} Mencari Cerita Orang-Orang Belanda yang Telah Bersemanyam di Kerkop Gombong - Bambang Irwanto Ripto

Mencari Cerita Orang-Orang Belanda yang Telah Bersemanyam di Kerkop Gombong

Mencari Cerita Orang-Orang Belanda yang Telah Bersemanyam di Kerkop Gombong- Teman-teman pernah mengunjungi Kerkop? Atau bahkan baru dengar nama Kerkop? Kerkop sesuai kamus Bahasa Indonesia artinya kuburan orang eropa. Dan tentu saja termasuk Belanda ya. Tapi sebenarnya, Kerkop itu tulisan aslinya adalah Kerkhof yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti halaman gereja.. Tapi dari suku katanya Kerk berarti gereja dan hof bermakna tunggal.



Nah, di Gombong Kebumen, ada Kerkop Belanda yang berada di Desa Semanding. Orang sekitar menyebutnya Kuburan Landa (Landa  = Belanda). Letaknya tidak jauh dari Benteng Van Der Wijck yang merupakan benteng peninggalan kolonial Belanda. Dulu di Benteng Van Der Wijck ini memang merupakan pusat pemerintaan kolonial Belanda di Gombong.

Benteng Van Der Wijk (Foto : Bambang Irwanto)


kali ini saya akan mengajak teman-teman untuk mengunjungi Kerkop Gombong ini. Soalnya, jujur saya penasaran juga, seperti apa suasana dalam kerkop Gombong ini. Tidak usah merinding, kan saya ke sananya siang-siang. Jadi lupakan soal dunia lain hehehe.

Setelah beberapa kali lewat Kerkop Gombong ini, akhirnya saya ada kesempatan juga masuk ke arenya. Dari luar, tampak sebuah pemakanan yang depannya di tembok, namun dari kiri, lalu ke belakang dan sampai ke sisi kanan, hanya pakai kawat berduri. Ini karena, bagian kiri, belakang dan kanan Kerkop memang dikelilingi sebuah kali. Makanya, sudah banyak bagian yang gugur juga tergerus air.

Tampak depan Kerkop Gombong (Foto : Bambang Irwanto)


Saya pun melajukan pelan motor saya memasuki kerkop Gombong. Di sisi kiri ada sebuah kamar untuk juru kunci, sedang sebelah kiri tempat parkir. O, iya untuk masuk ke sini tidak ada tiket masuk. Hanya mungkin, bagi orang yang ziarah ke makam keluarganya, ada uang jaga dan bersih makam yang diberikan untuk juru kuncinya.

Kerkop Gombong dari sisi kiri (Foto : Bambang Irwanto)


Nah, Kebetulan pas saya datang, ada satu rombongan. Dan dari plat mobilnya,mungkin dari Bandung yang ziarah. Dari perawakan wajahnya jelas mereka keturunan tinghoa yang akan ziarah ke makam keluarga mereka. Lho katanya perkuburan orang eropa, kok ada makan orang thoinghoa? Tanya saya dalam hati.

Saya pun bergegas mengikuti mereka yang terdiri dari 3 ibu-ibu dan 1 bapak-bapak yang usianya saya taksir di atas 55 tahun. Lalu ada anak gadis usianya sekitar 14-15 tahun. Mereka didampingi satu sopir menuju sebuah makam.  Oh, ternyata satu area ini adalah satu keluarga. Jadi nisannya sudah dijadikan satu. Saya pun melipir menjauh, dengan alasan tidak mau menganggu acara ziatah mereka.

Salah satu area makam keluarga Tionghoa (Foto : Bambang Irwanto)


Oh.. oh.. Awalnya, saya mengira kerkop Gombong ini hanya berisi makam-makam orang Belanda. Paling tidak, mungkin dulu jenderal, para pejabat tinggi, yang dulu tugasnya di Benteng Van Der Wijck.  Jadi daripada dimakamkan jauh-jauh, jadi dipilihnya Desa Semanding yang lokasinya memang dekat Benteng.

