Kak Flamboyan pun langsung menceritakan rencananya. Jadi dia akan segera membawa Haikal Kembali ke Makassar. Pokoknya dalam waktu cepat dan sesingkat-singkatnya hahaha.
Saya agak terkejut juga. Soalnya kan, Haikal baru saja ketemu. Apalagi statusnya dia meninggalkan rumah dalam hati yang kurang enak. Jadi tidak boleh gegabah juga. Harus pakai strategi.
Saya pun mengusulkan kepada Kak Flamboyan. Biarkan dulu Haikal bekerja di Cafe, biar cari pengalaman. Apalagi dia sudah nyaman dan Insya Allah bisa saya pantau.
Tapi Kak Flambyan tetap bersikeras. Haikal harus segera dibawa pulang. Takutnya Haikal kenapa-kenapa blabla… Dan kalau memang mau bekerja, buat apa jauh-jauh ke Jakarta. Kan Haikal sudah punya usaha laundry di Makassar. Orang biasanya ke Jakarta, kalau inign mencari pekerjaan. Aah.. benar sekali Kak Flamboyan. say dulu merantau ke Jakarta karena cari kerja hahaha.
Dan saya paham sih, bagaimana perasaan orang tua jauh dari anaknya. Bapaknya langsung menyusun strategi untuk menjemput Haikal. soalnya bapaknya takut kalau terlalu lama anaknya berada di Jakarta, nanti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan itu sih wajar, ya
Nah langkah pertama yang kami lakukan adalah bagaimana bisa berhubungan terus dengan anak Haikal yang saat ini sedang tidak mempunyai hape. Jadi Haikal harus dibelikan hape dulu.
Awalnya, bapaknya akan mengirimkan uang dan meminta saya untuk membelikan hape. tapi akhirnya setelah dipikir-pikir mending langsung saja diberikan saat Haikal dijemput nanti.
Rencana, besok pagi Kak Flamboyan akan terbang ke Jakarta, lalu secepat mungkin membawa Haikal itu pulang ke Makassar. Awalnya ak Flamboyan maunya akan berangkat hari itu juga. Tapi tidak dapat tiketnya. Sabar… Kak.. Sabar. Ora kesusu hahaha.
Menjemput Kak Flamboyan di Bandara
Besok sorenya saya sudah bersiap hendak berangkat ke bandara Soekarno Hatta. Biar lebih fleksibel kali ini saya tidak memakai motor. Saya menggunakan transportasi umum.
Jadi dari tempat tinggal saya di Depok saya naik busway menuju Terminal Depok Baru. Dari sana saya naik KRL menuju Manggarai kemudian naik lagi ke menuju ke Tanah Abang dari tanah abang saya naik kereta menuju ke Tangerang dari Tangerang saya pun lanjut naik kereta menuju bandara
Selama menunggu kedatangan tetangga saya yang di bandara saya agak deg-degan juga soalnya jangan-jangan Haikal tidak menghubungi saya lagi atau bisa saya dia sudah tahu rencananya lalu pergi meninggalkan cafe.
Tapi saya menyerahkan semuanya kepada Allah SWT, yang kalau sudah berkehendak, maka semua akan dipercepat lancar apalagi niat saya kan baik segala macam
Dan tiba-tiba Haikal whatsapp saya. Dia mengatakan tadi shif pagi dan sekarang sedang istirahat di messnya. Ini dia pinjam hape temannya untuk menghubungi saya.
Saya pun agak sinetron, ya. Saya bilang hati-hati. Kalau ada kebutuhan yang kabarin saya segala macam bla bla bla oke.
Kak Flamboyan landing
Akhirnya setelah menunggu, Kak Flamboyan pun tiba. Kami segera mencari taksi online, lalu bergegas meluncur begitu nyampe ke kafe tempat Haikal bekerja. Untunglah kafe belum tutup.
Sesuai rencana saya pun masuk duluan sambil membawa Hape yang sudah disiapkan Kak Flamboyan. jadi pura-puranya nih, saya datang mencari Haikal untuk memberikan di HP agar mudah berkomunikasi
Alhamdulillah teman-teman Haikal sangat welcome. Mereka Langsung membantu saya memanggilkan Hakal yang memang saat ini sudah istirahat di atas. tidak lama Haikal pun menemui saya dan langsung saya ajak keluar kafe dulu biar bisa bicara lebih enak samil membrikan hapenya. Alhamdulillah Haikal tidak curiga.
Pertemuan Mengharukan
Dan begitu Haikal keluar, drama pun terjadi. Kak Flamboyan yang sudah menunggu di luar, langsung memeluk erat Haikal yang sangat terkejut melihat kehadiran bapaknya. Kak Flamboyan bertanya kenapa pergi, Nak? Dan Haikal menjawab, untuk mencari kerja biar bisa mengganti semua biaya kuliahnya.
Melihat drama nyata yang terjadi di depan mata saya pun tak kuasa untuk meneteskan air mata kebayang ya, bagaimana khawatirnya orang tua memikirkan anaknya yang entah saat itu ada di mana.
Kami pun bergegas berjalan agak menjauh dulu dari area cafe yang memang masih sangat ramai. Lalu Kak Flamboyan mengajak mampir ke warung sate. Saya pun langsung menelpon Mawar yang langsung bergegas ke rumah Haikal. Rumah mereka memang berdekatan.
Haikal pun berbicara dengan mamanya yang memang kurang sehat. Mamanaya meminta Haikal untuk pulang. Awalnya Haikal masih bersikeras untuk tinggal di Jakarta dulu. Namun akhirnya ia luluh dan mau diajak pulang.
Setelah makan sate, Kak Flamboyan dan Haikal Kembali ke Kafe untuk pamit pada pemilik kafe. Saya menunggu di luar sambil masih telponan sama Mawar. Setelah itu kak Flamboyan meminta adik haikal untuk memesankan tiket pesawat pulang. Tentu saja dapatnya tiket untuk penerbangan pukul 10 pagi.
Bermalam di Bandara
Setelah itu kami langsung memesan grab dan langsung meluncur ke bandara dan karena waktunya masih lama kami pun harus menunggu di bandara sampai pagi hari
Tapi selama di bandara itu saya dan Kak Flamboyan agak was-was juga nih Jangan sampai si anak ini memang belum mau kembali ke Makassar jadi selama di bandara Saya minta bapaknya mepet terus anaknya walaupun ke kamar mandi.
Tapi Alhamdulillah, Haikal sudah ingin pulang ke Makassar. Kami pun banyak berbincang. Salah satunya Kak Flamboyan yang merasa kurang mendengarkan suara Haikal selama ini, karena merasa Haikal sudah besar. Padahal Haikal maish terus butuh perhatian.
Akhirnya pukul 10 pun tiba. Kak Flamboyan dan Haikal terbang ke Makassar. Saya pun kembali ke Depok dengan perasaan yang bahagia karena sudah membantu tetangga saya.
Alhamdulillah ya Allah akhirnya Haikal ditemukan dan orang tuanya pun kembali bertemu dengan anaknya. Terharu dan bahagia baca endingnya ini mas. Mas Bambang juga baik sekali, telah menjadi jalan untuk keluarga Haikal bertemu kembali dengan Haikal. Semoga kebaikan Mas Bambang dibalas Allah dengan sebaik-baik balasan. Diberi kesehatan, dimudahkan segala urusan, dan banyak rejeki dari berbagai arah. Aamiiin
ReplyDelete