} Kenapa Kelas Kurcaci Pos Berbayar? - Bambang Irwanto Ripto

Kenapa Kelas Kurcaci Pos Berbayar?




Alhamdulillah... sudah beberapa tahun ini saya membuka kelas menulis cerita anak. Namanya kelas Kurcaci Pos. Ada kelas singkat, reguler setiap bulan, atau privat. Bahagia sih, walau ilmu menulis aya masih seuprit, tapi bisa saya bagikan kepada teman-teman.

Kelas Kurcaci Pos itu awalnya gratis. Jadi saya membuka postingan di medsos. Seleksinya adalah kirim naskah cerita anak. Yang lolos, masuk kelas.

Namun seiring waktu, kelas Kurcaci Pos akhirnya jadi berbayar. Tentu saja banyak teman-teman yang heran. Bahkan ada teman yang inbox begini : Mas, kok kelasnya jadi berbayar? Kalau mau berbagi, ya berbagi saja. Kan, dapat pahala.

Kenapa kelas Kurcaci Pos jadi berbayar, ya?  

Alasannya, karena kalau kelas gratis ternyata membuat teman-teman tidak maksimal  belajarnya. Karena menurut saya, masih banyak teman yang belum menghargai "Apa yang diberikan dengan tulus". 

Misalnya, saat saya sedang sharing materi di kelas, ada teman yang malah asyik posting status atau komen saja sini. Padahal justru saat sharing, harus serius menyimak, sambil lempar banyak-banyak pertanyaan. Semakin banyak bertanya, maka materi akan berkembang.

Pernah juga suatu waktu, pinggang saya sedang kecetit. Mau bangun saja sakitnya minta ampun. Tapi kebetulan ada kelas, maka saat itu saya mengajarnya sambil berbaring dengan laptop ada di atas perut. Ternyata ya, ampun... ada yang langsung tiba-tiba menghilang tanpa pamit. Saat saya konfirmasi, kata mengantuk. hahaha.. kasihan deh, saya.

Begitu juga soal tugas menulis. Banyak yang tidak menyelesaikan dengan banyak alasan. Misalnya ada yang alasannya sibuk dan tidak ada waktu. Tapi pas saya lihat akun medsosnya, kok malah posting foto-foto lagi jalan-jalan. Kamu terciduk hahaha.
Begitulah, kalau kelasnya gratis. Teman-teman ada yang tidak serius. Bahkan ada teman yang pasang target. Belajar menulis, kalau bisa, syukur. Kalau tidak bisa tidak apa-apa. kan gratis ini. Namnya juga coba-coba. Tidak rugi.

Bahkan saat saya memberi sangsi langsung mengeluarkan dari kelas, tidak ada efek sama sekali. Misalnya ada penyesalan, karena lewat kesempatan belajar . Mungkin pikirnya, bodoh amat. Emang gue pikirin hehehe.



Sejujurnya saya kesal sih, denga teman yang seperti itu. Bukan hanya karena mereka tidak maksimal dengan kesempatan yang saya berikan, tapi juga kesal karena mereka menghilangkan kesempatan teman lain yang lebih serius ingin belajar menulis.

Makanya itu, sekarang kelas Kurcaci Pos berbayar. Bukan karena saya pelit berbagi, tapi agar teman-teman yang ikut kelas lebih maksimal lagi. Karena sudah bayar kelas, maka harus ada sesuatu yang dihasilkan dari kelas, yaitu bisa menulis cerita anak.

Saat sharing, saya pun sering tuliskan, ikut kelas saya jangan mau rugi. Misalnya bayar 250 ribu, harus bisa menghasilkan minimal 10 kali lipat yaitu 2,5 juta. Saat teman-teman semangatnya mulai turun, saya pun terus memberi semangat. Mislanya, jangan biarkan saya makan fee buta, karena kebanyakan bengong tampan di kelas hehehe

Jadi saran saya, saat ada teman yang membuka kelas gratis dan dapat kesempatan, maka manfaatkan semaksimal mungkin. Jangan sampai buat mentornya kesal seperti saya dan akhirnya membuka kelas menulis berbayar juga hahaha.

Soalnya, mereka kan sudah memberikan tulus ikhlas, menyediakan waktu, belum biaya beli kuota internet. Jadi harus ada penghargaan juga dari kita.  Agar di masa mendatang, masih banyak terbuka kelas-kelas menulis gratis.

Salam semangat menulis.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kenapa Kelas Kurcaci Pos Berbayar?"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.