Menyambut Pagi dan Melihat Sunrise di Bukit Pesona Kayangan Karanggayam kebumen - Menyaksikan sunrise atau matahari terbit secara langsung, itu memang sudha jadi impian saya sejak lama. Maklum saja, saya lahir dan besar di kota Makassar, lalu kemudian merantau ke Jakarta. Jadi yang namanya bercumbu dengan alam itu jarang sekali.
Makanya, saya bersyukur karena sekarang ini saya tinggal di kampung halaman Bapak saya, yaitu Kebumen. Kabupaten di Jawa Tengah ini memiliki pesona alam yang memikat. Komplit termasuk pantai dan bukit yang pas untuk berburu sunrise dan sunset.
Nah, salah satunya adalah Bukit Pesona Kayangan yang berada di Karanggayam Kebumen. Sebenarnya, saya sudah 3 kali ke bukit Pesona Kayangan ini. Tapi hanya sebatas menikmati keindahan alamnya, plus selfie-selfie.
Padahal menurut pengelolahnya, sunrise di Bukit Pesona Kayangan sangat memikat. Hanya memang perlu diperhatikan waktu-waktunya. Soalnya kadang sunrise tidak tampak karena tertutup kabut atau mendung.
Baca Juga : Serunya Berwisata di Bukit Pesona Kayangan Karaggayam Kebumen
Makanya, di awal September ini, sepertinya cuaca mendukung untuk berburu sunrise. Apalagi kemarin, saya baru saja berhasil berburu sunset di pantai Setrojenar di hari sabtu. Jadi ini hari minggu, paslah waktunya. Niat banget ya.. hehehehe
Makanya, pas hari minggunya, saya sehabis salat subuh dan sekitar pukul setengah 5, saya sudah meluncur ke Bukit Pesona Kayangan. Kebetulan lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah saya di Gombong. Karena niat, dingin juga diterabas hahaha.
Baca Juga : Serunya Berburu Sunset di Pantai Setrojenar Kebumen Jawa Tengah
Hanya pas jalan nanjaknya menuju lokasi saya agak jiper. Jadi ada satu jalur yang saya baru ngeh itu kayak hutan kecil tanpa rumah penduduk. Tapi bagaimana ya, sudah kepalang tanggung. Jadi saya lewat saja hehehe. Dan pas di tengah jalan, saya agak kaget lihat ada sosok sedang duduk di tepi jalanan. Dia memejamkan matanya saat lampu motor saya menyorotnya. Duh.. entahlah siapa dia hehehe.
Tepat pukul 05.05 saya sampai di Bukit Pesona Kayangan. Masih gelap dan sepi. Saya pun berinisiaf memarkir motor di sisi timur saja, yang berdekatan dengan rumah warna. Namun ternyata saya beruntung, karena ada 4 motor yang parkir di tengah lokasi. Lalu saya lihat ada du tenda. Ehm.. kayaknya ada yang camping nih.
Saya pun memutuskan parkir di sana. Dan syukurlah, tampak 4 orang, 3 cowok 1 cewek sedang berada di dekat api kecil. Saya pun menghampiri mereka. Ternyata mereka memang sengaja camping untuk menunggu sunrise. Pas lah... kalau begitu.
Saya pun berbincang dengan mereka. Katanya, kalau mau menyaksikan sunrise bagus, itu di bukit dekat loket tiket masuk tadi. Soalnya mereka kemarin camping di situ. Hanya kali ini, mereka pengin foto-foto dengan berlatarkan wahana yang ada di Bukit Pesona Kayangan. Setelah berpikir sejenak, saya tertarik menuju ke sana.
Akhirnya saya kembali ke arah pntu masuk lagi. Sejenak saya bingung, jalan mana ya? Akhirnya saya masuk ke jalan kecil di sisi utara. Yang jalanannya lumayan turun tajam. Syukur saja saya tidak jatuh.
Saya pun terus menyusuri jalanan kecil yang dibeton itu, sambil celingak-celinguk mencari bukit yang dimaksud anak-anak muda tadi. Masih ada sih rumah-rumah warga, dan ada juga yang rumahnya terpisah sendiri. Tapi sampai mentok jalan, bukit yang saya cari tidak ketemu. Akhirnya saya putar arah kembali hahaha.
