} Jadi Penulis Jangan Mau Rugi - Bambang Irwanto Ripto

Jadi Penulis Jangan Mau Rugi




Jadi penulis jangan mau rugi. Yess... itu saya tanamkan dan terapkan pada diri saya, sejak mulai memutuskan total menulis, dan memutuskan jadi penulis freelance. Tepatnya sejak 10 tahun yang lalu.

Memang awalnya menulis itu, karena saya suka menulis. Dan seiring waktu, saya semakin enjoy menulis. Akhirnya, saya menemukan pasion saya di dunia menulis. Dan benar kata orang, dari hobi itu bisa lanjut ke profesi. Seperti saya juga.

Nah, lanjut ke topik, kira-kira hal-hal apa yang membuat saya sebagai penulis jangan mau rugi, ya? Yuk, simak cerita saya berikut yang saya susun berdasarkan pengalaman menulis saya.


Punya koleksi buku


Saya itu suka membaca sejak kecil. Dari hobi membaca itulah, saya jadi berkeinginan untuk menulis. Jadi Alhamdulillah, koleksi majalah dan buku-buku saya lumayan banyak. Apalagi sebagai penulis, kan memang wajib suka membaca.

Makanya, kalau teman-teman mempunya koleksi buku keren-keren jangan mau rugi. Selain memang dibeli untuk dibaca, juga buat dipelajari. Gali ide yang ada dalam buku itu. Soalnya dalam satu buku saja, banyak sekali ide-ide.

Kalau saya pribadi, tidak mau rugi saat membeli buku. Misalnya saya beli buku seharga 100 ribu, maka saya harus bisa menghasilkan paling tidak 1 juta dari buku itu. Artinya minimal bisa jadi 4 cerita anak yang kalau dikirim ke media anak dan dimuat, bisa dapat 1 juta.

Begitu juga saat saya membeli majalah. Misalnya harga majalahnya 20 ribu, saya harus bisa menghasilkan minimal 1 cerita seharga 200 ribu. Dapat buku dan majalah juga, dapat ilmu, dapat penghasilan juga hehehe.


Punya gadget


Penulis punya gadget keren, jangan mau rugi. Gunakan gadget itu untuk menunjang aktivitas menulis. Buat akun media sosial yang bisa membantu promo buku, buat blog, buat kelas menulis dan sebagainya.

Saat membeli sebuah gadget, saya sudah menaksir berapa uang yang bisa dihasilkan dari gadget yang saya beli itu. Mislanya saat saya membeli ponsel seharga 3, 5 juta, saya harus bisa menghasilkan lebih dari 10 juta dari ponsel itu.

Makanya saya semakin termotivasi membuat ponsel saya itu lebih berguna dan menghasilkan untuk saya. Misalnya, saya pakai buat cari info di medsos, saya pakai buat sharing materi kelas, saya pakai buat ngebuzzer dan campaign.


Punya koneksi internet kencang


Ini tetap ada kaitannya dengan aktivitas menulis zaman now. Walau  gadget lengkap, kalau jaringan tidak mendukung, percuma. Makanya kalau punya jaringan inet kuat, jangan mau rugi. Manfaatkan sebaik-baiknya.

Saya sendiri tidak mau rugi dalam soal jaringan ini. Sebulan itu, saya sudah bajet uang inet 160 ribu. 100 ribu untuk mifi dan 60 ribu untuk ponsel. Dan saya sudah target, 160 ribu sebulan itu harus sesuai target.

Makanya sepanjang hari, saya rajin browsing. Soalnya setiap hari, info dan job menulis bertebaran. Perhitungannya, 10 kali melamar, pasti ada 1 nyangkut. Termasuk soal menunjang kirim naskah dan sebagainya.

Punya Akun Media Sosial 


Penulis punya akun media sosial, maka jangan mau rugi. Jujur saja, media sosial itu sangat membantu aktivitas menulis saya. Rajin-rajin saja promo karya. Tidak perlu takut dibilang pamer, ria, atau narsis. Soalnya semua tergantung niatnya. Lagipula, hasilnya, akan kita rasakan sendiri.

Saya itu punya akun facebook baru 2012. Itu juga email dan akunnya dibuatkan adik saya. Dulu, teman-teman hanya tahu saya dari membaca majalah Bobo. Di luar yang baca Bobo, pasti akan bertanya. Siapa Bambang Irwanto yang tampan rupawan itu?

Setelah saya punya facebook, saya pun mulai rajin posting cerita saya yang dimuat di Bobo. Teman-teman mulai tahu saya. Oh.. ini Bambang Irwanto. Begitulah seterusnya, saat punya twitter dan Instagram, saya pun rajin posting.

Alhamdulillah, job menulis itu banyak saya dapatkan dari media sosial. Misalnya saat seorang editor menginbox saya menawari tulisan yang totalnya 12 juta (bukan pamernya hehehe). Itu karena dia melihat postingan-postingan saya di medsos.

Bukan hanya soal itu lho. Sekarang banyak pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan akun media sosial. Misalnya job buzzer dan campaign sebuah produk juga. Lalu kira-kira selain menulis, teman-teman bisa apa lagi, ya? Misalnya saya, selain menulis juga buka kelas menulis dan menerima pesanan sambal goreng ati dan rendang. Teman-teman misalnya bisa menyulam, bisa bikin furniture, dan lainnya.


Punya Teman Banyak


Kalau seorang penulis punya teman banyak, maka jangan mau rugi. Rajin-rajin saling menyapa, rajin berinteraksi di postingan masing-masing. Bukan hanya di dunia maya saja lho, tapi juga di dunia nyata. Apalagi sekarang kan, banyak workshop menulis dan acara lainnya. Bahkan sering teman-teman mengadakan kopdar sendiri.

Saya sendiri banyak mendapatkan rezeki menulis dari teman. Ada teman yang colek suruh mengisi formulir buzzer. Ada teman yang colek, kalau ada lowongan di penerbit ini. Ada teman yang merekomendasi temannya ikut kelas kurcaci pos. Bahkan saat saya jadi freelance di penerbit Malaysia, itu juga jobnya dari teman di facebook.

Sebenarnya, teman penulis itu sangat welcome bila kita mengetuk pintu rumahnya. Hanya perhatikan selalu etika. Soalnya banyak teman yang sudah bertanya ini itu, panjang kali lebar, lalu tiba-tiba main tinggal pergi hehehe.

Nah, demikian beberapa hal yang membuat penulis jangan mau rugi. Jadi saya jadikan semua itu sebagai senjata untuk menunjang aktivitas menulis saya. Insya Allah, kalau kita memaksimalkan dengan baik, maka hasilnya pun sesuai harapan. Salam semangat menulis.

Bambang Irwanto

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Jadi Penulis Jangan Mau Rugi"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.