} Hal-Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Penulis - Bambang Irwanto Ripto

Hal-Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Penulis

Menulis itu adalah semua proses. Tidak ada ornag yang baru mula menulis, lalu tiba-tiba bisa. Banyak berbagai tahapan yang harus dilalui. Dan dalam perjalanan menulis pastinya banya hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh penulis.

hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh penulis
Hal-Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Penulis - by Canva

Nah, hal-hal inilah yang akan saya coba sharing. Soalnya ini sering sekali dilakukan oleh teman yang baru menulis. Dan semua faktor karena ketidaktahuan. Tapi banyak  juga kasus, dilakukan oleh penulis yang sudah lama menulis, dan malah sudah banyak karyanya.

Yuk kita mulai saja sharing hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh penulis. Pastinya tulisan ini saya susun berdasarkan pengalaman menulis saya yang masih seuprit, ya. Harapannya semoga bermanfaat.

Plagiarisme 

Plagiarisme atau disebut juga plagiat adalah salah satu hal utama yang jangan dilakukan oleh penulis. Dalam menulis, plagiat adalah “perbuatan haram”. Bukan saja berdosa, tapi sangat merugikan. Bagi dari sisi penulis sendiri ataupun teman penulis yang karyanya diplagiat.

Godaan plagiat biasanya  juga karena unsur ketidaktahuan. Tapi ini kasusnya berlaku bagi penulis anak-anak. Misalnya seorang anak menjiplak atau emncontek cerita saya di majalah Bobo. Lalu anak itu mengirim atas namanya ke sebuah media dan dimuat.

Tapi untuk kasus ini, saya sangat memaklumi. Anak ini pastinya harus diberi pengertian, kalau yang dia lakukan itu adalah tidak benar, dan tidak boleh dilakukan dalam dunia menulis. Lalu anak itu dibimbing untuk menulis dengan cara yang benar, agar potensi menulisnya keluar.

Kasus lain seputar plagiarisme datag dari penulis baru. Ini mereka kadang tidak mau menikmati proses menulis yang panjang. Inginnya cepat-cepat punya karya. Akhirnya ambil jalan pintas dengan menjiplak karya orang lain.

Cara ini memang berhasil melambungkan dirinya. Namanya dengan cerpen hasil mencontek terpampang manis di sebuah media atau buku antalogi. Tapi tidak ada kepuasan apa-apa yang didapatkan. Uang honor tidak berkah, ditambah hujatan yang akan diterima, termasuk blacklist.
Kasus berikutnya yang sangat mengherankan adalah penulis yang sudah punya nama di dunia menulis dan sudah banyak tulisan, kok plagiat? Ini sudah kekhilafan yang tidka boleh dipellihara. Sayang sekali dia menhancurkan dirinya sendiri.

Makanya yang coba-coba lakukan plagiarisme atau plagiat. Sekali melakukan, maka kamu sudah menjerumuskan dirimu ke lubang paling dalam. Dan ini sangat susah sekali untuk kembalu.

Contoh-Contoh Plagiat

Masih banyak teman yang mengira kalau plagiat itu mencontek atau menjiplak sebuah karya secara utuh. Dari awal sampai akhir semua sama. Padahal, banyak contoh-contoh yang sudah bisa dikategorikan plagiat.

Plek keteplek

Ini maksudnya satu tulisan dicontek 100 persen. Misalnya si A menjiplak cerpen si B. Dari awal sampai akhir itu sama. Termasuk nama tokoh, konflik, alur sampai ending semuanya sama. Kemudian karya ini diakui sebagai miliknya. Ini sama juga dengan menyalin atau menulis ulang ya, lalu memasukkan ke platform-flatform penulisan. Misalnya seperti whatpad.

Dimodifikasi

Mencontek konflik, alur cerita, sampai ending, juga termasuk plagiat. Jadi jangan kira dengan mengganti nama tokoh, mengubah nama setting, menukar tokoh laki-laki jadi perempuan atau sebaliknya, menganti profesi tokoh, maka orang itu akan lolos dan aman. Ini tetap dikategorikan plagiat

Comot Sana Sini

Opening ambil dari cerita si A, tengah ambil dari cerita si B, lalu penutup ambil dari cerita C. Ini termasuk plagiat juga. Jadi jangan pikir dengan ambil sana-sini, orang tidak tahu kalau ini karya plagiat.  Soalnya dunia menulis ini lingkarannya di situ-situ juga. Maksudnya bisa saja si pemilik cerita tidak tahu karyanya di contek, tapi teman penulis lainnya tahu dan merasa pernah membaca cerita itu. Akhirnya ketahuan juga.

