jangan Ikut-ikutan Saya
Menulis
Ini hal utama dan penting, ya! Saat
melihat karya saya dimuat di media, atau ada buku saya terbit, maka jangan
langsung ikut-ikutan saya. Mau jadi penulis juga, atau setidaknya langsung
pengin menulis. Lalu ikut-ikutan apa yang saya tulis. Wih... enak tuh dapat
honor. Wih.. enak tuh nanti dapat royalti.
Menulis itu bukan ikut-ikutan atau
coba-coba, ya. Menulis itu memang niat dan ingin menulis. Senang menulis, dan
karena ada sesuatu yang ingin dibagikan pada orang lain. Seperti yang saya
tuliskan tadi, menulis itu memang harus datangnya dari lubuk hati yang paling
dalam ciyeeee lagi... hehehe.
Jadi mantapkan dulu hatimu. Kamu ingin
menulis memang niat menulis, atau hanya coba-coba atau ikut-ikutan saja. Jangan
karena kamu tergoda saja melihat keberhasilan penulis lain. Padahal mereka
sampai tahap itu, karena proses yang panjang.
Jangan Ikut-ikutan
Menulis Apa yang Saya Tulis
Kalau memang sudah niat menulis dan suka
menulis, maka boleh deh, lanjut ke tahap berikutnya. Pokoknya sudah oke ya, di
bagian pertama tadi. Nah, sekarang tentukan, teman-teman mau menulis apa.
Tidak usah ikut-ikutan mau menulis cerita
anak seperti saya, kalau teman-teman memang tidak suka dengan cerita anak. Ada
teman yang bertanya, “Mas Baim, saya ingin nulis cerita anak, tapi saya tidak
suka dunia anak?” maka jawabannya, “Jangan
menulis cerita anak, tapi menulis sesuatu yang kamu sukai. Suka dunia remaja,
tulis cerita remaja. Suka nulis artikel, tulis saja artikel.”
Tapi kalau kamu tetap keukeh dan suka
ikut-ikutan kayak saya, maka kamu harus belajar. Saya kasih tau resepnya nih.
Pertama, cintai dan sukai apa Lalu
banyak baca apa yang akan kamu tulis terus pelajari. Lalu tulis deh dengan
semangat. Segala sesuatu di dunia menulis ini bisa dipelajari kok. Jadi kalau
semangat belajar, maka bisa menulis banyak jenis tulisan.
Jangan Ikut-ikutan Waktu
Menulis Saya
Saya
suka menulis di pagi hari. Menurut saya, karena pagi hari, pikiran saya masih
fresh. Jadi ide-ide cerita yang sudah ada, bisa dikembangkan dengan cepat. Makanya,
setelah sarapan dan mandi, saya langsung buka laptop.
Tapi
tidak ada keharusan kok. Kalau kebetulan saya ada urusan di pagi hari, atau
bahkan seharian, maka saya buka laptop dan menulis setelah sampai rumah. Kalau
ada ide, saya langsung catat di hape dulu. Biar tidak lupa. Nanti saat sampai
di rumah, baru dieksekusi.
Jadi teman-teman tidak usah mengikut
waktu menulis saya., seperti juga saya tidak mengikuti waktu menulis penulis
lain. Karena tiap penulis mempunyai kesenangan waktu menulis berbeda-beda. Ada
yang suka menulis di pagi hari seperti saya, ada yang siang, malam, sore, atau
malah dini hari. Jadi tentukan sendiri waktu yang pas denganmu. Karena cocok
untuk penulis lain, belum tentu cocok untuk teman-teman.
Saya sesekali pernah mecoba menulis dini
hari. Hasilnya, esok harinya kepala saya pusing 10 keliling. Makanya saya mengatur
dan menentukan waktu menulis saya sendiri. Tapi waktu ini tidak jadi patokan
atau harga mati. Waktu menulis saya tetap bisa saya fleksibelkan sesuai
aktivitas saya.
Jangan Ikut-ikutan Tempat
Menulis Saya
Menulis itu sebenarnya bisa di mana saja.
Apalagi sekarang perangkat sudah mendukung. Ke mana-mana bisa bawa laptop,
tablet atau bahkan hape. Kebayang kan, zaman dulu harus nenteng monitor dan CPU
komputer hahaha.
Hanya memang, ada tempat favorit setiap
penulis. Semacam sugesti, kalau nulis di tempat itu, ide-ide lebih mengalir,
dan menulis lebih lancar. Makanya banyak teman yang suka di kafe, mall,
perpustakaan, bahkan di kamar setrikaan hehehe.