Salah satu kuburan Suami, Istri, dan anak (Foto : Bambang Irwanto)


Dan ternyata.. setelah saya mulai menyelusuri kerkop Gombong ini, Ternyata banyak juga makam-makam orang tionghoa yang dimakamkan satu keluarga di satu area. Jadi model makam mereka hampir sama, termasuk ada tempat duduk di kedua sisi depan makam. Dan karena memang keturunan mereka masih ada, maka rata-rata pemakaman orang tionghoa lebih bagus dan terawat dibandingkan makam-makan Belanda.

Makam Tionghoa leih terawat (Foto : Bambang Irwanto)


Namun menurur Bapak juru kuncinya, terkadang ada juga orang Belanda yang datang ke sini untuk mencari jejak leluhur mereka. Biasanya mereka ke Roemah Martha Tilaar untuk mencari infornasi yang letaknya juga tidak jauh dari Kerkop.

Saya pun terus menyusuri area pemakaman. Seperti kuburan lainnya, kerkop ini juga ditumbuhi bunga Kamboja. Makanya ya, tidak heran kalau bunga kamboja identik dengan bunga orang mati atau bunga kuburan. Ada juga yang menyebutnya bunga mistis. Bahkan ada yang percaya dan tidak mau menanam bunga kamboja.

Pohon kamboja di Kerkop Gombong (Foto : Bambang Irwanto)


Rata-rata makam orang Belanda itu sangat bisa dibedakan. Gaya makam mereka bergaya eropa. Saya membayangkan dulunya terlihat sangat megah. Ornamen-ornamennya sangat keren.

Hanya sayang seiring waktu, banyak yang sudah rusak. Bahkan nama di batu nisan sudah tidak dikenali lagi. O, iya, makam orang Belanda ini sekitar abad 19 dan avad 20. Makanya tahun meninggalna bervariasi. meninggal bervariasi tahunnya. Ada yang 1886 ada yang 1932 dan sampai 1940 sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Wah... tahun segitu, saya masih ada di mana ya? Hehehe.

(Foto : Bambang Irwanto)

Foto : Bambang Irwanto


Banyak juga makam-makam anak bayi yang usianya hanya beberapa bulan. Dan ada juga yang kuburannya bersisihan dengan orang tuanya. Jadi sepertinya saay anaknya meninggal, orang tuanya sudah kavling tanah di dekatnya.

Di antara makam-makam Belanda yang ada, yang paling menonjol adalah makam berbentuk rumah. Sangat kental sekali nuansa eropanya. Pas saya tengok ke dalam, lho.. mana kuburannya? Ternyata ada lubang, jadi makamnya ada di bawah.

Foto : Bambang Irwanto


Yang menarik juga adalah makam di dekat pintu masuk yang dipagari. Sayangnya saya kurang jelas membaca tulisan pada nisannya. Jadi saya tidak tahu itu kuburan siapa. Pas saya tanya si Ibu yang menjaga makam, jawabnya, “Makan orang Landa.” Yang maksudnya makam orang Belanda.

Foto : Bambang Irwanto


Eh.. Ibu itu malah cerita, kalau sering ada perempuan tanpa kepala yang hendong anak. Sedikit merinding, tapi saya makslum sih. Memang ada dunia lain selain dunia fana ini. Jadi saya selalu ingat pesan ornag tua, kalau ke suatu tepat, harus permisi, klonuwun, tabe, Assalamualaikum pada penghuni sana.



Sebentar saja, saya sudah selesai menyusuri Kerkop Gombong ini. Saya pun bergegas meninggalkan lokasi. Biar bagaimana pun, Kerkop Gombong ini jadi bukti sejarah keberadaan kolonial belanda di kota Gombong.  Yang pasti, ada cerita dibalik setiap jasad yang telah bersemayam.

Bambang Irwanto

Subscribe to receive free email updates:

40 Responses to "Mencari Cerita Orang-Orang Belanda yang Telah Bersemanyam di Kerkop Gombong"

  1. Kali ini postingan menjurus ke hal hal yang menyeramkan. Makam Belanda ini adalah makam yang lumayan bikin bulu kuduk berdisko ha..ha... Oh ya, di Bogor juga ada makam Belanda. Letaknya di dalam Kebun Raya Bogor, kalau lewat atau sengaja mendatangi. Aroma aroma kesyeremannya sudah terpancar...hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. kalau siang sih, aman, Mas Erfano. Malah penasaran, makam orang Belanda siapa saja yang bersemayam di Kerkop Gombong ini.
      Soalnya ini erat hubungannya dengan Benteng an Der Wijck juga Mas. Jadi wajib mampir ke sini hahaha.