Cara menghindari Plagiat

Sudah jelas kan, kalau plagiat itu tidak boleh dilakukan. Apalagi banyak cara untuk menjadi penulis sukses. Pastinya hal utama menjalani proses menulis. Nikamati setiap tahapan.
Apalagi zaman now lebih dipermudah. Masuk ke grup-grup penulisan. Cari informasi sudah banyak. Bahkan kelas-kelas menulis juga betebaran.

Pengiriman Naskah Ganda

Mengirim satu naskah ke dua media juga tidak boleh dilakukan. Karena nantinya akan ada pemuatan ganda. Kalau sudah begini, media akan sangat dirugikan. Dan perbuatn ini jelas melanggar etika di dunia menulis.
Pemuatan ganda terjadi karena murni dari kehilafan penulis. Mislalnya pertama dia mengirim naskah ke media A. Karena media A lama tidak ada kabar, maka dia mengirim naskah yang sama ke media B. Ternyata naskah itu di-ACC oleh media A dan media B. Bahkan dimuat dalam waktu bersamaan.

Cara Mencegah agar Tidak Terjadi Pemuatan Ganda

Beberapa hal berikut, wajib sekali teman-teman lakukan untuk menghindari adanya pemuatan dobel. Karena kalau sampai terjadi, nama teman-teman tidak hanya tercemar, tapi juga akan diblacklist oleh dua media itu. Akhirnya peluang menulis teman-teman jadi tertutup.

Sabar Menunggu

Kasus pemuatan ganda sering terjadi karena penulisnya tidak sabar menunggu. Karena sudah lama tidak ada kabar, maka dianggap naskah tidak lolos, dan boleh dikirim ke media lain. Padahal proses seleksi naskah itu lama dan panjang. Kemudian tiap media berbeda-beda. Ada yang cepat, ada yang lama. Maka solusinya sabar menunggu.

Tanyakan Kabar Naskah

Zaman now media  dan penerbit itu sangat mudah dihubungi. Bisa via email, media sosial dan lainnya. Makanya saat naskah teman-teman tidak ada kabar, maka segera tanyakan saja. Bila masih dalam proses seleksi, sebaiknya ditunggu. Kalau memang sudah tidak lolos, baru dikirim ke media lain. Soalnya terkadang ada media yang tidak memberi tahu kabar naskah kita. Kalau ACC ya langsung dimuat. Kalau ditolak ya, tidak ada pemberitahuan. Makanya perlu inisiatif kita sendiri untuk menanyakannya.

Lakukan Penarikan Naskah

Jika teman-teman merasa naskahnya lama, dan ada peluang kirim ke media lain, maka sebaiknya lakukan penarikan naskah dulu. Jadi email medianya, tarik naskahnya. Baru dikirim ke media lain. Selain hati lega, juga dijamin tidak ada pemuatan ganda.

Membeli Buku Bajakan

Penulis membeli buku bajakan? Oh tidak... jangan pernah lakukan ini. Logikanya penulis emnulis buku agar dijual dan dapat peghasilan. Adanya penghasilan membuat penulis semakin semangat menulis.

Jadi kalau sudah capek-capek menulis, lalu bukunya dibajak, terus yang beli buku bajakan penulis juga, itu sakitnya dari ujung rrambut ke ujung kaki. Secara tidak langsung mendukung pembajakan buku, sekaligus mematikan rezeki penulis. Gampangnya sih,tinggal menempatkan diri pada posisi penulis yang bukunya dibajak.

Selain itu, dari sisi penerbit juga sangat mematikan. Penerbit hidup salah satu sumbernya dari hasil penjualan buku. Kalau buku tidak laku karena ada buku bajakan, ya otomatis tidak ada pemasukan,dan imbasnya pada penulis juga. Penerbit tutup, penulis gigit jari.

Ciri-ciri Buku Bajakan

Yah.. Namanya juga buku bajakan. Jadi dijamin tidak sama seperti buku asli. Dan ada beberapa ciri mencolok dari buku bacaan. Di antara :

Harganya murah

Buku bajakan itu harganya jauh lebih murah dari buku asli. Misalnya harga buku asli 75 ribu, buku bajakan bisa 25-30 ribu. Dari selisih harga saja, teman-teman sudah bisa tahu kalau yang dijual itu buku bajakan, walau tersegel. Ibaratnya ada harga ada rupa.

Kertas dan cetakan tka bagus

Buku bajakan itu kertasnya tidak bagus dan kasar. Lalu cetakann buram. Bahkan ada halaman yang tidak jelas terbaca, sampai kosong melompong. Alih-alih mau baca novel bagus dengan harga murah, malah dapat kecewa.

