} Cerita Seputar Utang - Bambang Irwanto Ripto

Cerita Seputar Utang


Cerita Seputar Utang - Waktu itu, tepatnya hari jumat, seorang anak tetangga agak jauh, datang ke rumah. Anak itu disuruh orang tuanya untuk meminjam pulsa dulu. Kebetulan ada keperluan mendadak katanya. Katanya besok pagi  dibayar.

Foto : KONTAN

Awalnya, anak itu disuruh pinjam pulsa 100 ribu. Tapi deposit saya kebetulan tidak cukup. Soalnya baru saja adik saya mengisi token listriknya senilai 200 ribu. Jadi saya menawarkan pulsa 25 ribu saja.

Anak itu mengabari orang tuanya. Dan oke, katanya 25 ribu saja. Maka saya isikan ke satu nomor. Berhasil terisi, eh, anak itu katanya minta isi 25 ke nomor satunya lagi. Ya, karena penting, saya isikan saja. Sukseslah deposit saya tinggal 5 ribu rupiah.

Ternyata, besoknya, anak itu tidak membayar. Katanya hari senin baru bayar. Berarti dari hari jumat malam, janji sabtu pagi, lalu ke senin pagi, sudah molor berapa hari.
Senin menjelang. Anak itu tak datang di pagi hari. Dan saat bertemu siang harinya, katanya besok selasa dibayar. Dan kini sudah rabu, namun tak ada kabar lagi hehehe.

Tak Menepati Janji
Begitulah. Semua orang yang berutang pada saya, pasti tidak menepati janji. Bukan saja anak dari cerita di atas. Ada teman yang pinjam pagi, janjinya sore hari, ternyata 4 hari baru dibayar. Ada yang pinjam malam, janji lusa, ternyata bayarnya sebulan.  

Foto : Lucu ME


Ada yang pinjam sore, janjinya besok, ternyata sampai sekarang belum bayar hahaha.
Padahal saat saya memberi utang, dia memberi saya sebuah janji. Dan janji itulah pegangan saya. Namun bila janji itu sudah lewat dari hari yang ditentukan, harapan untuk dibayar cepat akan sirna.


Lupa 
Saya pernah meminjamkan uang pada teman. Seperti biasa, teman itu berjanji akan membayar saat gajian. Kebetulan saat itu saya bekerja serabutan, dan gajinya dibayar mingguan.
Sehabis gajian, saya menunggu teman itu membayar. Tapi kok tidak ada respon, ya? Saya tunggu besoknya, besoknya dan besoknya, tidak dibayar juga. Bahkan minggu sudah berlalu dan gajian lagi. 

Foto Konsultasi Syariah

Pas gajian, kok gayanya cool habis. Sudah gajian langsung ngacir. Tinggalah diriku sendiri hahaha. Soalnya zaman krismon dulu, uang 20 ribu juga sangat... sangat berharga. Wajar kalau saya sangat berharap dibayar.

Maka pas gajian berikutnya, begitu selesai dia ambil gaji, saya langsung samperin,
"Wat, tiga minggu lalu kan pinjam duit 20 ribu. Apa sudah ada? Soalnya saya mau tambahan bayar kontrakan."
Teman saya itu malah terkejut, "Eh, memangnya saya ada utang?"

Waduh... dianya lupa. Kalau saya tidak tanyain, dan hanya nunggu dia bayar, bisa  8 kali puasa 8 kali lebaran tidak dibayar. Kalah Bang Toyib yang 7 kali puasa 7 kali lebaran tak pulang-pulang hahaha.

Jadi saat teman yang diutangin lama tak ada respon, tidak ada salahnya kok ditanyain. Siapa tahu dia benar-benar lupa.


Pura-Pura Lupa
Bukan saja teman yang lupa utangnya, tapi ada juga teman yang pura-pura lupa dengan utangnya. Jadi saat berpapasan dengan saya, kok gayanya manis manjah benar. Tidak ada ucapan misalnya, "Maaf ya, Mas! Utangnya belum bisa bayar. Blablabla..."
Tapi kalau giliran ditanya, jawabnya tetap manis manjah, "Nanti ya, Mas! Belum ada uang!"

Equityworld Medan

Bahkan ada teman yang utangnya sudah lama, dan mungkin dia mengira saya sudah lupa, jadi ingin berutang lagi. Tentu saja tidak saya kasih. Lalu pas iseng saya mengingatkan urangnya yang dulu, dia katanya nanti, ya. Kapan-kapan... hehehe.


Siasat Memberi Utang
Tolong menolong dan saling membantu sangat penting dalam kehidupan ini, termasuk pinjaman uang. Saya sendiri, tidak bergelimang harta. Namun bila ada teman yang butuh, dan saya kebetulan ada, akan saya bantu. Walau memang uang itu saya butuhkan juga.

Namun, saya sudah "menandai" teman-teman yang tidak amanah. Misalnya sudah dapat rezeki, borong-borong, berpapasan dengan saya, kok tidak ada respon. Atau pinjam pulsa listrik di saya. Giliran kontan ke toko sebelah. Termasuk teman yang lupa dengan utangnya hehehe.

Berdikari Online


Jurus paling jitu memang saya tolak. Saya juga tidak mau memberi utang, dengan jaminan atau memberi bunga. utang 10 ribu, bayar 10 ribu saja. Kata Nenek, lebih baik tidak enak di depan, daripada tidak enak banyak di belakang.

Dan memang benar, justru saya yang merasa tidak enak. Ditagih bagaimana, tidak ditagih bagaimana. Belum lagi kalau sudah keluar jurus andalan, "Belum punya uang, mau dibayar pakai apa?"

Padahal dulu saat mengutang  mereka kan bersikap manis, dan disambut juga dengan manis. Harusnya saat ditagih pun mereka bersikap serupa.
Ada anjuran juga, daripada memberi utang, lebih baik memberi saja. Misalnya mau utang 10 ribu, adanya 3 ribu, lebih baik diberi saja. Dan itu menghindari teman jadi berutang.

Foto : CNBC Indonesia

Tapi ada juga teman saya yang "kesenangan". Dengan cara begitu, dia malah keenakan dan malah jadi rajin berutang. Kesannya jadi memanfaatkan kebaikan orang lain hehehe.

Cerita di atas tentang teman-teman saya, ya. Jadi tidak bermaksud menyinggung yang lain. Teman-teman saya yang amanah juga banyak. Contohnya teman saya di dunia maya. Kami belum pernah bertemu, tapi pernah saling pinjam uang. Ada yang janji bayar buku atau uang kelas hari sekian, benar dibayar tepat waktu. Kalau teman kayak gini saya demen, nih hehehe.

Tapi intinya, utang tetap utang, ya. Jadi harus dibayar. Jadi buat teman-teman saya yang masih ada sangkutan dengan saya, segeralah. Biar saya bisa segera membeli keperluan buat lebaran hahaha.

Bambang Irwanto


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerita Seputar Utang"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.