Saya melirik jam di hape saya. Duh... sudah hampir jam 6. Keadaan mulai terang juga. Saya pasrah saja, kalau misalnya terlambat melihat sunrise. Yang penting sudah berjuang. Iya.. kan.. iya kan hahaha.
Akhirnya saya tiba kembali di lokasi wisata Bukit Pesona Kayangan. Tampak ada anak muda di dekat parkiran. Dia kemudian menyapa saya, dan bertanya mau ke mana? Saya jelaskan saya mau berburu sunrise. Sambil tersenyum, dia menyodorkan tiket masuk dan parkiran hehehe. Tidak masalah kan, soalnya kalau gratis, bagaimana biaya pengelohaan wisata hehehe.
Saya pun duduk sejenak sambil berbincang. Saya lega, karena menurutnya, sunrise belum muncul. Nanti sekitar pukul setengah 7. Legaaaa... setidaknya dapat menyaksikan sunrise, walau tadi harus nyasar-nyasar hahaha.
Tidak lama, rombongan anak camping tadi tampak. Mereka asyk foto-foto di wahana selfie. Setelah itu, mereka berjalan ke arah saya. Dan tanpa menunggu, saya langsung berujar, “Saya nyasar tadi! Memang tempatnya sebelah mana, ya?”
Salah seorang menjawab, “Kalau begitu ikut kami saja, Pak! Kami mau ke sana!”
Eet dah.. kalau tau begitu, kenapa juga saya harus duluan pergi dan pakai acara nyasar-nyasar.
Akhirnya, saya pun mengikuti mereka. Sepanjang jalan saya berbincang saja. Kali ini mereka menyapa saya dengan sebutan “PAK”. Padahal pas bertemu yang pertama kali, mereka menyapa saya dengan “MAS”. Ya wajarlah.. tadikan masih gelap, dan wajah saya masih samar-samar hahaha.
Ternyata, bukit yang dimaksud itu ada di sisi selatan dari loket tiket masuk. Dan yang pasti, tidak bisa naik pakai motor. Harusnya tadi mereka bilang ya, kalau tidak bisa naik motor, jadi saya bisa memperkiraan kalau memang jalan mana yang akan saya tempuh. Cailah...
Akhirnya, saya dan rombongan anak camping tiba di lokasi yang dituju. Tampak warna kemerahan mulai hadir di ufuk barat. Kabut-kabut tipis pun masih ada. Salah seorang nyeletuk, “Kalau Bapak tadi tidak nyasar, akan lihat kabut keren, Pak!”
Dalam hati saya bergumam, Duh, jangan mengungkit luka lama, deh! Masih untung masih bisa lihat sunrise. Coba kalau sudah nyasar, gagal lihat sunrise. Sakitnya tuh, sampai ke dengkul hahaha.
Sambil menunggu matahari keluar dari peraduan, saya pun menyiapkan tripod dan pasang hape. Saya juga siapkan kain tenun ikat yang sengaja saya bawa dari rumah. Ssstt.. memang niatnya sih, punya foto sunrise, suasana bukit, terus pakai kain tenun ikat. Kayak foto orang-orang tuh hahaha. Gaya benar saya ini.
Tidak lama, Matahari mulai muncul dari balik awan. Masya Allah... sangat indah. Dan jujur baru kali ini, saya menyaksikan matahari terbit secara langsung. Mulai dari baru muncul, sampai akhirnya tinggi. Saya dan rombongan anak camping langsung pose-pose mengabadikan momen langkah ini.
Senang.... akhirnya keingin saya berburu sunrise tercapai. Senang juga karena bisa dapat fotonya, walau tidak sempurna-sempurna amat. Misalnya, kainnya kurang berkibar, jadi motifnya kurang terlihat. Tapi itulah hasilnya, apalagi saya hanya mengandalkan tripod, kamera hape, dan pengaturan waktu yang hanya 5 detik hehehe. Tujuan saya sih, selain mengenalkan wisata, juga mengenalkan sesuatu yang khas Indonesia.
Kelar foto-foto, saya malah tidak bergegas turun. Padahal rombongan anak camping sudah lama turun. Saya malah menggelar kain tenun saya, lalu tiduran sambil dengar lagu. Ini kalau mau me time sangat pas. Malah buat tempat menulis juga mantap.
