} Sepotong Kenangan Manis dari Pisang Epe - Bambang Irwanto Ripto

Sepotong Kenangan Manis dari Pisang Epe


Sepotong Kenangan Manis dari Pisang EpeSaya lahir dan besar di Makassar (dulu Ujung Pandang), walau kedua orang tua saya asli Jawa. Makanya kuliner Makassar sangat lekat dan pas dengan selera saya. Salah satunya Pisang Epe.



Pisang Epe itu adalah pisang kepok yang dibakar di atas bara arang. Jadi dibakarnya utuh satu biji, bukan dibelaj jadi dua. Kemudian dipipihkan atau digepengkan menggunakan dua papan. Seperti dua buah papan talenan yang biar tidak lepas ada karet yang mengikat keduanya. Orang Makassar menyebutnya dipepe. Maka disebutlah Pisang Epe.

Dulu, Pisang Epe itu disantap dengan cairan gula merah yang agak kental. Ada juga yang mencampur cairan gula merah itu dengan durian, jadi rasa dan aromanya semakin mantap. Tapi yang tidak suka aroma durian, bisa pakai cairan gula merah saja.

Dulu itu, kalau ingin menyantap Pisang Epe, tidak afdol kalau bukan di pantai Losari, pantai kebanggaan dan jadi maskot kota Makassar. Sepanjang jalan pantai Losari itu, memang berjejer gerobak penjual makanan, termasuk Pisang Epe. Mereka memang kebanyakan baru berjualan menjelang sore. Soalnya kalau siang, panas hehehe.

Paling yahud kalau datang ke pantai Losari saat sore hari, tepatnya menjelang matahari tenggelam. Wih... itu  juara, menikmati Pisang Epe sambil menatap sunrise. Kemudian dilanjutkan sampai malam, menikmati semilir angin pantai. Apalagi berdua bareng yayang, oh em ji... Dan malam minggu itu adalah waktu yang paling ramai. Jadi penjual makanan senang, karena waktu jualan jadi lebih lama, dan pembeli lebih banyak.

Zaman now, Pisang Epe lebih dimodifikasi. Jadi bila teman-teman membeli Pisang Epe, maka akan banyak varian toping. Ada cokelat, meises, keju, dan lainnya. Jadi tinggal pilih sesuai selera. Kalau cairan gula merah tetap wajib ada. Dan saya sendiri, tetap lebih suka pakai cairan gula merah.

Karena saya sekarang sudah tidak berdomisili di Makassar, makanya saya membuat sendiri, bila ingin menikmati Pisang Epe. Kalau mau terbang khusus ke Makakassar kan, berat diongkos. Balik lagi, bakalan lapar lagi hehehe.

Eh, tapi tahun lalu, tepatnya bulan Juni 2017, saya sempat terbang ke Makassar kok. Tentu saja, saya tidak melewatkan menikmati pisang Epe di pantai Losari. Apalagi tempat saya menginap, persis di depan pantai Losari. Makin mantap, karena saya ke saya bertepatan malam minggu juga. Jadi suasana sangat ramai. Semakin lengkap, karena ditemani segelas Sara’ba, minuman jahe khas makassar.
Bahkan dua kali. Karena esok harinya, sahabat lama saya pun mentraktir saya pisang Epe. Namanya ditraktir, masa mau menolak hahaha



Cara membuat pisang Epe sangat mudah. Saya membakar pisang menggunakan panci anti lengket saja. Tapi jangan lupa diolesi mentega, biar semakin mantap.  Setelah itu tinggal dipipihkan di talenan.

Soal cairan gula merah tidak sulit. Tinggal merebus gula merah yang dicambur sedikit air sampai mendidih. Untuk tambahan toping, saya suka pakai keju. Jadi perpaduan antara rasa manis dan gurih itu juara banget. 

Untuk pisangnya, Pisang Epe ini wajib menggunakan pisang kepok, ya. Jadi tidak perlu bereksperimen dengan jenis pisang lain, karena rasanya akan beda. Dan saya beruntung, di belakang rumah saya banyak pisang kepok. Jadi kalau pas panen, selain bisa diolah jadi pisang Epe, juga bisa dibuat sriping atau kripik pisang, barangkoh (kue pisang khas Makassar) hehehe.

Jadi, kalau teman-teman berkunjung ke Makassar, jangan lupa mencoba Pisang Epe, ya. Dijamin akan membawa kenangan manis yang akan tertinggal di dalam hati.  Cailah... bahasanya hahaha. 

Bambang Irwanto


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sepotong Kenangan Manis dari Pisang Epe"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.