      Delete
  2. Kuburannya sudah banyak yang rusak dan bercampur ya. Itu yang ada lubangnya gimana gitu ya, kayak di film-film. Apakah bisa dipakai untuk orang sekarang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, dan rata-rata yang rusak memang makam orang Belanda, Kak.
      Soalnya kan garis keturunannya mungkin jauh di Belanda atau kehilangan jejak leluhurnya.
      ang berlubang itu, ya dibiarkan saja begitu.

      Delete
  3. Wah seru bgt nih mas. Aku jadi tau cerita cerita tentang orang belanda yang ada di indonesia maz

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Miskah.
      jejak-jejak kaum kolonial Belanda, memang tidak lepas dari sejarah Bangsa Indonesia ya, Mbak.

      Delete
  4. Baru tahu kalo kerkhof artinya halaman gereja
    Mungkin karena dulu, halaman gereja dijadiin tempat pemakaman ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Maria. memang pengertiannya seperti itu.
      Jadi gereja bukan hanya tempat beribadah, tapi juga tempat makam.
      Makanya Kerkop pengertiannya seperti itu.

      Delete
  5. Jadi inget om hao dari kisah tanah jawa kalau baca ini, hehe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini kalau buat setting novel, bahkan film juga bagus ya, Kak hehehe.

      Delete
  6. hwiiiih menarik ini! kayanya wisata makam itu memang menarik ya. menelusuri peristiwa kematian untuk belajar. btw di bandung juga ada kerkof..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Dhenok. Soalnya Kerkop ini erat hubungannya dengan Benteng Van Der Wijck.
      Ayo, ditulis kerkop yanga da di bandung, Mbak.

      Delete
  7. jangan-jangan ada drakula juga mas ^_^ di kota kelahiran saya di Garut juga ada kerkhof, tapi sekarang menjadi lapangan olah raga. Mungkin dulunya itu kuburan Belanda.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. banyaknya si menir-menir dan noni-noni belanda, Mas Irpan hahaha.

      Nah, saya kemarin baca soal kerkop Garut itu, Mas. Jadi makamnya dipindahi ya.
      dan dijadikan lapangan olahraga.

      Kalau Kerkop Gombong ini saya rasa aman. karena sudah ada lapangan luas di sini, dan masih banyak tanah kosong.

      Delete
  8. Kerkop ada di mana-mana. Kebanyakan tinggal sedikit saja kuburan Belandanya. Saya beberapa kali lewat Gombong, tapi baru tahu kalau ada makam Belanda di situ.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Dyah. Soalnya kan jejak-jejak Kolonial Belanda menyebar ke seluruh nusantara, Mbak.
      Nah, nanti pas lewat Gombong mampir ya, Mbak hehehe.

      Delete
  9. Benar, kosakata kerkop baru aku dapetin di blog ini mas Bambang. Lagi-lagi daku dapet ilmu baru mas. Kalo boleh tau, untuk masuk lokasi ini dipungut biaya atau nggak mas? Dan apakah tempat ini buka 24 jam?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak ada tiket masuk, Mbak Shisca.
      Terus bukanya dari pagi sampai sore saja.
      Kalau buka 24 jam, takutnya ada orang yang nyelenenh, Mbak. Misalnya cari wangsit di sana hehehe.

      Delete
  10. Wah, kali ini syutingnya di makam ya mas.. hahaha

    meski siang, apa gak ada perasaan yang ganjil mas, datang ke makam yang sudah kuno begitu? Saya sih emoh, hahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biar beda, Mbak hahaha.
      Tidak, Mbak. Soalnya kan pas datang permisi dulu.
      Pokoknya kalau sya niatnya baik dan tidak macam-macam di sana, aman, Mbak hehehe

      Delete
  11. Makamnya kok sedikit ya? Soalnya bayangan aku kan pasti Menir dan Noni-noni Belanda banyak jumlahnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnyan banyak, Mbak Tyas.
      Hanya banyak yang rusak, bahkan sudah menyatu dengan tanah. Jadi saya masukkan beberapa saja dalam postingan.

