} Grebeg Pandan 2019 Sebagai Upaya Meningkatkan Kerajinan Anyaman Pandan dan Batik di Kebumen - Bambang Irwanto Ripto

Grebeg Pandan 2019 Sebagai Upaya Meningkatkan Kerajinan Anyaman Pandan dan Batik di Kebumen

Grebeg Pandan 2019 Sebagai Upaya Meningkatkan Kerajinan Anyaman Pandan dan Batik di Kebumen - Kabupaten Kebumen terkenal dengan kerajinan anyaman dari daun pandan. Beragam kreasi dan bentuk pun dibuat dari anyaman pandan. Mulai dari tas, sandal, topi, tataan gelas, dan lainnya. Bahkan sering jadi souvenir pernikahan juga. Seperti kipas, gantungan kunci atau tempat lipstik.



Di Kebumen, ibu-ibu di berbagai desa, kesehariannya memang menganyam pandan. Termasuk di sekitar rumah saya. Bahkan di sini ada beberapa jurangan complong. Mereka sebagai pengepul lembaran anyaman pandan, sekaligus memproduksi kerajinannya.

Jadi ada dua jenis proses menganyam di sini. Pertama, bahan untuk menganyam itu dibuat sendiri. Jadi rata-rata, mereka punya kebun pandan sendiri. Tetangga saya, sengaja menanam pandan itu di gunung.

Maka setelah dipanen, maka daun pandan itu dibesek dengan tali senar, dibuat lembaran-lembaran anyaman pandan. Selanjutnya direbus dengan menggunakan tong besar dan pakai kayu bakar. Nah, untuk yang berwarna, pastinya saat perebusan, dikasih pewarna sesuai kebutuhan. Setelah itu direbus, lembanran pandan lalu dikeringkan. Setelah kering, dihaluskan lagi dengan menggunakan potongan bambu, barulah kemudian bisa dianyam.



Yang kedua adalah, orang mengambil lembaran-lembaran yang akan dianyam dari jurangan complong. Lebih praktis, karena tidak perlu bersusah payah membuatnya. Hanya tentu saja, upah yang nanti diterima hanya dari upah menganyam. Sedangkan yang proses pertama tadi, ada upah menganyam sekaligus tambahan bahan anyaman.

Setelah lembaran anyaman selesai, maka disetor ke juruagan complong. Dari sini, mereka membuat beragam bentuk. Khusus tetangga saya, dia menjualnya ke Yogya.Tapi tetap di rumahnya ada work juga. Jadi orang yang datang ke rumahnya, selain bisa melihat proses pembuatan, bisa langsung membeli produknya.

Selain pekerjaan menganyam, ada juga tugas menjahit. Ini tujuannya untuk mempermanis produk. Misalnya pinggiran tas, pinggiran kipas dan sebagainya. Benangnya pun menggunakan bahan anyaman pandan.

Nah, sabtu kemarin, 3 Agustus 2019, bertempat di alun-alun Karanganyar Kebumen, diadakan acara seru. Namanya GREBEG PANDAN. Acara ini adalah lauching kampung pandan, sekaligus kampung batik di kebumen. Untuk kampung pandan meliputi 5 desa yatu Desa Grenggeng, Desa Karanggayam, Desa Pohkumbang, Desa Wonorejo dan Desa Penimbun. Apalagi secara letak geografis, 5 desa ini saling berdekatan.



Acaranya lauchingnya dimulai pagi hari oleh Bapak Yazid Mahfudz Bupati Kebumen. Selanjutnya acara diisi oleh acara seru dan menarik oleh anak-anak sekolah dasar. Seperti tarian topeng Cepetan Khas Karanggayam, menganyam, dan membatik. Tentu saja hal ini bertujuan agar meningkat kecintaan anak-anak pada kekhasan daerahnya sendiri.



Selain dipamerkan kerajinan anyaman pandan dan batik khas kebumen, juga dipamerkan instalasi-instalasi dari bahan dasar anyaman pandan dari sekolah-sekolah di Kebumen, juga dari pengrajin anyaman pandan. Bentuk instalasinya seru-seru. Mulai penari topeng khas Karanggayam atau cepetan, Raja Udang Merah, tugu, sampai dengan ibu-ibu yang sedang menganyam.



Walau cuaca siang pas datang lumayan panas, tapi tidak mengurangi semangat pengunjung untuk datang ke acara Grebeg Pandan ini. Selain melihat-lihat instalasi, pastinya para pengunjung tidak lupa berselie-selfie. Dan juga membeli kerajinan anyaman pandan.



Acara semakin seru, karena siang itu juga ditampilkan kesenian ebeg atau kuda kepang khas kebumen. Pengunjung pun diajak untuk belajar ebeg. Seru acaranya. Hanya sayang cuma sehari. Padahal sudah pas sekali kalau diadakan sabtu dan minggu.