Duh.. itu nikmat sekali. Udara yang adem, suasana tenang, bikin saja sejenak memejamkan mata. Sayangnya, bekal makanan saya di motor, jadi karena perut sudah bernyanyi lah, yang mengharuskan saya turun hahaha.
Besok-besok saya akan menyempatkan diri ke Bukit Pesona Kayangan lagi. Bukit yang indah dengan pesona memikat. Tidak hanya memanjakan mata, tapi juga memanjakan hati dan jiwa. Cakeeeep... bahasanya hahaha. Yuk, dolan ke Kebumen.
Bambang Irwanto
Makanya, saya bersyukur karena sekarang ini saya tinggal di kampung halaman Bapak saya, yaitu Kebumen. Kabupaten di Jawa Tengah ini memiliki pesona alam yang memikat. Komplit termasuk pantai dan bukit yang pas untuk berburu sunrise dan sunset.
Nah, salah satunya adalah Bukit Pesona Kayangan yang berada di Karanggayam Kebumen. Sebenarnya, saya sudah 3 kali ke bukit Pesona Kayangan ini. Tapi hanya sebatas menikmati keindahan alamnya, plus selfie-selfie.
Padahal menurut pengelolahnya, sunrise di Bukit Pesona Kayangan sangat memikat. Hanya memang perlu diperhatikan waktu-waktunya. Soalnya kadang sunrise tidak tampak karena tertutup kabut atau mendung.
Baca Juga : Serunya Berwisata di Bukit Pesona Kayangan Karaggayam Kebumen
Makanya, di awal September ini, sepertinya cuaca mendukung untuk berburu sunrise. Apalagi kemarin, saya baru saja berhasil berburu sunset di pantai Setrojenar di hari sabtu. Jadi ini hari minggu, paslah waktunya. Niat banget ya.. hehehehe
Makanya, pas hari minggunya, saya sehabis salat subuh dan sekitar pukul setengah 5, saya sudah meluncur ke Bukit Pesona Kayangan. Kebetulan lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah saya di Gombong. Karena niat, dingin juga diterabas hahaha.
Baca Juga : Serunya Berburu Sunset di Pantai Setrojenar Kebumen Jawa Tengah
Hanya pas jalan nanjaknya menuju lokasi saya agak jiper. Jadi ada satu jalur yang saya baru ngeh itu kayak hutan kecil tanpa rumah penduduk. Tapi bagaimana ya, sudah kepalang tanggung. Jadi saya lewat saja hehehe. Dan pas di tengah jalan, saya agak kaget lihat ada sosok sedang duduk di tepi jalanan. Dia memejamkan matanya saat lampu motor saya menyorotnya. Duh.. entahlah siapa dia hehehe.
Tepat pukul 05.05 saya sampai di Bukit Pesona Kayangan. Masih gelap dan sepi. Saya pun berinisiaf memarkir motor di sisi timur saja, yang berdekatan dengan rumah warna. Namun ternyata saya beruntung, karena ada 4 motor yang parkir di tengah lokasi. Lalu saya lihat ada du tenda. Ehm.. kayaknya ada yang camping nih.
Saya pun memutuskan parkir di sana. Dan syukurlah, tampak 4 orang, 3 cowok 1 cewek sedang berada di dekat api kecil. Saya pun menghampiri mereka. Ternyata mereka memang sengaja camping untuk menunggu sunrise. Pas lah... kalau begitu.
Saya pun berbincang dengan mereka. Katanya, kalau mau menyaksikan sunrise bagus, itu di bukit dekat loket tiket masuk tadi. Soalnya mereka kemarin camping di situ. Hanya kali ini, mereka pengin foto-foto dengan berlatarkan wahana yang ada di Bukit Pesona Kayangan. Setelah berpikir sejenak, saya tertarik menuju ke sana.
Akhirnya saya kembali ke arah pntu masuk lagi. Sejenak saya bingung, jalan mana ya? Akhirnya saya masuk ke jalan kecil di sisi utara. Yang jalanannya lumayan turun tajam. Syukur saja saya tidak jatuh.
Saya pun terus menyusuri jalanan kecil yang dibeton itu, sambil celingak-celinguk mencari bukit yang dimaksud anak-anak muda tadi. Masih ada sih rumah-rumah warga, dan ada juga yang rumahnya terpisah sendiri. Tapi sampai mentok jalan, bukit yang saya cari tidak ketemu. Akhirnya saya putar arah kembali hahaha.
