} 3 Ucapan yang membuat Penulis Buku Sedih - Bambang Irwanto Ripto

3 Ucapan yang membuat Penulis Buku Sedih




3 Ucapan yang membuat Penulis Buku SedihTujuan utama seseorang menulis adalah berbagi cerita dan cerita. Jadi dalam kehidupan ini, apa saja yang kita alami, kita rasakan, kita lihat, bisa dituangkan dalam bentuk tulisan. Tujuannya agar cerita kita bisa dibaca oleh orang lain, bisa bermanfaat dan memberi inspirasi.

Agar tulisan yang kita tulis bisa dibaca oleh orang barang, maka memang perlu dipublikasikan. Baik lewat media atau buku. Bahkan zaman now, orang pun membagi tulisannya lewat media sosial.

Namun banyak pula teman-teman yang menulis, karena ingin menghasilkan sebuah buku.  Makanya ada yang bilang, belum sah jadi penulis, kalau belum punya buku. Dan ada benarnya juga sih, karena keinginan menulis buku, bisa dijadikan semangat dalam menulis. Tapi tetap ada prosesnya. Menulis buku itu prosesnya panjang. Butuh biaya, tenaga, dan air mata hehehe.

Makanya, wajar seorang penulis akan merasa bahagia saat berhasil menerbitkan sebuah buku. Biasanya dia akan posting di media sosialnya sebagai ungkapan kegembiraannya. Banyak yang memberi selamat, tapi ada juga ucapan-ucapan yang bikin nyengir, meringis, dan mengiris hati.. cailah bahasanya.

Nah, 3 ucapan ini berikut yang paling sering hadir, saat seorang teman memposting buku barunya. Dan tentu saja, ini membuat penulis sedih. Apa saja itu :

Wih.. pamer buku baru, nih! Awas jadi ria, lho.
Saat seorang penulis berhasil menerbitkan sebuah buku, menurut saya sangat wajar dia gembira. Seperti yang saya tuliskan di atas. Menulis itu prosesnya sangat panjang. Mulai dari nulis naskah, kirim ke penerbit, proses edit, sampai akhirnya proses  cetak dan terbit. Memerlukan banyak waktu, tenaga, uang, dan juga obat tolak angin beserta koyo cabenya hahaha,

Jadi kalau dia posting buku barunya di media sosialnya, boleh lah. Bukan pamer atau ria, juga bukan sombong. Justru kalau ada buku baru, wajib dipamerkan, sebagai ajang promo juga. Bagaimana orang lain akan tahu, kalau buku barunya terbit, kalau tidak diperkenalkan?

Hanya memang, ada teman yang langsung baper saat teman lain berkata begitu. Akhirnya dia tidak berani posting-posting buku baru lagi. Takut dibilang pamer, ria, sombong, dan sebagainya.

Padahal, harus terus semangat, karena ini salah satu ujian di dunia menulis. Tidak usah ambil pusing. Selalu berpikiran positif. Ibarat kasarnya, menulis sendiri, berusaha sendiri sampai bukunya terbit, posting di beranda sendiri, kenapa orang lain pusing?
Lagi pula, kalau berhenti promo, lalu penjualan buku agak menurun, siapa yang sedih? Penulis itu juga? Tidak akan, yang komentar kemarin datang bantu dan kasih segepok uang hehehe.

Bagi buku barunya, dong!
Ucapan seperti ini juga, bisa membuat penulis yang baru menerbitkan buku sedih. Ini sama juga minta gratisan alias jatah preman hahaha. Padahal baru juga promo buku, sudah "dipalak" buku gratisan. Kiriman bukti buku terbit juga belum datang.

Salah satu sumber penghasilan seorang penulis adalah dari hasil penjualan bukunya. Jadi semakin banyak buku terjual, maka royalti pun akan besar. Jadi kalau semua minta gratisan, apa yang akan didapat oleh si penulis? Apalagi pajak penulis itu sangat tinggi. Misalnya penjualan buku sejuta, penulis dapat full sejuta. Ada potongan ini itu.

Padahal, penulis juga butuh uang untuk segala kebutuhan hidup, termasuk menunjang proses menulis. Untuk inet, listrik, dan lainnya. Jadi membeli buku itu, adalah salah satu penghargaan yang pembaca berikan pada penulis. Stop minta buku gratisan hehehe.


Harganya mahal, ya! Nunggu diskonan atau obralan saja, deh!
Masa buku baru rilis, kok  nyari diskonan. Buku baru itu di toko buku mana pun harganya full. Kalau memang mau diskonan, bisa langsung beli ke penulisnya. Itu juga jangan minta diskonan banyak-banyak, dan kalau jaraknya jauh, pakai ongkir.  Duh... teganya dirimu.. teganya... teganya...

Iya, seseorang yang berkata seperti itu memang tega. Kalau memang harganya belum sesuai kantong, mending tidak usah berkomentar. Soalnya harga sebuah buku itu, sudah disesuaikan dengan biaya produksi dan sebagainya. Jadi harga buku itu memang sudah sesuai.

Padahal, penulis paling sedih kalau bukunya itu sudah diskon atau diobral. Kalau hitunganya royalti, penulis akan dapat hasil yang lebih sedikit sebelum didiskon. Apalagi kalau buku sudah obral, itu kadang penulis sudah tidak dapat apa-apa. 

Akhirnya penulis hanya bisa nyengir, meringis, dan membuat hati teriris hehehe.
Nah, itulah 3 ucapan yang membuat penulis buku sedih. Semoga  setelah membaca tulisan ini, teman-teman jadi lebih bersemangat membeli buku. Agar penulis-penulis buku, semakin semangat menulis buku. Salam semangat menulis dan membeli buku.

Bambang Irwanto


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "3 Ucapan yang membuat Penulis Buku Sedih"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.