Hanya mungkin saja hanya dilaksanakan sehari, karena esok harinya, minggu 4 Agustus 2019, acara dilanjutkan di Pasar Pereng dengan tema yang sama “Grebeg Pandan”. Jadi pasar Pereng Kali ini diadakan setiap 35 hari sekali, setiap minggu manis atau minggu legi. Dan kebetulan lokasinya adalah Desa Grenggeng yang termasuk salah satu sentra kerajinan anyaman pandan.



Walau sudah berkali-kali saya ke Pasar Pereng Kali ini, tapi rasanya tidak pernah bosan. Makanya saya pun tetap bersemangat ke Pasar Pereng Kali edisi kali ini. Wajib pergi pagi, biar bias menikmati semua kuliner dan acara yang tersaji. Apalagi Pasar pereng Kali hanya berlangsung sampai pukul 12 siang.



Sejak pagi pengunjung sudah ramai. Beragam kuliner bisa dinikmati di sini. Dan.. ternyata beberapa instalasi anyaman pandan yang kemarin dipamerkan di alaun-alun Karanganyar, ikut dipindahkan ke Pasar Pereng Kali ini. Jadi seru.. Yang kemarin tidak sempat ke acara Grebeg Pandan, melihat beberapa instalasi, dan pastinya... selfie-selfie.



Acara semakin seru dengan dipentaskan kembali ebeg. Tarian daerah khas Kebumen ini memang memikat. Saya senang, karena selalu ditampilkan, agar kesenian daerah terus lestari. Dan pastinya semakin diketahui luas.



Semoga dengan acara Grebeg Pandan ini, kerajinan khas Kebumen bisa terus maju dan berkembang. Dan pastinya bisa meningkat perekonomian, sekaligus mengangkat dan mengembangkan potensi desa. Aamiin.

Yang  mau melihat vlog serunya acara Grebeg Pandan, bisa mampir ke channel youtube saya, ya. Maaf masih berantakan. Insya Allah saya akan terus belajar hehehe. Selamat wisata teman-teman..
Yuk, dolan ke Kebumen.




Bambang Irwanto

Subscribe to receive free email updates:

34 Responses to "Grebeg Pandan 2019 Sebagai Upaya Meningkatkan Kerajinan Anyaman Pandan dan Batik di Kebumen"

  1. Acara kebudayaan di Kebumen emang keren keren termasuk Grebeg Pandan. Kalau kemarin baca tempat wisatanya yang keren2 sekerang acara kebudayaannya. Mantaap! Lanjutkan!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga semua itu bisa semakin banyak menarik orang berkunjung ke Kebumen. Soalnya wisata Kebumen beragam, dan keren-keren, Mas Erfano hehehe.

      Delete
  2. Seru juga nih acaranya, pandan pun bisa dijadikan anyaman, masyarakat yang kreatif, memang belum pernah ke Kebumen, tapi dari cerita singkat ini, mewakili kebudayaan kebumen itu sendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Selvi. Sudah sejak dulu, anyaman pandan jadi kerajinan khas Kebumen.
      Yuk, dolan ke Kebumen, Mbak.

      Delete
  3. Keren-keren ya kerajinannya, takjub deh ngeliat orang-orang yang terampil bikin-bikin kayak gitu.
    Semoga acara kayak gini selalu rutin diadakan ya, agar kerajinan masyarakat setempat jadi lebih berkembang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Rey. Diharapkan semakin memanmbah kecintaan anak-anak pada kerajinan khas di Kebumen. Soalnya penganyam sekarang ibu-ibu dan nenek-nenek. jadi nanti agar terus lestari dan berkembang.

      Delete
  4. Unik ya mas tempat wisatanya. keren nih bisa sekalian jadi kunjungan mengedukasi bagi anak-anak buat mengenal kebudayaan indonesia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau ini bukan tempat wisata, Mbak Dyah.
      Ini alun-alun Karanganyar Kebumen. Hanya kebetulan ada acara Grebeg Pandan.
      Tapi memang, acara ini seru dan sangat mengedukasi anak.

      Delete
  5. Bagus-baguuuuss hasil kerajinan anyaman pandannya ya, Mas. Saya ke Kebumen baru sekali, Insyaallah kl ada rezeki dan kesempatan pingin menyambangi lagi Bhumi Tirta Prajamukti ini. Sukses acara Grebeg Pandan 2019.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Nur.
      Beragam bentuk ada. Jadi kalau pas ke Kebumen, jangan lupa beli kerajinan anyaman pandan dan batik khas Kebumen ya, Mbak hehehe.

      Delete
  6. dulu almarhum nenekku suka banget buat anyaman dari pandan pak, ya walaupun tidak sampe dijual tetapi selalu digunakan oleh anak dan cucunya. Dan jenis pandan yang dipakai itu biasanya pandan yang banyak durinya itu, karena pandan wangi beliau pake buat ngelapisi beras saat masak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang Mas Ilham. Ini memang pandan yang lebar. Makanya saat proses pembuatan, itu durinya dibuang dengan cara dibesut pakai tali senar. Kalau pandan kecil disebuat pandan suji. Buat pewarna makanan alami plus pengharum juga.