Saya melirik jam di hape saya. Duh... sudah hampir jam 6. Keadaan mulai terang juga. Saya pasrah saja, kalau misalnya terlambat melihat sunrise. Yang penting sudah berjuang. Iya.. kan.. iya kan hahaha.
Akhirnya saya tiba kembali di lokasi wisata Bukit Pesona Kayangan. Tampak ada anak muda di dekat parkiran. Dia kemudian menyapa saya, dan bertanya mau ke mana? Saya jelaskan saya mau berburu sunrise. Sambil tersenyum, dia menyodorkan tiket masuk dan parkiran hehehe. Tidak masalah kan, soalnya kalau gratis, bagaimana biaya pengelohaan wisata hehehe.
Saya pun duduk sejenak sambil berbincang. Saya lega, karena menurutnya, sunrise belum muncul. Nanti sekitar pukul setengah 7. Legaaaa... setidaknya dapat menyaksikan sunrise, walau tadi harus nyasar-nyasar hahaha.
Tidak lama, rombongan anak camping tadi tampak. Mereka asyk foto-foto di wahana selfie. Setelah itu, mereka berjalan ke arah saya. Dan tanpa menunggu, saya langsung berujar, “Saya nyasar tadi! Memang tempatnya sebelah mana, ya?”
Salah seorang menjawab, “Kalau begitu ikut kami saja, Pak! Kami mau ke sana!”
Eet dah.. kalau tau begitu, kenapa juga saya harus duluan pergi dan pakai acara nyasar-nyasar.
Akhirnya, saya pun mengikuti mereka. Sepanjang jalan saya berbincang saja. Kali ini mereka menyapa saya dengan sebutan “PAK”. Padahal pas bertemu yang pertama kali, mereka menyapa saya dengan “MAS”. Ya wajarlah.. tadikan masih gelap, dan wajah saya masih samar-samar hahaha.
Ternyata, bukit yang dimaksud itu ada di sisi selatan dari loket tiket masuk. Dan yang pasti, tidak bisa naik pakai motor. Harusnya tadi mereka bilang ya, kalau tidak bisa naik motor, jadi saya bisa memperkiraan kalau memang jalan mana yang akan saya tempuh. Cailah...
Akhirnya, saya dan rombongan anak camping tiba di lokasi yang dituju. Tampak warna kemerahan mulai hadir di ufuk barat. Kabut-kabut tipis pun masih ada. Salah seorang nyeletuk, “Kalau Bapak tadi tidak nyasar, akan lihat kabut keren, Pak!”
Dalam hati saya bergumam, Duh, jangan mengungkit luka lama, deh! Masih untung masih bisa lihat sunrise. Coba kalau sudah nyasar, gagal lihat sunrise. Sakitnya tuh, sampai ke dengkul hahaha.
Sambil menunggu matahari keluar dari peraduan, saya pun menyiapkan tripod dan pasang hape. Saya juga siapkan kain tenun ikat yang sengaja saya bawa dari rumah. Ssstt.. memang niatnya sih, punya foto sunrise, suasana bukit, terus pakai kain tenun ikat. Kayak foto orang-orang tuh hahaha. Gaya benar saya ini.
Tidak lama, Matahari mulai muncul dari balik awan. Masya Allah... sangat indah. Dan jujur baru kali ini, saya menyaksikan matahari terbit secara langsung. Mulai dari baru muncul, sampai akhirnya tinggi. Saya dan rombongan anak camping langsung pose-pose mengabadikan momen langkah ini.
Senang.... akhirnya keingin saya berburu sunrise tercapai. Senang juga karena bisa dapat fotonya, walau tidak sempurna-sempurna amat. Misalnya, kainnya kurang berkibar, jadi motifnya kurang terlihat. Tapi itulah hasilnya, apalagi saya hanya mengandalkan tripod, kamera hape, dan pengaturan waktu yang hanya 5 detik hehehe. Tujuan saya sih, selain mengenalkan wisata, juga mengenalkan sesuatu yang khas Indonesia.
Kelar foto-foto, saya malah tidak bergegas turun. Padahal rombongan anak camping sudah lama turun. Saya malah menggelar kain tenun saya, lalu tiduran sambil dengar lagu. Ini kalau mau me time sangat pas. Malah buat tempat menulis juga mantap.