Soalnya walau sekarang eranay buku digital, membaca buku itu ada sensasi sendiri. Termasuk saat mencium aroma kertasnya.

Tidak Dijual di Toko Buku Resmi

Buku bajakan tidak dijual di toko buku resmi. Buku bajakan biasanya di lapak-lapak buku, termasuk di pameran-pameran daerah berskala kecil. Mereka ini bergerilya pameran buku dari satu kota ke kota lainnya.

Buku bajakan juga banyak dijual secara online. Makanya kalau teman-teman lihat buku baru terbit, lalu harganya murah, jangan tergiur untuk membeli. Buku baru terbit, tidak ada diskon jor-joran. Buku diskon itu, buku terbitan lama.

Membagikan PDF Gratis

Ini juga tidak boleh dilakukan oleh seorang penulis, bahkan orang umum juga. Membagikan pdf sebuah buku, novel atau cerita tanpa izin itu melanggar aturan dan etika. Soalnya banyak pdf yang berbayar. Kecuali gratis.

Jadi misalnya nih, sebuah majalah ada versi pdfnya yang ahrus dibeli. Nah, tiba-tiba ada teman yang membagikan secara gratis, padahal edisi itu masih dalam masa tayang. Nah, ini melanggar etika. Karena jadinya tidak ada pemasukan bagi media itu.

Nah, itu dia hal-hal yang tidak boleh dilakukan penulis, karena tidak merugikan diri sendiri, tapi juga orang atau pihak lain. Jadi intinya, nikmati semua proses menulis dan biarkan semuanya indah pada waktunya. Salam semangat menulis.

Bambang Irwanto.

Subscribe to receive free email updates:

22 Responses to "Hal-Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Penulis"

  1. membantu banget ini informasinya kak. menjadi seorang penulis tentu yang paling tidak boleh dilakukan itu adalah plagiat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak boleh semua, Kak. Misalnya pengiriman naskah juga. karena kita bisa diblacklist. Bahkan bisa jadi media dan penerbit lain ikut-ikutan juga. Pastinya nama akan tercemar.

      Delete
  2. Saya pernah nyaris mengalami pemuatan ganda. Jadi ceritanya saat awal ngeblog. Pernah kirim cerpen ke media. Hampir 2 tahun nunggu, saya kira pasti enggak ada harapan dimuat. Lalu saya tulis saja jadi konten fiksi di blog saya. Eh jarak seminggu, ada email dari majalah cetak itu kalau karya saya akan dimuat. Mereka nanya apakah sudah pernah tayang di media. Saya bilang maaf sudah tayang di blog. Dibatalkan jadinya.
    Padahal bisa saja saya bohon dan menghapus postingan saya, toh yang baca belum seberapa. Tapi kok saya merasa itu ga jujur, karena tetap artinya sudah pernah disebarluaskan. Belum rejeki berarti hihihi
    Lalu tentang bagi-bagi PDF gratis..link gratis film ilegal...dan sejenisnya, saya kok sebel bener ya..Enggak menghargai karya orang lain itu artinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, Mbak Dian. karena walau di blog sendiri, tapi kan sudah ada yang baca ya, Mbak. Dan media itu maunya baru mereka yang memuat. Tujuannya biar orang penasaran dan beli medianya.

      Saya juga sebal penyebar PDF itu, Mbak. merugikan dan tidak menghargai karya orang lain. Bisa mematikan kreativitas dan rezeki orang.

      Delete
  3. Membagikan pdf itu yang sepertinya marak ya mas Bams..
    Bahkan saya pernah melakukannya karena latah autoshare aja gitu liat link.
    .
    Bikin tulisan tentang panduan melejitkan bakat dan potensi menulis pada anak dong mas.
    Putri sulung saya suka sekali menulis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Shisca, karena PDF itu kadang ada yang dijual, jadi kalau dibagikan secara gratis bisa mematikan industri menulis.

      Nah, kebetulan saya sudah menulis juga Mbak, Tips Menulis pada Anak.

      Delete
  4. Ternyata membagikan PDF secara gratis ga boleh yah mas, duh padahal kemaren2 aku masih sering mendapatkan gratis dari beberapa temen. Dan akunya seneng aja. Gratis gitu loh. Mohon maaf ketidaktahuan saya ini. Terimakasih baca ini jadi lebih ngerti dan kedepannnya lebih hati2 dalam menulis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Meilia. Itu melanggar aturan dan etika.
      Karena itu kan PDF yang dijual. Kalau orang sudah banyak yang baca dari gratisan, berarti tidak ada pemasukan bagi yang punya PDF.

