} Hadiah untuk Ibu di Hari Ibu Tapi Tidak Suprais Lagi - Bambang Irwanto Ripto

Hadiah untuk Ibu di Hari Ibu Tapi Tidak Suprais Lagi

Hadiah untuk Ibu di Hari Ibu Tapi Tidak Suprais Lagi - Besok adalah hari minggu tanggal 22 Desember 2019. Berarti hari Ibu akan tiba. Dan saya sudah menyediakan Kado untuk Ibu saya. Tapi sayangnya, sudah tak suprais lagi. Kok bisa?



Jadi beberapa waktu lalu, secara tidak sengaja Ibu saya itu saat merapikan rak sandal sepatunya bergumam sendiri, "Pengin punya sepatu teplek, buat pakai kalau ambil gaji."

Seperti biasa, saya no komen saja. Soalnya saya orangnya tidak mau menjanji. Kalau ada rezeki saya beli. Makanya kalau pun Ibu saya ingin sesuatu, saya paling balas becanda, “Catat saja, Nyonya Ratu cantik manis!” hahaha.

Namun tetap saya niatkan dalam hati. Karena kalau niatnya untuk keluarga, anak, orang tua, Insya Allah selalu saja ada rezeki, bahkan yang tidak kita duga sama sekali. Dan bagi saya membberikan sesuatu untuk Iu saya itu tidak perlu menunggu hari spesial. Misalnya pas hari lahir atau Hari Ibu. Kalau ada rezeki belikan saja. Dan saya juga tidak memaksa diri, kalau pas hari spesial wajib memberikan sesuatu untuk Ibu saya.

Makanya daftar-daftar list Ibu saya itu, tetap saya ingat. Jadi pas kalau saya rezeki, pas cerita saya dimuat, saya belikan. Misalnya ingin daster Kencana Ungu buat sehari-hari di rumah, boleh. Terus ingin daster batik keris buat kalau nginap di rumah saudara, boleh. Pokoknya saya ada rezeki, Ibu saya senang hahaha.

Soalnya itu tadi. Kalau niatnya untuk orang tua, anak, keluarga., pasti ada saja rezeki. Insya Allah SWT akan membukakan jalan. Apalagi kan, doa dan dukungan Ibu saya yang mengantarkan saya bisa menulis sampai sekarang. Soalnya Bapak saya itu dulu marah saat saya menulis hahaha.

Eh, lagi asyik-asyiknya termenung, Ibu saya malah nyambung lagi. "Saya maunya merek Bata saja."

Hahaha... saya malah tertawa. Merek sepatu Bata memang merek favorit Ibu saya sejak masih tinggal di Makassar. Makanya semua sepatu sekolah anaknya pakai merek Bata. Kecintaan Ibu saya pada sepatu Bata, sama cintanya dengan bedak Marck, kunyit asam sido muncul, pembersih wajah Viva, sampai pensil alis Viva hahaha.

Nah, pas hari kamis itu 19 Desember 2019, saya ada urusan ke Kebumen. Lalu pas melintasi jalan Pahlawan, saya melewati toko sepatu Bata. Saya lalu ingat ucapan Ibu saya itu yang ingin punya sepatu baru hahaha.

Lalu keingat juga, kalau secara bersamaan itu fee job itu Masuk.  Ada yang tanggal 17 Desember 75 ribu, lalu tanggal 18 Desember itu 150 ribu. Alhamdulillah.. Makanya saya membatin, wah, jadi nih, Ibu saya punya sepatu baru hahaha.

Saya pun langsung mempir ke toko sepatu Bata. Setelah pilih-pilih, saya akhirnya memilih sepatu berhak rata, bahannya lemas. Modelnya baru. Warnanya netral. Harganya 300 ribu. Paslah  sesuai hati dan kantong hahaha.



Walau kayaknya modelnya agak kekinian dan untuk usia muda, tapi tidak apalah. Kayak pas untuk usia Ibu saya. Biar Ibu saya tampak lebih muda hahaha.

