Saya sangat terkejut saat sampai di alamat tujuan dalam rangka Mencari Haikal d Jakarta.
Awalnya kan, dalam bayangan saya kantor itu adalah sebuah kantor tempat Haikal
bekerja. Ternyata... itu adalah kantor agen penyalur tenaga kerja. Jadi hampir
sama degan yayasan. Makanya apa parkir itu tadi bertanya, apakah saya mau
memasukkan surat lamaran kerja.
Pikiran saya mulai bergerilya. Jadi Haikal itu pergi meninggalkan
Makassar, sebenarnya belum ada tujuan pasti. Bukan diterima di sebuah perusahaan,
datang dari Makassar langsung bekerja. Kalau baru mau melamar pekerjaan, ya
statusnya belu pasti.
Makanya saya agak bingung saat bertanya pada seorang
sekuriti di sana. Saya tanyakan, apa Haikal pernah ke sana. Bapak sekuriti itu
menjelaskan kalau benar, Haikal pernah ke sana. Tapi sekarang sudah tidak di
sana lagi. Berkasnya juga sudah dikembalikan ke Haikal.
Nha, karena saya masih berpikir, oh mungkin Haikal sudah
diterima dan ditempatkan di seuha eprusahaan di suatu daerah. Karena adik saya
pernah juga ekerja lewat jasa penyalur kerja. Dia ditempatkan di perusahaan d
Pulo Mas.
Makanya saya pun bertanya, Haikal ditempatkan di kantor mana
atau daerha mana. Tapi apak sekuriti jawab tidak tahu. Logikanya, pasti
perushaan tahu ya, di mana menempatkan anak buahnya. Tapi Bapak sekuriti janj
akan memberitahu kalau ada info akirnya saya
pun minta nomornya.
Kembali ke Masjid Tanah Abang
Usai dari Bkai, saya lanfsung melajkan motor saya kembali ke
masjid di daerah Tanah Abang. Tapi sebelumnya saya menepi dulu untuk menelpon si
Mawar untuk mengabarkan. Mawar aga panik, karen akini keberadaan keponakannya
semkin tak jelas. Tapi saya menenangkan, kalau Haikal bisa menjaga diri. Dengan
sampainya dia di Jakarta, maka itu menandakan di Haikal sudah sanggup.
SAya pun kembali melajukan motor saya. Alhamdulillah kali ini
kantor pengurus masjid terbuka. Saya pun disambut dengan Ramah dan baik oleh
seorang bapak pengurusnya. Saya pun menyampaikan maksud kedatangan saya sambil
memberikan memperlihatkan foto si Haikal
Bapak pengurus itu langsung mengenali Haikal, dan bilang, oh
iya Haikal beberapa hari lalu pernah ke sana. Ternyata saat Haikal baru sampai
di Tanah Abang ada seseorang mengikutinya dari stasiun kereta Tanah Aang, sampai sampai ke masjid. Pencopet pasti
sudah paham mana pendatang baru dan mana yang ukan. Apalagi Haikal membawa tas
besar.
Lalu Haikal itu numpang mandi di masjid. Salahnya dia, smeua
barangnya ditarh di luar. Padahal kalau hanya 1 tas besar dan 1 tas selempang,
bisa ya, dimasukkan ke dalam kamar mandi mandi hehe. Nah, saat Haikal mandi, tas
selempangnya yang berisi dompet dan hape disambar orang yang sejak tadi mengikutinya. Masih utung tas besarnya tidak dibawa juga.
Ternyata menurut apa pengurus masjid, tujuan Haikal ke Tanah
Abang untuk mencari tempat-tempat tinggal orang-orang Makassar sekitar sana.
Namun dia lupa kalau sedang berada di Jakarta yang pastinya harus terus
waspada. Lengah sedikit, copet beraksi.
Makanya oleh pengurus masjid, Haikal diarahkan ke Mess Pemerintah Kota Makasar saja yang ada di daerah Senen, Mungkin di sana lebih bisa membantu dan Haikal punya
tujuan. Pengurus masjid juga mencarikan ojek untuk sampai ke tempat tujuan. Dan
untungnya tukang ojek itu memang mangkal dekat masjid saat saya konfirmasi,
benar bapak itu mengantar Haikal ke Mess Pemkot Makassar.
Meluncur ke Daerah Senen
Setelah mengucapkan terima kasih kepada Bapak pengurus masjid itu, saya pun langsung melajukan motor saya ke daerah Senen Jakarta pusat.
Beruntung saya sudah pernah ke sana karena teman saya penah menginap di sana.
![]() |
Foto : Kumparan |
Sampai di sana, Saya pun langsung bertanya kepada pengurusnya, tentang keberadaan Haikal di sana. Ternyata tidak ada yang namanya Haikal. saya pun memperlihatkan foto Haikal. Pengurus itu menukaskan tidak pernah ada orang seperti di foto itu yang datang ke sana. Duh.. bagaimana ini? Kalau di sini tidak ada, saya bakal kehilangan jejak Haikal lagi. Mau ke mana lagi saya mencari Haikal, karena belum ada petunjuk baru lagi dari Mawar,
Namun tiba-tiba pengurus itu berkata, "mungkin di sana, Pak!"
(Bersambung)
0 Response to "Mencari Haikal di Jakarta (Bagian 2)"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.