} Tips agar Keuangan Tidak Overthinking - Bambang Irwanto Ripto

Tips agar Keuangan Tidak Overthinking

 Tahun 2023 sudah memasuki bulan kedua. Januari sudah pergi. Apa kabar dengan keuangan, teman-teman? Apa masih stabil dan sesuai dengan perencanaan keuangan yang telah disusun?



Tahun Baru, Keuangan Jangan Boncos

Memasuki tahun baru, memang kebanyakan orang sudah ancer-ancer menyusun keuangan. Awal tahun juga jadi tolak ukur keadaan keuangan. Apakah masih stabil atau tidak.

Nah, inilah yang menarik saya untuk mengikuti talkshow seputar finasial dengan pembicara Mbak Mbak Annisa Steviani selaku Certified Financial Planner. Talkshow ini merupakan rangkaian  dari Jakhumfest 2023 yang berlangsung sabtu minggu 28-29 2023 di Pos Bloc Jakarta.




Cek Keadaan Keuangan

Hal pertama yang harus kita perhatikan adalah cek dulu penghasilan.  Karena ada beberapa hal yang mempengaruhi, berkurangnya dana kita. Misalnya apakah tahun baru ini pindah ke tempat kerja yang baru, atau justru mulai tahun ini tidak bekerja lagi karena satu dan lain hal.

Dan sebenarnya, stabil kan keuangan kita bukan dilihat dsro awal tahun, tapi dari tahun sebelumnya.  Kalau keuangan kita sudah stabil, tersusun rapi, maka awal bulan itu keuangan akan stabil sampai seterusnya.

Penyebab badget Overthinking

Banyak sekali hal-hal yang membuat badget kita jadi overthinkinmenabungya saat akan memperbaiki keuangan kita, harus diperhatikan hal-hal berikut :

Pengeluaran

Salah satu penyebab utama budget over thinking,  karena pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Istilahnya lebih besar pasak daripada tiang. Apa lagi zaman now, godaan belanja sangat besar. Bisa saja ada dendam di masa lalu yang ingin dibalaskan di masa sekarang. Misalnya dulu jarang beli baju, sekarang pengin beli baju terus. Misalnya seperti ithuuuu.. Syahrini hahaha

Menjadi Generasi Sandwich

Hal lain yang membuat keuangan belum stabil, karena diantara kita masih banyak yang menjadi generasi sandwich, dimana harus menanggung keluarga dan orang tua.

Menurut Mbak Nisa, membantu orang tua itu kedudukan masih di antara berbuat baik dan kewajiban. Membantu orang tua adalah perbuatan baik sekaligus kewajiban bagi seorang anak. Makanya bagi seorang anak, itu adalah hal yang harus ditunaikan. 

Hanya saja, terkadang keadaa anak tidak selalu bisa menunaikan hal itu. Makanya Mbak Nisa menugaskan, memberi orang tua sesuai kemampuan saja, apalagi kalau keuangan sedang terbatas. Pastinya kita harus memberi pengertian juga kepada orang tua, misalnya sekarang baru bisa memberi sekian, bila ada rezeki, Insya Allah akan ditambah. Dengan begitu tercapai nilai kebaikan dan kewajiban kepada orang tua.

Suka Berutang

Hal selanjutnya yang membuat keuangan tidak stabil adalah suka berutang. Mbak Nisa mejelaskan  di kalangan masyarakat ada anggapan, kalau tidak berutang, maka tidak punya. Nah, kenapa tidak diluruskan stigma itu, misalnya kenapa harus berutang kalau punya.

Punya ini maksudnya memiliki uang. Dan cara paling jitu punya  uang dulu untuk memiliki sesuatunya, dengan cara menabung dulu.


Tips Jitu agar keuangan stabilkan

Sebagai sesi penutup Mbak Nisa memberikan tips-tips ritu agar keuangan  tidak boncos. Nah, ada 4 tahapan yang harus kita lakukan dan tahapan ini harus dilakukan  secara berurutan .



Penghasilann cukup untuk semua kebutuhan

Faktor penting agar keuangan stabil adalah penghasilan kita harus cukup dulu untuk kebutuhan kita. Hitungan secara matematikanya yang mudah, gaji kita sebulan, harus cukup untuk semua kebutuhan kita selama sebulan. Nah, inilah yang harus kita atur.

Mbak Nisa pun lalu menjelaskan triknya. Salah satu yang banyak dilakukan orang adalah dengan menyiapkan pos-pos keuangan sesuai kebutuhan. Misalnya pos uang anak sekolah, pos cicilan rumah, pos belanja kebutuhan, dan pos-pos lainnya.