      Delete
  12. Bener banget bang, udah asumsi yang kuat bahwa bunga kamboja itu bunga kuburan. xixixi...
    Duh, walaupun siang ke kuburan kuno gini aku bakal merinding juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Dyah.
      Tapi ini termasuk ramai, Mbak. Soalnya ada yang ziarah, ada juru kuncinya, terus letaknya di tepi jalan ramai juga. Banyak orang lalu lalang. Kalau letaknya gak sepi, memang bikin merinding, Mbak. Aoalagi pas sendiri hahaha.

      Delete
  13. Saya baru ini dengarnya, menambah pengetahuan baru lagi buat saya.
    Memang jika kuburan atau makam zaman dulu khususnya kaum belanda, banyak cerita yang bisa di kulik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Alva. Dan kehadiran Kerkop ini sangat erat kaitannya dengan sejarah juga. termasuk kehadiran kolonial Belanda dengan Benteng Van Der Wijck juga.

      Delete
  14. Baru baca dan lihat2 fotonya terasa aura mistisnya, agak seram gitu kalau malam hehehehe....tapi ternyata peninggalan jaman belanda ini udah dimanfaatkan jadi tempat pemakaman.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang kalau pemakaman aura mistisnya kuat, Mbak Selvi.
      Dan ini memang sejak awal pemakaman Mbak. Hanya mungkin di luar orang Belanja, juga ikut dimakamkan di sini.

      Delete
  15. ngeliat kuburan gede2 gini, aku jd inget kuburan orang batak di sepanjang jalan tarutung sibolga.. gede2, megah dan banyak patung :D. ga kebayang sih pas meninggal berarti harus mengeluarkan uang banyak utk membangun itu semua. Sama dengan kuburan belanda ini yaa.. walopun serem liatnya, aku tertarik kalo diajak ke tempat2 yg punya nilai historis begini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Fanny. bentuk arsitekturnya sangat memikat. Makanya saya pun tertarik untuk mengulik ceritanya.

      Delete
  16. Replies
    1. Iya, Mbak Tira.
      Saya membayangkan zaman baru dibangun, pasti megah sekali.

      Delete
  17. saya suka terharu melihat makam - makam orang asing di Indonesia.kebayang kan mereka merantau begitu jauh dari eropa untuk mencari hidup lebih baik di sini.lalu meninggal jauh dari kampung halaman dan orang yang mungkin menegenal mereka

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya ini bukan makam orang Belanda yang khusus merantau jauh untuk mencari penghidupan yang lebih baik, Mbak Dona.
      Rata-rata yang di makam di kerkop ini adalah petinggi, atau tentara Belanda yang dulu bertugas di Gombong saat Indonesia masih dijajah.

      Delete
  18. Menarik juga ya mas, cerita ketika mencari orang-orang belanda di kerkop ini... Aku pikir itu emang gereja atau bekas gereja lho tadi. ternyata makam yaaa... Jadi nambah wawasan deh... seperti biasa cerita mas bambang selalu seruu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Qoty. Karena mereka menganggap, Gereja bukan hanya tempat beribadah, tapi juga pemakaman. Makanya itulah artinya dari Kerkop yang sebenarnya.

      Delete
  19. Pak Bambang bisa aja, kuburan dijadikan tulisan hehe. Selalu ada yang menarik ya misteri2 makam orang Belanda zaman dulu itu. Sayang emang sih ada yang kurang terawat. Jd pengen tahu nih dulu area sana sejarahnya gmn kok banyak org Belanda hidup di sana :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi di Gombong dijadikan salah satu pusat pemerintahan kolonial Belanda, Mbak April. Makanya di kebumen itu, setau saya hanya di sini ada Bentengnya. Makanya di sekitar Benteng itu, dulu banyak dihuni orang-orang Belanda.

      Delete
  20. Seru banget bacanya asli, soalnya saya seneng sama yang begini-begini..kuburan lama, tempat-tempat terbengkalai. Gimana ya, sambil baca tuh sambil membayangkan siapa aja sih mereka, gimana dulu mereka hidup dan lain-lain..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Nuniek. Saya pun pas menyusuri Kerkop ini, sambil membayangkan sosok yang bersemanyam di sana. Lalu bagaimana kehidupannya selama di Gombong hehehe.

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.