      Delete
  7. Wah jadi kerajinan khas Kebumen itu bahan bakunya dari pandan ya pak? Bisa dibentuk macem2.
    Seru juga nih ada festival semacam grebeg pandan, bisa memperkenalkan kerajinan khas Kebumen. Ada banyak instalasi buat poto2 pula :D
    Coba kalau ada festival serupa divideokan dan videonya dikirim ke TV yang menerima video Citizen Journalist pak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Aori. Tapi pandannya yang lebar dan berduri itu, Mbak.
      Dan ini sudah saya videokan dan masukin ke youtube saya, Mbak. Hanya memang hasilnya belum bagus. harus banyak belajar lagi. Next kalau sudah bagus, akan saya kirim ke stasiun televisi itu, Mbak.
      Terima kasih, Mbak Aoril.

      Delete
  8. Wah acaranya seru yac mas, mengangkat budaya dan element kerajinan masyarakat lokal. Seperti festival kerajinan lokal gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Ida. Dan semoga diadakan tiap tahun, tidak hanya mengangkat kerajinan anyaman pandan dan batik, tapi hal-hal khas daerah Kebumen lainnya.

      Delete
  9. Ini pasti daun pandan yang gede2 itu ya bukan yang untuk masak bubur kacang ijo? . Btw untuk kerajinan daun pandan sendiri sih belum punya tapi pernah liat sih waktu pulkam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali, Mbak Amrl. Ini yang daun pandannya besar dan lebar, terus ada durinya. soalnya kuat. kalau pandan suji itu memang pewarna dan pengharum makanan.

      Delete
  10. Keren ya mas Bam, Kebumen punya Grebeg Pandan. Selain sebgai wadah seniman untuk tampil lebih baik tapi juga mampu menjadi daya tarik wisata di Kebumen...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, acara ini sangat bagus sekali. jadi harus sering-sering diadakan. paling tidak, jadi agenda tahunan.

      Delete
  11. Wah konten begini nih favorit bikin mupeng pengen ikutan meliput. Grebeg pandan kayaknya keren.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama, Mas Pring.
      Dan memang acaranya keren. Semoga besok diadakan lagi, dan minimal 3 hari. Jadi bisa menyedot banyak para pengunjung, dan kerajinan khas Kebumen bisa semakin dikenal.

      Delete
  12. Saya punya tas anyam pandan Mas...
    Dan baru tahu kalau proses pembuatannya rumit yaa..salut deh sama pengrajinnya!
    Dan acara Grebeg Pandan seperti ini bisa jadi salah satu cara untuk edukasi, sosialisasi dan melestarikan pandan sebagai salah satu hasil kerajinan Kebumen.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Dian. Prosesnya sangat panjang dari daun pandan, sampai jadi sebuah produk.

      Delete
  13. Kemarin pas ke Jogja sempat mampir ke Sentra workshop menganyam eceng gondok. Jadi tertarik untuk mampir ke sentra menganyam daun pandan ini, biar lebih banyak tau.

    Festival semacam Grebeg Pandan ini emang harus diadakan rutin ya, untuk menjaga kelestarian budaya sekaligus mengenalkan potensi daerah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mampir sini, Mbak Nanie. Apalagi dari Yogya dekat. Antara Yogya dan Kebumen juga banyak wisata seru. Dan memang Mbak, acara seperti ini, wajib terus diadakan.

      Delete
  14. Waaah jadi pengen piknik ke Kebumen nih mas. Ternyata Kebumen penghasil anyaman pandan yang sangat banyak ya. Kreatif2 banget ya, bisa dijadikan tas, sandal, topi dll. Itu ada koboy mejeng disitu wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yu, segera ke Kebumen, Mas Bowo. Pokoknya seru.
      Kalau yang mejeng itu sih, artis Kebumen, Mas hahaha

      Delete
  15. Keren, ngangkat kebudayaan lokal. Sukses selalu mas untuk perjuangannya :)

    jadi makin tau dengan budaya serta kehgiatan dan event-event lokal di daerah lain :) semoga ada kesempatan untuk ikut serta di event event tahun lainnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, terima kasih Mas Rahman.
      Harapan saya sih, semoga lewat tulisan ini, teman-teman semakin banyak tahu seputar wisata dan kerajinan khas Kebumen. Dan memang acara seperti ini sangat perlu sekali sering diadakan, Mas.

      Delete
  16. mulai langka ini mas bahan baku nya dikota2 besar apalagi gk pernah liat, tinggal dipoles dan dijaga kualitasnya untuk bisa bersaing dengan produk2 yang sudah ada

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bersyukur ini lahan masih luas, Mbak Aini. Jadi memang banyak ditanam sendiri, jadi bahan baku masih tersedia.

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.