} Siapa Generasi Sadar Gizi? Aku, Kamu, Kita - Bambang Irwanto Ripto

Siapa Generasi Sadar Gizi? Aku, Kamu, Kita

Selama ini, selalu ada anggapan, kalau masalah gizi untuk anak, nantinya akan jadi tanggung jawab orang tua saja. Padahal ternyata, itu keliru teman-teman. Dan semua tercerahkan saat saya mendapat kesempatan menghadiri Seminar Generasi Muda bergerak sadar gizi, "bergerak, Berdaya dan bermanfaat. 

generasi milenial generasi sadar gizi


Dari tema seminar si atas, jelas sekali ya, kau generasi juga mempunyai tanggung jawab untuk sadar gizi. Sebabnya, generasi milenial inilah yang nantinya akan bertanggung jawab pada generasi emas mendatang tahun 2045.

Seminar ini atas kerjasama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAACI) dengan universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), diadakan hari senin, 5 September 2022 di gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Menghadirkan 4 pembicara keren. Ada Pak Arif Hidayat, Ibu Nyimas Heny Purwanti, Kang Maman Suherman, dan Kak Awam Prakoso. 


Arif Hidayat

Tampil sebagai pembicara pertama adalah Pak Arif Hidayat. Sebagai ketua Harian YAICI, Pak Arif memaparkan beberapa survai yang dilakukan di berbagai daerah. Dan ternyata, masih banyak yang masih kekurangan gizi, akibat kurangnya pengetahuan seputar gizi. 


Salah satunya adalah pemahaman masyarakat tentang kental manis yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak, bahkan balita sebagai susu. Padahal, kental manis itu bukan susu yang untuk diminum. Kental manis itu sebagai toping atau pelengkap. Baik di makanan atau diminum. 

Pak Arif menambahkan, kental manis itu kandungan gulanya sangat tinggi, hampir 50 persen. Banya mengkonsumsi kental manis, akan mengurangi nafsu makan, dan akhirnya inginnya makan manis terus. Kelebihan gula dalam tubuh, pastinya akan mudah mendatangkan penyakit. 

Makanya YAICI terus berkolaborasi dengan banyak pihak, agar informasi terus tersebar luas. Salah satunya dengan mengandeng mahasiswa UMJ lewat seminar seru ini. Dan selanjutnya akan ada seminar yang sama di UNAIR Malang.



Nyimas Heny Purwanti

Selanjutnya tampil Dr. Nyimas Heny Purwanti, S.Kp., M.Kep.  Ibu dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Keperawatan UMJ Ini memaparkan potret kesehatan generasi penerus bangsa. Dan sebagai generasi mendatang, pastinya berbicara tentang anak yang pastinya perlu gizi. Orang tua memang sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak dalam membentuk generasi anak. Bahkan sejak 1000 hari kehadirannya.


Dan senada dengan Pak Arif,  Ibu Nyimas juga menukaskan, masih banyak orang tua yang memberikan kental manis pada anaknya. Dan ini sudah terjadi sejak dulu. Dan benar juga, karena seingat saya, ibu saya juga pernah memberi saya kental. Manis dan menganggap itu susu. 

Nah, agar terputusnya mata rantai itu, maka generasi muda harus sudah sadar gizi. Kemudian Ibu Nyimas juga mengingatkan, agar generasi milenial ini memperhatikan gaya hidup agar tidak rentan terkena penyakit di usia muda. Agar terus sehat, bersain dan berkompetensi. Pastinya, bisa menghasilkan generasi-generasi selanjutnya.

Maman Suherman

Kang Maman tampil sebagai pembicara ketiga. Sebagai pengiat literasi dan penulis buku, Kang Maman kembali menyorot generasi milinel yang lahir dari tahun 1980. Kang Maman memaparkan bagaimana hubungan generasi milenial dengan literasi. 


Dulu, saat kita lahir, hanya mempunyai satu kewarganegaraan yaitu warga Indonsia. Sekarang anak-anak lahir, punya dua kewarganegaraan. Warga Indonesia dan warganet hahaha. Benar juga, ya.

Nah, dengan gempuran informasi dari internet, maka generasi milenial harus melek literasi. Karena tidak semua berita yang beredar bagus. Bahkan banyak yang hoax yang akan menyesatkan.

Makanya Kang Maman mengingatkan, generasi milenial harus bijak dalam menyikapi suatu informasi. Saring sebelum sharing. Kemudian sharing yang benar, baik dan bermanfaat.