Kalau saya suka menulis di meja tulis di
kamar saya. Meja tulis itu peninggalan Bapak saya. Terbuat dari kayu jati
dengan 3 buah laci di sebelah kanannya. Kalau kursinya sudah beberapa kali
ganti. Soalnya patah terus hahaha.
Saya nyaman menulis di sana. Jadi laptop
juga tidak pernah pindah ke mana-mana. Yang pindah-pindah saya hahaha. Maksudnya
kalau mau ke belakang ambil cemilan. Saya pun bebas mau ngetik sambil angkat
kaki hahaha.
Saya pernah mencoba ngetik di
perpustakaan. Hasilnya, saya malah asyik membaca buku. Saya pernah iseng bawa
laptop ke mall. Nulis kagak, punggug pegal manggul laptop hahaha. Saya pernah
coba ngetik di spot wifi. Kayaknya asyik juga kalau ngetik sampi wifi. Ternyata
listriknya anjlok melulu. Ngetik gagal, batterai bisa rusak hehehe. Jadi cari
dan tentukan, teman-teman sukanya nulis di mana.
Jangan Ikut-ikutan Proses
Menulis Saya
Proses menulis di sini, maksudnya proses saat menulis cerita, ya. Kalau saya
prosesnya sekarang begitu ada ide, saya ketik langsung ceritanya dari awal
sampai akhir. Selesai saya endapkan, baru kemudian saya edit kembali.
Teman-teman tidak usah mengikuti proses
menulis saya, juga penulis lain. Temukan sendiri proses menulis yang
menyenangkan. Misalnya, kalau nyaman pakai kerangka karangan atau draf dulu
juga bisa. Bahkan masih nyaman menulis dulu di buku tulis atau hape, baru
dipindahkan ke laptop juga tidak masalah. Pokoknya apapun caranya, tujuannya
naskah harus selesai hehehe.
Jangan Ikut-ikutan Gaya
Menulis Saya
Setiap penulis itu, pasti punya gaya
menulis yang berbeda-beda. Hampir sama seperti penyanyi, punya gaya sendiri saat bernyanyi, dan itu
membedakan dengan penyanyi lain. Vina Panduwinata, Krisdayanti, dan Rossa, saat
diminta menyanyikan lagu Almarhum Chrisye, pasti cara menyanyi berbeda.
Sampai saat kita memejamkan mata, dan
hanya mendengarkan suaranya, kita tau siapa yang menyanyi. Sama dengan gaya
tulisan. Walau misalnya saat kita membaca sebuah cerita, namun tidak ada nama
penulisnya, maka dari gaya bahasanya, kita bisa tau siapa penulisnya.
Pernah cerita saya dimuat di Majalah Bobo.
Judulnya Tuan Garam dan Nona Gula. Kebetulan Bobo lupa mencantumkan nama saya.
Tapi Mbak Tuti Sitanggang SMS saya. Saya heran kenapa Mbak Tuti tau itu cerita
saya? Mbak Tuti jawab, gaya menulisnya khas Mas Bambang.
Untuk awal menulis, tidak apa-apa meniru
gaya penulis lain. Tapi seiring waktu, akan muncul gaya menulis sendiri.
Seperti gaya berbicara kita sehari-hari saja. Jadi kalau sudah punya gaya
sendiri, tidak perlu mengikuti gaya penulis lain. Dan itu yang saya alami. Proses
menulis, ternyata membuat saya punya gaya sendiri dalam menulis.
Jangan ikut-ikutan Pendukung
Menulis Saya
Kalau yang ini soal boster untuk tubuh
agar semangat menulis, ya. Misalnya teman penulis ada setiap menulis pasti
menyediakan kopi atau apa, biar mata tetap melek.
Kalau saya sih, biasanya sedia cemilan,
air putih, juga stell radio. Jadi saat mengetik, saya sambil ngemil dan dengar
radio. Saya juga tidak lupa minum air putih. Tidak ketinggalan, ngetik sambil
angkat kaki hahaha. Pokoknya tubuh saya harus selalu sehat. Soalnya modal
penulis itu sehat. Kalau sehat, ide-ide apa saja bisa lancr dieksekusi.
Tapi teman-teman tidak usah mengikuti cara
saya. Sesuaikan dengan diri teman-teman saja. Jangan ikut-ikutan menyetel radio
atau musik, padahal sukanya menulis di keheningan hehehe. Jangan ikut-ikuta
minum kopi, padahal kurang cocok.
Nah,
jadi jelas ya, teman-teman tidak usah ikut-ikutan saya. Teman-teman cari dan
temukan sendiri apa yang sesuai untuk teman-teman. Biar menulis itu jadi
menyenangkan dan membawa kebahagiaan. Salam semangat menulis...
Bambang
Irwanto
0 Response to "Jangan Ikut-ikutan Saya Jadi Penulis"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.