} Mampir Sejenak di Tugu Renville Banjarnegara - Bambang Irwanto Ripto

Mampir Sejenak di Tugu Renville Banjarnegara

Mampir Sejenak di Tugu Renville Banjarnegara - Saat browsing mencari letak persisnya tugu Renville Kebumen, ternyata saya mendapati tugu-tugu renville lainnya. Tepatnya di daerah Banjarnegara Jawa Tengah dan Sumatera.



Oh, ternyata tugu Renville ini ada di mana-mana. Berarti memang dulunya Belanda banyak sekali melanggar batas wilayah yang sudah disepakati pada perjanjian Linggarjati, ya. Makanya membuat Bangsa Indonesia marah, dan akhirnya terjadi pertempuran.

Nah, hari rabu itu, 11 Desember 2019, saya iseng saja naik motor. Kebetulan tugas tulisan sudah kelar, posting di blog sudah, blogwalking sudah. Kelas Kurcaci Pos di grup whatsapp juga baru akan mulai minggu depan, tepatnya Rabu 18 Desember 2019. Jadi waktunya jalan-jalan cuci mata, lihat yang segar-segar hahaha. Maksudnya lihat tanaman hijau, biar mata sehat kan, tidak lihat layar laptop dan hape doang hehehe.

Maka pagi itu selepas subuh, saya sudah meluncur dari rumah saya di daerah Gombong. Nah, kali ini saya ingin menjajal jalur Gombong yang menuju ke Banjarnegara yang juga melewati Sempor. Soalnya ini jalur lintas propinsi memang. Jadi teman-teman misalnya berada di Kebumen, lalu mau ke Banjarnegara, bisa langsung lewat jalur sini. Tidak perlu ke arah Purwokerto lagi.

Saya happie karena cuaca sangat mendukung. Motor pun sudah full tangki. Minuman selama perjalanan sudah siap. Ransel peralatan tempur pastinya sudah dibawa. Sarapan juga sudah dengan roti dan teh panas manis. Nanti beli sarapan lagi di perjalanan hahaha.

Asyik, perjalanan sesuai harapan saya. Ini jalur mulai masuk Bendungan Sempor sampai daerah akan memasuki daerah Mandiraja itu keren. Jalanan beraspal mulus, dan berkelok-kelok, membuat saya serasa main game motor hahaha. Pemandangan selama perjalanan juga bagus. Pikiran, hati, dan mata saya langsung fresh hehehe.

Selepas daerah Mandiraja pas habis melewati pasar, ternyata itu langsung tembus jalan raya propinsi yang menhubungkan antara Banjarnegara dan Banyumas, tentunya termasuk Purwokerto. Owalah.. ternyata kalau dari Purwokerto menuju Banjarnegara lewat jalur ini, ya. Saya baru tahu hahaha. Sering sih, kalau dari Purwokerto itu, saya selalu melewati jalur bercabang. Satu memang arah menuju Kebumen, lalu satu menuju Banjarnegara. Pasti ini jalurnya.

Karena tujuan saya memang ke kota Banjarnegara, maka saya pun membelokkan motor saya ke arah kanan jalan.  Nah, kali ini jalanan lurus saja menuju Banjarnegara. Dan seperti biasa, sambil mengendarai motor itu, mata saya agak jelalatan melihat-lihat pemandangan dan tempat sekitar. Dan saya langsung berhenti saat melihat ada sebuah tugu bertuliskan Tugu Renville yang berdiri di pinggir jalan.

Spontan saya langsung menghentikan laju motor saya. Saya langsung teringat tulisan mengenai tugu Renville Banjarnegara yang saya baca. Owalah.. saya menemukan sesuatu yang tidak saya rencanakan. Asyik.. asyik.. wajib melihat-lihat lalu pose-pose di tugu ini.

Saya pun langsung memarkir motor saya di depan tugu. Tampak pagarnya tertutup rapat. Tapi pas saya periksa, syukurlah tidak terkunci atau tergembok. Saya geser saja sedikit, pintu sudah terbuka, saya pun masuk ke dalam. Halaman cukup luas, dan tampak ada tiang bendera. Tapi kok tidak sekalian dipasang bendera merah putih, ya?



Saya pun mengitari Tugu Renville yang tepatnya berada di Desa Joho, kecamatan Bawang, Banjarnegara. Bentuk tugu Renville ini berbentuk prisma segilima, dengan satu patung tentara Indonesia dengan memegang senjata laras panjang di puncaknya. Landasannya ini terdiri dari lima tingkatan tangga yang dikeramik warna merah. Lalu di atasnya, ada relief-relief di 5 sisinya yang becerita. Di atasnya juga ada lambang-lambang dari Pancasila.