Mochamad Awam Prakoso

Tampil sebagai pembicara terakhir adalah Kak Awam. Sebagai pendongeng, Kak Awam memaparkan materi lewat dongeng. Wih, keren cara mendongeng Kak Awam. Berbagai suara hewan, lengkap dengan suara mendukung. 

Pria yang merupakan ketua umum Kampung Dongeng Indonesia ini mendongeng tentang fabel kelinci dan kura-kura yang adu balap lari. Siapakah pemenangnya? Sebagian besar yang hadir menjawab Kelinci, termasuk saya. Teryata jawaban Kak Awam... “Belum tentu!” hehehe.

Pada lomba pertama, kura-kura yang menang. Itu karena kelinci terlalu meremehkan kura-kura. Pada lomba kedua, kelinci yang menang. Itu karena kelinci sudah belajar dari kesalahan sendiri. Kedudukan jadi seri, 1-1.

Lomba adu balap lari ketiga dimulai lagi. Kali ini kura-kura yang menentukan rute, karena lomba 1 dan 2 kelinci yang menentukan rute. Dan kura-kura memilih rutenya adalah sungai. Kelinci langsung lemas. Tentu saja kura-kura yang menang. 



Begitu sang gajah meniup terompet tanda lomba mulai, kura-kura segera terjun ke sungai lalu melesat menuju gari finish. Namun saat akan melewati garis finish, kura-kura berhenti. Dia berpikir, kalau begini terus, maka lombanya tidak selesai-selesai. Maka kura-kura kembali lalu menyuruh kelinci naik ke punggungnya. Mereka pun bersama-sama tiba di garis finish. 

Dari dongeng ini, banyak pesan moral yang bisa dipetik. Mulai dari harus terus semangat, belajar dari kesalahan, kompetensi, dan kolaborasi atau kerja sama. Dan salah satu edukasi adalah lewat dongeng. Dan dongeng bukan hanya untuk anak-anak tapi untuk semua orang. 

Kak Awam juga mengambil benang merah dari 3 pembicara sebelumnya. Dongeng  bisa dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan, kalau kental manis bukan susu. Lewat dongeng, anak-anak akan merasa terhibur, namun mendapatkan pesan moral yang baik, tanpa harus nasihat ini itu.


Kaitannya Gizi Baik dan BBM Naik

Sesi yang tidak kalah menariknya dari seminar Seminar GENERASI MUDA BERGERAK SADAR GIZI, "Bergerak, Berdaya dan bermanfaat adalah sesi tanya jawab. Dari 3 penanya, salah Salah satu mahasiswi memaparkan opininya, tentang kaitan kental manis dengan kebaikan harga BBM yang baru saja terjadi. 

Menurutnya, kenaikan BBM, pastinya akan berpengaruh pada semua aspek, termasuk kenaikan harga-harga sembako. Nah, bagaimana masyarakat bisa membeli susu, sedangkan pendapatan tidak bertambah? Akhirnya, untuk mensiasati kebutuhan, mereka membeli produk yang sesuai kemampuan, termasuk memilih kental manis sebagai alternatif karena harga lebih terjangkau. 


Saat komika Riski performance, dia mengatakan, saya itu membeli sesuatu, bukan kerena melihat kandungan gizinya, tapi paling utama melihat harganya dulu. Padahal makanan sehat itu, tidak harus mahal. 

Nara sumber yang hadir memberikan jawaban yang bijak. Soal kenaikan BBM, bukan rana mereka. Namun, walau keadaan sulit, tapi soal gizi harus juga diperhatikan. Karena jangan sampai sudah miskin, sakit pula.

Makanya setelah seminar ini, jangan sampai berhenti penyebaran informasinya. Aku Kita, Kamu harus terus bergerak menyebarkan informasi tentang kesadaran gizi. Termasuk generasi muda yang jadi garda terdepannya.

Karena di runut dari masa lalu, banyaknya gizi buruk terhadap anak, karena beberapa kesalahan di masa lalu. Misalnya nikah muda, akhirnya putus sekolah. Dengan pendidikan yang seadanya, pastinya akan sulit bersaing. Akhirnya bekerja seadanya dengan gaji pas-pasan. Kemudian bertambah lagi anak, yang pastinya akan menambah biaya hidup.