Tapi masalahnya, saya lupa nomor sepatu yang biasa Ibu saya pakai. Apalagi beda merek sepatu, beda ukurannya. Misalnya ini krucil lagi liburan ke rumah sepupunya di Depok. Nah, hari minug itu, dia sudah dibelikan sepatu sekolah ama Om-nya. Ukurannya 43. Padahal kaki krucil itu sedikit lebih kecil dari kaki saya yang pakainya ukuran 42. Nah, lho...



Nah, saya ingatnya kemarin membelikan sandal jepit Swallow itu nomor 10. Mbak yang melayani jadi bingung, saat ditanya kalau nomor 10 sandal swallow itu samanya ukuran berapa? Tapi feeling saya sih, antara 5 dan 6. Saya benar-benar Bambang Bimbang Marhambang hahaha.

Coba telpon dulu, Pak!" Usul Mbaknya.

"Wah, kalau ditelpon dulu, tidak suprais lagi, Mbak!" alasan saya.

“Ya sudah Pak, nanti kalau kekecilan atau kebesaran, bisa ditukar kok. Asalkan jangan lewat sehari!” kata si Mbak lagi.

Oke deh deal. Saya pun akhirnya memilih nomor 6. Bayar.. bungkus..



Sampai di rumah, saya bingung ya, alias Bambang Bimbang Marhambang lagi. Mau suprais dan kasih pas hari Ibu, nanti malah ukuran tidak cocok dan batas waktu lewat. Kan sayang sepatunya. Tapi kalau dikasih sekarang, kan belum hari ibu. Jadinya nanti kado biasa di hari biasa hahaha.

Akhir setelah termenung, sampai menghabiskan 3 risol dan 2 pastes yang saya beli di Kebumen, saya pun memperlihatkan saja sepatu itu pada Ibu saya. Tidak apa-apa supraisnya sekarang saja hahaha. Dan ternyata... sepatuna kebesaran saudara-saudara hahaha.



"Kan Ibu sudah bilang, Mbang! Ibu kalau bata pakai nomor 5!” tukas Ibu saya.
“Kalau beda dikit sih, bisa diganjal kapas attau kain,” kata saya asal hahaha.

“Ndak bagus lah! Nanti dikira sepatu pinjaman!” balas Ibu saya.

Hahaha.. benar juga. Masa mau gaya, malah pakai sepatu kedodoran. Dan mumgkin saya memang yang lupa, kalau pernah diberitahu nomor sepatu itu. Jadi salahkan saja saya pemirsa hahaha.



Makanya hari itu juga, saya langsung kembali ke toko Bata Kebumen. Untungnya sudah perjanjian ya, jadi Mbak karyawannya dengan ramah dan senang hati melayani saya. Sepatu pun bisa ditukar. Dan endingnya, Ibu saya senang. Katanya besok mau endreyen (coba baru) ke kondangan tetangga hahaha.

Yah.. itulah cerita seputar sepatu untuk Ibu saya hadiah di hari Ibu yang tidak suprais lagi hahaha. Mana moment juga tidak pas hahaha. Dan kalau dipikir-pikir, tahu begini, mending juga langsung nelpon, tanyain nomor sepatunya. jadi tidak perlu bolak-balik pakai drama hahaha.

Tapi itulah kehidupan. kayak syair dangdut, hidup ini liku-luku, ada suka.. ada duka.. halah hahaha. Jalan tol saja tidak lurus mulus kan, pasti ada kelokannya juga. Seperti perjalanan cintamu dan cintanya wkwkwkw.

Selamat Hari Ibu... I Love You, Bu! Sehat terus dan panjang umur. Aamiin...

Bambang Irwanto

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Hadiah untuk Ibu di Hari Ibu Tapi Tidak Suprais Lagi"

  1. Makasih Kak Bams, terharu sekaligus tertawa saat membacanya. Merek-merek yang disebut di atas memang sudah melekat di hati banyak orang.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.