} Mencari Haikal di Jakarta (Bagian 2) - Bambang Irwanto Ripto

Mencari Haikal di Jakarta (Bagian 2)

 


Saya sangat terkejut saat sampai di alamat tujuan dalam rangka Mencari Haikal d Jakarta. Awalnya kan, dalam bayangan saya kantor itu adalah sebuah kantor tempat Haikal bekerja. Ternyata... itu adalah kantor agen penyalur tenaga kerja. Jadi hampir sama degan yayasan. Makanya apa parkir itu tadi bertanya, apakah saya mau memasukkan surat lamaran kerja.

Pikiran saya mulai bergerilya. Jadi Haikal itu pergi meninggalkan Makassar, sebenarnya belum ada tujuan pasti. Bukan diterima di sebuah perusahaan, datang dari Makassar langsung bekerja. Kalau baru mau melamar pekerjaan, ya statusnya belu  pasti.

Makanya saya agak bingung saat bertanya pada seorang sekuriti di sana. Saya tanyakan, apa Haikal pernah ke sana. Bapak sekuriti itu menjelaskan kalau benar, Haikal pernah ke sana. Tapi sekarang sudah tidak di sana lagi. Berkasnya juga sudah dikembalikan ke Haikal.

Nha, karena saya masih berpikir, oh mungkin Haikal sudah diterima dan ditempatkan di seuha eprusahaan di suatu daerah. Karena adik saya pernah juga ekerja lewat jasa penyalur kerja. Dia ditempatkan di perusahaan d Pulo Mas.

Makanya saya pun bertanya, Haikal ditempatkan di kantor mana atau daerha mana. Tapi apak sekuriti jawab tidak tahu. Logikanya, pasti perushaan tahu ya, di mana menempatkan anak buahnya. Tapi Bapak sekuriti janj akan memberitahu kalau ada info akirnya saya  pun minta nomornya.

Kembali ke Masjid Tanah Abang

Usai dari Bkai, saya lanfsung melajkan motor saya kembali ke masjid di daerah Tanah Abang. Tapi sebelumnya saya menepi dulu untuk menelpon si Mawar untuk mengabarkan. Mawar aga panik, karen akini keberadaan keponakannya semkin tak jelas. Tapi saya menenangkan, kalau Haikal bisa menjaga diri. Dengan sampainya dia di Jakarta, maka itu menandakan di Haikal sudah sanggup.

SAya pun kembali melajukan motor saya. Alhamdulillah kali ini kantor pengurus masjid terbuka. Saya pun disambut dengan Ramah dan baik oleh seorang bapak pengurusnya. Saya pun menyampaikan maksud kedatangan saya sambil memberikan memperlihatkan foto si Haikal

Bapak pengurus itu langsung mengenali Haikal, dan bilang, oh iya Haikal beberapa hari lalu pernah ke sana. Ternyata saat Haikal baru sampai di Tanah Abang ada seseorang mengikutinya dari stasiun kereta Tanah Aang, sampai  sampai ke masjid. Pencopet pasti sudah paham mana pendatang baru dan mana yang ukan. Apalagi Haikal membawa tas besar.

Lalu Haikal itu numpang mandi di masjid. Salahnya dia, smeua barangnya ditarh di luar. Padahal kalau hanya 1 tas besar dan 1 tas selempang, bisa ya, dimasukkan ke dalam kamar mandi mandi hehe. Nah, saat Haikal mandi, tas selempangnya yang berisi dompet dan hape disambar orang yang sejak tadi mengikutinya. Masih utung tas besarnya tidak dibawa juga.

Ternyata menurut apa pengurus masjid, tujuan Haikal ke Tanah Abang untuk mencari tempat-tempat tinggal orang-orang Makassar sekitar sana. Namun dia lupa kalau sedang berada di Jakarta yang pastinya harus terus waspada. Lengah sedikit, copet beraksi.

Makanya oleh pengurus masjid, Haikal diarahkan ke Mess Pemerintah Kota Makasar saja yang ada di daerah Senen, Mungkin di sana lebih bisa membantu dan Haikal punya tujuan. Pengurus masjid  juga mencarikan ojek untuk sampai ke tempat tujuan. Dan untungnya tukang ojek itu memang mangkal dekat masjid saat saya konfirmasi, benar bapak itu mengantar Haikal ke Mess Pemkot Makassar.

Meluncur ke Daerah Senen

Setelah mengucapkan terima kasih kepada Bapak pengurus masjid itu, saya pun langsung melajukan motor saya ke daerah Senen Jakarta pusat. Beruntung saya sudah pernah ke sana karena teman saya penah menginap di sana.

Foto : Kumparan


Sampai di sana, Saya pun langsung bertanya kepada pengurusnya, tentang keberadaan Haikal di sana. Ternyata tidak ada yang namanya Haikal. saya pun memperlihatkan foto Haikal. Pengurus itu menukaskan tidak pernah ada orang seperti di foto itu yang datang ke sana.  Duh.. bagaimana ini? Kalau di sini tidak ada, saya bakal kehilangan jejak Haikal lagi. Mau ke mana lagi saya mencari Haikal, karena belum ada petunjuk baru lagi dari Mawar,

Namun tiba-tiba pengurus itu berkata, "mungkin di sana, Pak!"

(Bersambung)

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mencari Haikal di Jakarta (Bagian 2)"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.