Jadi saatnya GENERASI MUDA BERGERAK SADAR GIZI, "Bergerak, Berdaya dan Bermanfaat”, agar demografi di tahun 2045 tidak terjadi. Justu yang ada adalah generasi-generasi emas untuk Indonesia yang lebih baik dan maju lagi. Aamin. Aku, Kamu Kita, Generasi Sadar Gizi.

Bambang Irwanto

Subscribe to receive free email updates:

15 Responses to "Siapa Generasi Sadar Gizi? Aku, Kamu, Kita"

  1. stay safe and stay healthy everyone :D

    ReplyDelete
  2. Betul juga mas, tanggung jawab gizi pada anak bukan hanya tanggung jawab orang tua saja, namun generasi muda khususnya milenial juga berperan penting dalam menunjang kecerdasan genenari penerus bangsa. Jadi perlu kolaborasi ya agar tercipta generasi yang cerdas dan mandiri.

    ReplyDelete
  3. Karena kekurangan gizi bisa menyebabkan stunting kak. Maka untuk mencegahnya, diperlukan pelopor yang paham dan punya semangat berbagi edukasi mengenia pentingnya kebutuhan gizi bagi anak

    ReplyDelete
  4. Gizi emang penting banget sejak 1000 hari pertama kehidupan. Artinya semenjak didalam perut. Gizi sudah harus di perhatikan untuk mempersiapkan generasi tumbuh sehat dan berkembang sesuai umur dan jauh dari stunting

    ReplyDelete
  5. Aq setuju di poin, BBM naik bikin harga2 juga naik termasuk susu untuk anak. Duh belum ada solusi buat masalah kenaikan BBM ini, sedangkan pendapatan belum juga naik. Jangan sampe anak jadi kekurangan gizi karena harga yang makin melambung

    ReplyDelete
  6. Informasi sadar gizi memang bagus untuk kontinu disosialisasikan. Apalagi buat generasi muda, biar jadi reminder juga buat daku, karena nantinya akan mengalami fase sebagai orangtua yang sudah sadar dalam pemenuhan gizi untuk keluarga

    ReplyDelete
  7. Bener banget sih, penting banget untuk lebih sadar gizi. Biar nggak cuma memilih makan yang enak di mulut saja, tapi padahal nggak ada manfaatnya atau malah membahayakan tubuh kita.

    ReplyDelete
  8. Iya, setuju
    Kita semua harus jadi generasi sadar gizi ya mas
    Karena gizi sangat penting bagi kesehatan

    ReplyDelete
  9. Generasi mudah pegang peran penting dalam penyebaran informasi ya pak, terlebih untuk asupan nutrisi juga banyak yang masih belum aware

    ReplyDelete
  10. bener banget, jadi orang tua memang benar-benar punya tantangan berat. makanya segala sesuatu butuh dipelajari bahkan sebelum menikah ya Om? biar saat waktunya kita bisa siap menghadapi segala prosesnya :D

    ReplyDelete
  11. jujurly di rumah ibuku selalu menyediakan kental manis untuk sarapan pagi, bahkan ponakanku yg masih balita juga minum kental manis itu. Dari artikel ini aku sadar ternyata kental manis bukan lah susu melainkan gula yaa

    ReplyDelete
  12. Bener, masih banyak banget masyarakat yang masih menggunakan kental manis sebagai pengganti susu, padahal kental manis aslinya cuma toping pelengkap bukan buat pengganti susu. Bahaya banget kalau dikonsumsi berlebihan.

    ReplyDelete
  13. Dimulai dari diri kita sendiri untuk sadar gizi dan di tularkan ke orang lain. Karena asupan gizi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan kecerdasan.

    ReplyDelete
  14. Memang menjadi lebih menantang ketika ada kejadian BBM naik begini.
    Tapi tidak perlu berkecil hati karena ada makanan alternatif lain yang tetap bisa dinikmati dengan mencukupi kebutuhan gizi keluarga.
    Dimulai dari kreatif cara mengolah hingga menghidangkan untuk keluarga.

    Acara yang bagus sekali ya, Pak Bams.. Untuk tetap memberikan semangat kepada kita semua agar mencukupi kebutuhan nutrisi keluarga tidak harus selalu dari bahan yang mahal.

    ReplyDelete
  15. saya tuh semakin sadar gizi sejak anak kedua saya kena anemia, pak. duh rasanya.. sedih banget dan sebagai emaknya, saya kerepotan pol buat ngejar berat badan bayi. akhirnya belajar banget soal konsep gizi seimbang anak dan dewasa... yaa jadi ada hikmahnya deh

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.