} Tips Menulis Cerpen Anak Realis ala Bambang Irwanto - Bambang Irwanto Ripto

Tips Menulis Cerpen Anak Realis ala Bambang Irwanto

Tips Menulis Cerpen Anak Realis ala Bambang Irwanto – Saya suka menulis cerita anak. Cerpen, dongeng, fabel, cerita misteri, sampai cerita detektif semua saya suka. Karena menulis cerita anak itu sangat menyenangkan.



Tapi, menurut saya, cerpen anak realis adalah dasar dari menulis cerita anak. Saya malah awalnya menulis cerita anak, itu dimulai dari belajar  menulis cerpen realis dulu. Bila cerpen anak realis ini sudah saya kuasai, maka saat saya melangkah menulis dongeng aneka tokoh, fabel, dan lainnya, akan lebih mudah.

Sebelum membahas tips menulis cerpen anak realis, saya jelaskan sedikit dulu ya. Jadi cerpen anak realis itu adalah cerita anak yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari dan waktunya sekarang. Sesuai kehidupan sehari-hari. Nah, sudah siap menulis cerita anak realis? Berikut tipsnya yang saya tulis sesuai pengalaman menulis saya.

Tips Menulis Cerpen Anak Realis ala Bambang Irwanto :


Tokohnya Harus Anak-Anak

Cerpen realis anak itu tokoh utamanya harus anak-anak. Kenapa? Ya, namanya juga cerita anak-anak dan pembacanya anak, jadi tokoh utamanya adalah anak-anak. Jadi bukan tokoh utamanya adalah  orang dewasa.

Tokoh dewasa tetap bisa dihadirkan dalam cerita. Hanya.. bila sangat diperlukan saja dan sesuai kebutuhan cerita. Bila hanya sepintas saja, maka lebih baik dihilamgkan saja, agar fokus pada  tokoh anaknya. Biarkan tokoh anak-anak yang lebih bermain pada dalam cerita.


Konfliknya Harus Seputar Anak-Anak

Karena tokoh ceritanya adalah anak-anak dan untuk dibaca anak-anak, maka sebaiknya konfliknya harus seputar kehidupan anak-anak. Jadi usahakan bukan konflik orang dewasa.

Konflik seputar kehidupan anak yang bisa ditulis jadi cerita sangat banyak. Soalnya bukan hanya seputar konflik dari tokoh utama. Tapi juga konflik dari tokoh pendukung, termasuk lingkungan sekitar.


Konflik Cerita Diselesaikan oleh Tokoh Anak-Anak

Tokohnya anak-anak, konfliknya seputar anak, maka penyelesaian konfliknya harus diselesaikan oleh tokoh anak dalam. Biarkan mereka menyelesaikan konfliknya sendiri dengan caranya sendiri, agar anak-anak yang membaca saat mengalami hal.sama, bisa ada gambaran cara menyelesaikannya.

Nah, penyelesain konflik dalam cerita itu ada tiga. Pertama, konflik tokoh utama diselesikan oleh tokoh utamanya sendiri. Kedua konflik tokoh utama dibantu diselesaikan tokoh pendukung dalam cerita. Ketiga, konflik tokoh pendukung, dibantu diselesaikan oleh tokoh utama.


Kamera Cerita Harus Pada Tokoh Utama

Saat menulis cerpen anak realis, maka kamera cerita itu harus terus pada tokoh utama. Mau konfliknya dari dirinya sendiri atau konflik tokoh pendukung. Jadi sepanjang cerita, tokoh utama harus terus ada. Karena tokoh utama adalah benang merahnya, penghubung antara tokoh satu dan tokoh lainnya, atau penghubung antara alur satu dengan alur lainnya.

Misalnya tokoh utamanya si Bambang Irwanto yang imut, lucu, dan menggemas. Tokoh pendukung Baim Wong dan Dude Herlino. Maka sejak awal cerita, kamera cerita terus menyorot Bambang yang imut, lucu dan menggemaskan itu hahaha. Jangan pindah ke Baim Wong atau Dude Herlino.


Sudut Pandang Bercerita

Sudut pandang bercerita cerpen anak realis itu bisa pakai POV 1 atau sudut pandang orang pertama tunggal. Jadi dalam bercerita, boleh pakai SAYA atau Aku. Fokus gunakan satu saja. Kalau pakai AKU, Aku terus. Kalau Pakai SAYA, saya terus. Jangan rancu pakai aku dan saya.

Kedua, bisa menggunakan POV3 yaitu sudut pandang orang ketiga tunggal. Kalau ini dari sudut bercerita di penulis. Makanya penulis itu menggunakan nama tokohnya. Misalnya Bambang (yang lucu, imut, dan menggemaskan. Jadi jangan kecolongan pakai AKU atau SAYA.


Setting

Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, untuk cerpen realis ini adalah kehidupan sehari-hari dan waktu sekarang. Pokoknya sesuai kehidupan sehari-hari. Bukan juga setting zaman kerajaan. Semua harus disesuaikan dengan kehidupan.
Nah lokasinya dalam cerita tentu saja beragam, disesuaikan dengan kebutuhan cerita. Misalnya di rumah, di sekolah, di tempat les, di rumah nenek, perpustakaan dan lainnya.


Harus Masuk Akal

Namanya juga cerpen anak realis, jadi harus sesuai kenyataan. Jadi tidak ada hal-hal ajaib yang terjadi dalam cerita. Semuaya harus masuk akal.

Misalnya si anak dalam cerita ingin menggambar, lalu menemukan pensil yang bisa berbicara dan menbantunya belajar menggambar. Atau seorang anak ingin pergi ke suatu tempat, tiba0tiba saja dia menemukan sepatu terbang.


Alur Cerita Anak Realis

Karena cerpen ini kita dibatasi jumlah kata, maka alur yang digunakan harus Maju>Maju>Maju. Jadi tidak boleh alur maju mundur. Alur mundur, hanya akan membuat cerita kembali ke alur sebelumnya. Akhirnya bisa menghabiskan jatah kata. Kalau hanya sekedar flash back atau mengingat kejadian yang sudah lewat, bisa.

Nah itu tadi, tips menulis cerpen anak realis ala Bambang Irwanto. Dan sebagai pengingat, tips ini saya tulis berdasarkan pengalaman menulis saya, ya. Jadi kalau ada perbedaan, anggaplah warna-warni dunia menulis.


Ending Ceritanya Harus Tuntas

Sebenarnya untuk semua cerita penduk anak, mau cerpen realis, dongeng, fabel, dana lainnya, itu endingnya harus tuntas atau selesai. Jadi di akhir cerita, konflik sudah selesai. Tidak boleh menggantung, karena disesuaikan dengan nala anak-anal

Harapannya semoga bermanfaat, dan bisa terus menambah semangat menulis teman-teman. Salam semangat menulis...

Bambang Irwanto


Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Tips Menulis Cerpen Anak Realis ala Bambang Irwanto"

  1. wah iya bener, selalu ingat POV yaa :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, jadi jangan sampai kecolongan. Mau pakai POV 1 atau POV 3 harus konsisten.

      Delete
  2. karna harus mempunyai daya tarik utk anak anak juga ya kang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Kak. Karena bacaan anak-anak, jadi har memikat anak-anak juga.

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.