Duh.. itu nikmat sekali. Udara yang adem, suasana tenang, bikin saja sejenak memejamkan mata. Sayangnya, bekal makanan saya di motor, jadi karena perut sudah bernyanyi lah, yang mengharuskan saya turun hahaha.
Besok-besok saya akan menyempatkan diri ke Bukit Pesona Kayangan lagi. Bukit yang indah dengan pesona memikat. Tidak hanya memanjakan mata, tapi juga memanjakan hati dan jiwa. Cakeeeep... bahasanya hahaha. Yuk, dolan ke Kebumen.
Bambang Irwanto
Aduh ini tempat wisata Kebumen kagak ada habis-habisnya. Mana belum pernah ke Kebumen lagi he..he...
ReplyDeleteIya ya, mas. Me time di situ sembari merenung dan mencari lebih dalam lagi tentang tujuan hidup kita. Sambil bawa makanan, dan minum secangkir teh hangat atau kopi dan dengerin musik. Bakalan mantaap banget.
Iya, Mas Erfano. Wisata Kebumen memang sangat banyak dan beragam.
DeleteNah, makanya pas memmang, Mas. Hanya kemarin saya lupa bawa bekal dan alas. Terus siapkan pawor bank, agar bisa mendengarkan musik hahaha.
Kalau liat foto-fotonya saya jadi ingat si travel blogger bertopi Himawan deh hehehe.
ReplyDeleteAsyik banget tempatnya ya, sejuk dan adem, benar-benar pantes rasanya disebut bukit Kayanan, pesonanya kayak di kayangan deh (sotoy saya, kayak udah pernah liat kayangan hahaha)
Itu topinya dari anyaman daun pandan, Mbak Rey. Kerajinan khas Kebumen. Makanya suka saya pakai, buat promo khas Kebumen juga. Saat ini, saya punya 5 hahaha.
DeleteMemang, Mbak. Bukit Pesona Kayangan sangat memikat. Makanya saya suka ke sana. Yuk, dolan ke Kebumen, Mbak Rey.
Perjuangannya cetar ya mas.. hehe Untung gak terlambat. Kain nya cakep, eh maaf gak muji orangnya. Wkwkwk
ReplyDeletesetiap berkunjung ke blog mas jadi banyak tau tempat wisata. Informatif sekali, Makasih mas
Hahaha.. modelnya sekalian dipuji dong, Mbak. Biar saya senang hahaha.
ReplyDeleteIya, Mbak. Kain dan wisatanya dua-duanya milik Indonesia. Makanya sengaja saya promosikan, agar semakin dikenal banyak orang.
MasyaAllah.. dari dulu pengen banget liat sunrise dari atas gunung atau bukit. ngeliat fotonya mas bambang jadi tambah pengen
ReplyDeleteMemang begitu, Mbak Dyah.
DeleteSaya juga awalnya lihat-lihat foto-foto orang lain. lalu kepengin. Nah, kebetulan tempatnya dekat, maka saya pun mewujudkan keinginan itu hehehe.
Ini photoshoot paling niat yang pernah saya liat mas, hihi. Keren bgt!
ReplyDeleteKainnya cakep sekali, cocok buat lelaki-lelaki Indonesia yang gagah (contohnya suami saya, eaaak Pak Suami is namber waaan).
Eh iya, ada nyelekit-nyelekitnya gak mas pas awalnya dipanggil mas jadi pak? kalo saya dipanggil ibu suka baper, padahal emang udah ibu-ibu wkwk
Ini memang utamanya lihat sunrise. Keduanya mempromosikan wisata dan kain, Mbak. jadi kalau tidak dibela-belain, ya tidur mulu di balik selimut hahaha.
DeleteHahaha.. tidak sih, Mbak. soalnya kan mereka panggil saya "MAS" saat keadaan masih gelap hahaha.
Ya ampyuun itu fotomodelnya total banget nggayanya ya luar biasa...gak tanggung² demi konten yg bagus dan to the max kayak gini. Mantul deh lihat sunrise n sunset di Bukit Pesona Kayangan Karanggayam. Btw, kl ndak salah di Jogja jg ada nama Karanggayam ya
ReplyDeleteHahaha.. makanya kalau yang tawarin saya jadi model, dijamin maksimal, Mbak. Tidak dibayar saja maksimal, apalagi dibayar wkwkwkw.