Pertama, dengan lambang bintang yang melambangkan sila pertama, ketuhanan yang Maha Esa. Nah, itu relief-reliefnya bercerita tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Digambarkan bagaimana tentara dan pejuang bersatu bertempur melawan kaum penjajah, sampai akhirnya berhasil merebut kemerdekaan. Makanya ada juga teks Proklamasi Kemerdekaan 1945.



Sisi kedua  adalah rantai yang melambangkan sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Nah, realif-realif ini menggambarkan tentang suasana perundungan Renville yang terjadi di atas geladak sebuah kapalpada 17 Januari 1948. Tampak delegasi Indonesia dan Belanda duduk bersama dalam satu meja.



Sisi lambang pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, Pesatuan Indonesia, ini reliefnya menggambarkan tentang suasana penandatangan perjanjian Linggarjati yang berlansung pada 25 Maret 1947. Nah, inilah akar sehingga adanya perjanjian Renville. Sebabnya Belanda melanggar wilayah batas antara Indonesia dan Belanda yang sudah disepakati di Perjanjian Linggarjati. Padahal rentangnya hanya 1 tahun lebih ya.



Sisi lambang kepala banteng yang melambangkan sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, ini reliefnya menggambarkan tentang pertempuran menggambar suasana pertempuran mempertahankan wilayah. Bagaimana tampak tentara Indonesia ada yang gugur, ada juga yang sedang bertempur.



Sisi lambang padi dan kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, ini releifnya agak absurd. Jadi kita akan menilai dari sudut pandang masing-masing. Di gamabr tampak ada sebuah pohon besar, dengan beragam tanaman di bawahnya. Lalu tampak juga laut, langit biru dan awan putih. Kalau dari sudut saya, ini tersirat kalau keadilan soal batas wilayah sudah tercapai, dan menuju Indoesia makmur dan sejahtera dengan kekayaan alamnya.



Jadi secara kseseluruhan, sesuai berlawanan arah jarum jam, dikisahkan pada tahun 1945, Indonesia sudah merebut kemerdekaan. Lalu di tahun 1948, diadakan perjanjian Renville karena Belanda melanggar batas wilayah yang mana benang merahnya dari perjanjian Linggarjati di tahun 1947. Karena itulah terjadi pertempuran mempertahankan batas wilayah. Sampai akhirnya Indonesia berhasil merebut kembali batas wilayah.



Sangat menarik sekali ya, cerita-cerita Tugu Renville Banjarnegara. Itulah kenapa saya sangat suka mengunjungi tugu-tugu atau monumen, karena pasti ada cerita dibalik dibangunnya. Apalagi tugu-tugu yang dibangun karena sejarah panjang Bangsa Indonesia.

Selesai mengitari tugu dan menjepret dari seluruh arah, selanjutnya ... pasang tripod. Tapi alamak, ada sedikit kendala saudara-saudara. Saya memang membaca tripodnya, tapi ternyata.. bagian untuk naruh hape dan penjepitnya yang di atas bold head itu tidak ikut terbawa. Dan saya baru ingat, kemarin saya gunakan di kamera, dan saya lupa mencopotnya. Haduh...




Tapi bukan namanya top supermodel kalau harus merelakan moment buat pose-pose di tempat incaran hahaha. Untunglah.. itu gorilla pod selalu saya masukkan dalam tas tripod. Jadinya bisa diakal-akalin, walau posisi hape tidak bisa sebebas merpati.. hahaha. Pose tetap lanjut hahaha.



Selesai menjelajah di bagian dalam Tugu Renville, saya pun bersiap-siap merapikan peralatan tempur hehehe. Setelah itu saya bergegas keluar. Tidak lupa menutup kembali pintunya. Saya pun sejenak berjalan melihat keadaan sekitar.

O, iya, ternyata di sisi kanan luar, itu ada tugu kecil sebagai penanda dulunya di sanalah batas wilayah Indonesia dan Belanda dari hasil perjanjian Renville. Di dekat situ juga ada sungai yang dulunya dijadikan sebagai batas wilayah.



Secara keseluruhan, Tugu Renville ini sangat menarik dan wajib dikunjungi. Letaknya yang sangat strategis memudahkan orang untuk mampir. Seperti saya kan, tadinya tida ada rencana sama sekali, hanya kebetulan pas lewat, jadi mampir.



Tugunya juga terawat, dengan dipagari dan selalu tertutup rawat. Diharapkan jangan ada tangan-tangan jahil. Hanya memang untuk keperluan foto, kabel-kabel listrik itu agak mengganggu hehehe. Jadi kalau pas lewat jalan daerah Bawang, jangan lupa mampir ya, teman-teman. Salam jalan-jalan.

Bambang Irwanto

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mampir Sejenak di Tugu Renville Banjarnegara"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.