Setelah ada pos-pos, pastinya mulai ada pengeluaran atau pemakaian uang di pos-pos itu. Nah, jangan lupa untuk mencatat sekcil apapun pengeluaran. Karena terkadang orang malas, tahu-tahu heran dan bingung, uang kemarin dipakai apa, ya?

Nah, dari catatan-catatan pengeluaran itu, nantinya kita akan tahu, apa saja pengeluaran yang perlu sesuai kebutuhan, apa saja yang tidak. Nantinya akan jadi evaluasi untuk bulan berikutnya.


Siapkan dana darurat

Saat menyiapkan pos-pos keuangan, pos satu ini tidak boleh terlupakan, yaitu pos dana darurat. Mbak Nisa mengingatkan, dalam kehidupan ini, banyak hal yang terjadi diluar rencana kita. Datang begitu mendadak. Misalnya tiba-tiba anak sakit, kendaraan rusak, dan sebagainya. Kalau ada dana darurat, kan tidak panik, juga tidak perlu menggunakan dana dari pos-pos lain.

Berasuransi

Banyak orang yang berinvestasi, tapi lupa berasuransi. Padahal menurut Mbak Nisa ini urutannya tidak pas. Jadi kita harus punya asuransi dulu, baru setelah itu berinvestasi. 

Soalnya banyak kejadian, orang berinvestasi di mana-mana. Tapi saat sakit, dia tidak punya asuransi kesehatan. Akhirnya investasinya dijual untuk biaya berobat.


Investasi

Setelah 3 poin di atas sudah terpenuhi atau berjalan dengan baik, selanjutnya baru kita mulai berinvestasi. Dans secara logika, kalau keuangan sudah stabil, maka berinvestasi akan jadi konsisten.

Salah satu hadirin bertanya kepada Mbak Nisa, kapan sebaiknya berinvestasi? Sesuai pengalaman Mbak Nisa, investasi bisa sedini mungkin, tapi seperlunya saja. Nanti serius investasi di usia 30 tahun saja.

Kenapa? Karena ada usia yang harus dipakai untuk bersenang-senang dulu. Misalnya usia 20 tahun. Usia itu masanya kumpul bareng teman, nonton konser musik penyanyi atau band idola, jalan-jalan wisata dan sebagainya. Karena masa 20-an itu tidak akan kembali lagi. Misalnya kumpul teman akan susah, karena semua sudah berkeluarga atau pindah ke kota lain.

Pastinya pilih investasi yang pas dan sesuai dengan dirimu sendiri. Misalnya tujuan investasi ingin beli rumah, terus berapa tajun jangka waktu investasi, dan apa jenis investasinya.

Nah, itu dia tips jitu agar keuangan tidak Overthinking terutama di awal tahun. Semoga hasil sharing ini bermanfaat. Terus semangat. 


Bambang Irwanto


Subscribe to receive free email updates:

23 Responses to "Tips agar Keuangan Tidak Overthinking "

  1. Serius ya, salah satu hal yang bikin cepat tuwah saking dipikirin mulu ya duit, nyebelin banget sih si duit itu, kenapa bikin orang overthinking mulu hahaha.
    Setuju banget sih saya, biar ga overthinking wajib melakukan beberapa hal.
    Salah satunya sediakan dana darurat, ini penting banget khususnya di masa nggak menentu kayak sekarang

    ReplyDelete
  2. Tentang suka berutang, kayanya ini sudah menjadi "penyakit" deh
    Bareng komunitas, saya pernah membantu orang2 yang terjerat rentenir
    Eh sesudah dibantu, dia ke rentenir lagi untuk kebutuhan yang gak urgent
    Mungkin mentang2 gampang, jadi nyandu deh

    ReplyDelete
  3. Saya berusaha untuk tidak berhutang, tujuannya agar cashflow tidak berantakan. Dan lagi berusaha untuk belajar investasi yang terdaftar di ojk. Semoga kebutuhan yang kita butuhkan tercukupi.

    ReplyDelete
  4. Suka banget baca artikelnya. Bahasanya gak bikin bosen. Anak muda banget. Judulnya juga bikin penasaran... Ditunggu artikel selanjutnya ya... Btw, salut and congrats buat panitia JakHumFest 2022.