DeleteMungkin Mbak. karena di sini juga ada nama kecamatan Karanganyar, sama seperti di Solo, ada juga karanganyar.
MasyaAllah.... indahnyaaaaa
ReplyDeleteaku selalu speechless kalo ketemu sunrise seperti iniii
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Saya juga, Mbak. Apalagi baru pertama kali lihat sunrise langsung, dari baru muncul sampai tinggi.
DeleteWow, perjuangan sekali demi melihat matahari terbit nya. Salute mas!!! Memang cakep banget pemandangan dari atas bukit kayangan itu. Pasti adem dan sejuk disana.
ReplyDeleteMemang, Mbak. Makanya pas sekali buat me time. Gelar alas, pasang headset, dengarin musik, sambil ngemil. Mantap... hahaha
DeleteLihat foto kakak, saya pejamkan mata berhayal berada disana...pasti sejuk banget..., fresh dan hati berasa tenang.
ReplyDeleteDi kotaku ada seperti kek dikebumen namanya negeri diatas awan di tana toraja..
Nah, itu dia, Mbak Nike.
DeleteSaya belum pernah ke Toraja. padahal sejak lahir, sampai besar di Makassar hahaha. Makanya suatu saat pengin menjelajah wilayah Sulawesi Selatan, termasuk Toraja.
Waduh jadi sosok yang di tengah jalan tadi sopo yo..ngeri sendiri hiiii
ReplyDeleteTapi terbayar perjuangannya ya, Mas
Dapat sunrisenya. Keren pula!!
Itu modelnya berkain tenun juga menjiwai sekali posenya. Ketje habisss!
Hahaha... Kayaknya orang sih, Mbak Dian. Soalnya sudah hampir pukul 5 subuh. Terus pas kena sorot lampu dia juga merem. hanya lumayan bikin kaget hahaha.
DeleteKalau modelnya, memang total, Mbak Dian. Tapi bayaran bersahabat wkwkwkw.
Subhanallah pemandangan nya indah sekali mas, walaupun mesti melalui perjalanan yang sulit tapi semua terbayar dengan pemandangan yang indah banget.
ReplyDeleteBetul sekali, Mbak Idha. Semua terbayar. Apalagi saya baru pertama lihat proses matahari terbit dari muncul sampai tinggi.
DeletePantas namanya kayangan, bukitnya tinggi juga hampir seperti kayangan dengan pemandangan yang indah banget, disitu dingin ya mas? Pakai selimut juga.
ReplyDeletePemandangan bagus dan udara sejuk, Mbak Selvi.
DeleteItu bukan selimutan, Mbak. sengaja mau menampilkan kain tenun ikatnya hehehe.
Aku jadi pengen nulis soal sunset fan sunrise juga ah
ReplyDeleteBanyak stok foto di laptop
Wih.. mantap. Ayo tulis, Mas Pring. Pasti akan jadi cerita yang menarik.
DeleteCakep bgt ini di liat sunrise nya di Pesona Kayangan, tiket masuknya murah bgt lagi, cuma 3 ribu, nikmatin view yg mahal kyk gini
ReplyDeleteIya, Mbak Desi. Makanya wajib dikunjungi. Soalnya heppi.. di hati dan kantong hahaha.
DeleteAsyik ya tempatnya, bisa csmping sambil menanti sunrise. Tapi ngomong2 saya jadi gagal fokus lihat modelnya pakai kain tenun. Bagus, beli dimana mas? Eh..
ReplyDeleteAsyik dan seru, Mbak Sugi. Makanya anak-anak muda pada camping.
Deleteitu beli di online, Mbak. Kebetulan ada diskon dari 184 ribu, jadi 99 ribu saja.
alhamdulillah kali ini tidak ada drama salah kostum lagi ya pak. Keliatan banget travelernya kalau begini mah
ReplyDeleteHahaha.. iya Mas Ilham. Soalnya kan pakai kain. Jadi mau pakai baju apa saja, tidak masalah hahaha.
DeleteIni Pak Bams udah seperti dewa yang turun dari kayangan. Tema foto kali ini ada sinar atau cahaya gitu ya. Cuma te2p biar ga silau, kacamata ga boleh ketinggalan in frame 😂
ReplyDeleteHahaha.. betul sekali Mas.
DeletePertama biar tidak silau, kedua biar tetap keren hahaha.