      Delete
  5. Wah ini ilmu baru buat saya pak sebagai blogger pemula. Di kalangan akademisi membagi pdf kayaknya sudah jadi hal lumrah kecuali pdf berbayar yang pasti akan diarahkan ke link download aslinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau PDF itu memang sudah gratis, tidak apa-apa, Mas.
      Di sini maksud saya PDF yang berbayar dan dijual. Misalnya buku digital.

      Delete
  6. Wah dimodifikasi itu yang kadang masih abu-abu ya Mas, jadi ingat masalah lagunya si Keke kemarin, yang katanya contek lagu orang.

    Padahal ya kalau dipikir-pikir masih beda, tapi ternyata dianggap kayak modifikasi.

    Saya sering baca cerpen di sebuah grup di facebook, dan ada memang yang kayak modifikasi gitu, atau juga comot sana sini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Rey. Jadi dia pikir dengan mencomot banyak cerita, maka tidak ketahuan. padahal namanya perbuatan tak baik, pasti akan ketahuan juga.

      Kalau lagu itu, ada bagian yang sama, Mbak. Yang "Aku Bukan Boneka" diganti "Keke bukan Boneka". Tapi selebihnya beda.

      Delete
  7. Wah ada juga ya penulis yang sudah punya nama melakukan plagiarism? Sayang bangt dengan kerja keras membangun namanya dari nol. Artikelnya bermanfaat banget mas. Nggak hanya berlaku untuk penulis buku, tapi juga penulis blog harus memperhatikan etika di atas.

    Soal buku bajakan, dulu saya juga beli karena memang di tempat kami nggak ada toko buku resmi. Maafin ya wahai penulis yang buku bajakannya saya beli, huhuhu. Itu pun karena nggak ngerti kalau itu bajakan karena memang nggak ada edukasi dan perbandingan.

    Kalau sekarang insyaAllah sudah paham. Dari pada beli yang bajakan, mendingan beli versi ebook yang resmi kayak di google playbook atau gramed digital.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Makanya semoga sharing ini bermanfaat, agar teman-teman yang belum paham, nantinya tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam dunia menulis.

      Iya, Mbak, soal buku kan sekarang banyak juga toko buku online. jadi bisa beli dari sana juga.

      Delete
  8. Sering baca status penulis yang kesal pada karya plagiat yang jadi best seller, cuma ganti nama tokoh aja sementara penulis aslinya bukunya nggak best seller

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, Mbak Rani. Ini kan sangat merugikan penulis aslinya juga. Orang lain yang jungkir balik menulis, eh.. orang lain yang menikmati enaknya.
      Tapi yang kayak begini tidak akan bertahan lama, Mbak. Karena segala perbuatan tak baik, akan dapat ganjarannya juga.

      Delete
  9. artikel sy yg terbit di media online UGC pernah disontek plek ketiplek sama situs lain dann urutan postingan digoogle ada satu page posisi atas bawah alias jejeran wkwk berani amat yak..tp sbg penulis emang hrs terapkan cara2 di artikel ini paling tidak tulisan nya hrs original ya kak..mksh sharingnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang tulisan itu harus kita sendiri yang tulis, Mbak Fitri. Selain tidak melanggar etika dan aturan dunia menulis, ada kebanggaan sendiri dengan tulisan hasil sendiri.

      Delete
  10. Aduh aku kok kapok banget sama plagiarism ini. Dulu pas bimbingan tesis pernah dimarahin sama dosen habis-habisan karna dibilang plagiarism. Pdahal waktu itu aku plek keteplek dan lupa kasih tanda kutip. Rencananya mau bikin kutipan langsung. Kapok dah kapok! menulis itu ada etika, kalau mau jadi penulis, ikuti etikanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, Mbak Jasmi. Banyak juga kejadian orang yang mencontek skripsi. Dan itu tetap plagiat. Jadi memang jangan dilakukan. Apalagi menulsi skripsi itu sangat lama dan melelahkan, butuh tenaga, waktu dan uang. Saya tidak mengalami nulis skripsi karena tidak kuliah, tapi pas adik saya, lumayan dia pusing bolak-balik skripsi sudah rapi dijilid, dicorat-coret dosen pembiimbingnya karena harus revisi hehehe.

      Delete
  11. Membagikan PDF gratis itu yg banyak orang tidak menyangka jika itu ilegal, semoga dipahami banyak orang ya mas, makasih infonya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang tidak boleh dibagikan adalah PDF yang memang dijual atau berbayar ya Mbak Prima. jadi kalau PDF itu memang sudah gratis, ya tidak apa dibagikan.
      Sama-sama, Mbak Prima.

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.