    ReplyDelete
  5. Punya dana darurat ini harus dipaksakan sih.
    Karena adakalanya memiliki kebutuhan yang darurat dan harus terpenuhi saat itu juga.
    Maka dari itu pengelolaan keuangan sebisa mungkin apik, biar gak bikin kepala migren ya Pak Bams, hehe

    ReplyDelete
  6. Bhahaha aku merasa tertampar ini karena baru tahun baru keuangan udah boncos. Dana darurat udah dipake berobat aku sama bapak muehehe. Tapi bener banget sih aku setuju kalau asuransi, investasi, dan dana darurat tuh penting banget biar gak overthinking masalah keuangan

    ReplyDelete
  7. Agar bisa mengelola keuangan pribadi dengan baik mesti di mulai sedini mungkin. Dan hal itu pun trgantung bagaimana cara mengelola keuangan secara tepat. Talkshow di Jakhumfest begitu inspiratif ya

    ReplyDelete
  8. Baru tau lho aku ada keuangan yang over thinking, terimakasih sudah berbagi cerita, kami pun di sini sedapat mungkin gak mau berhutang, mengukur tidak memaksakan membeli sesuatu jika gak cukup uangnya, kecuali dalam keadaan mendesak seperti untuk keuangan sekolah kami sempat minjem, itu pun segera kami lunasi biar nyaman aja gitu..

    ReplyDelete
  9. Setuju, harus semakin lebih baik mengatur keuangan dan terutama menghindari hutang termasuk menggunakan tawaran paylater, itu sungguh melenakan. Semoga tahun ini bisa lebih banyak menabung... :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju kak.
      Tahan bentaran ya dengan menabung atau investasi buat memenuhi apa yang diimpikan. Ketimbang berhutang yang malah jadi banyak pikiran dan sesuai dengan judul artikelnya Pak Bams, "overthingking"

      Delete
  10. Nice info kak.. jadi paham harus mulai dari mana duluan.. apalagi tengok umur udah seperempat abad gini.. jadi harus pintar2 investasi

    ReplyDelete
  11. Cek keadaan keuangan harus selalu dilakukan setiap waktu ini. Jangan sampai akibat banyaknya promo bikin tergoda, dan mengalihkan yang seharusnya untuk dana darurat dan saving jangkan panjang menjadi dana yang habis seketika.

    Bikin keuangan tidak overthinking benar-benar kebutuhan nih mas.

    ReplyDelete
  12. Saya akuin sulit banget untuk mengatur keuangan di masa sekarang. Lah semua kebutuhan sehari-hari naik. Belum lagi biaya sekolah dan lain sebagainya. Mau investasi, eh uangnya sudah keburu terpakai untuk keperluan lainnya, hahaha 😂

    ReplyDelete
  13. haahh aku banget nih lagi overthinking karena baru ambil KPR wkwk maklum namanya juga newbie tapi selama semuanya tetep lancar harusnya ngga ada yang perlu dikhawatirkan ya Pak

    ReplyDelete
  14. aku paling anti berutang untuk keperluan konsumtif Pak Bams, karena pastinya akan merugi

    ReplyDelete
  15. Kebiasaan suka berhutang memang bahaya banget untuk kemampuan finansial kalo gak dikontrol dengan baik. Biasanya orang yang suka ngutang karena kepengen punya barang yang dia mau tapi sebenernya finansial dia itu belum mampu untuk membeli hal tersebut. Kebiasaan seperti ini kalau gak dibuang jauh-jauh siap siap deh kena masalah finansial.

    ReplyDelete
  16. Tipsnya realistis banget, Pak Bams. Saya suka. Iya sih, ada hal2 yg gak bisa kita hindari seperti membantu orangtua. Saya sendiri mewajibkan diri untuk melakukannya dan yakin Allah berikan jalan rezeki yg tak terduga.

    ReplyDelete
  17. Terimakasih remindrenya pak agar bisa mengelola keuangan dengan lebih baik lagi

    ReplyDelete
  18. Ada banyak sekali penyesuaian keuangan yang harus kita lakukan agar kondisi masing-masing keuangan tetap dalam kondisi sehat. Dan tipsnya sungguh harus sangat dipertimbangkan kembali mengenai gaya hidup yang bermudah-mudah untuk mengeluarkan uang tanpa menghasilkan sesuatu atau memiliki sumber penghasilan yang bisa diandalkan seperti dari gaji atau investasi.

    Jadi tercerahkan, mas Bams.
    Haturnuhun.

    ReplyDelete
  19. utang adalah salah satu yang sangat kami hindari pak, lebih baik menunda memiliki sesuatu daripada harus membebani diri sama utang ya :') the real overthinking banget

    ReplyDelete
  20. saya termasuk generasi sandwich nih, tapi bener alhamdulillah ada aja rezekinya. Dan lagi belajar berinvestasi juga dikit-dikit tuk masa depan yang lebih baik sebagai langkah mengatur keuangan biar gak overthinking

    ReplyDelete
  21. wah mantap pak, memang harus disesuaikan ya pemasukan dan pengeluarannya, biar pas sesuai apa yang dibutuhkan bukan diinginkan hihi

    ReplyDelete
  22. ah dana darurat itu pe'er banget sekaligus menjadi yang paling penting yaa pak, kami kemarin ada api udah kepakai dan sekarang lagi ngumpulin ulang deh

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.