} Melihat Langsung Watu Kelir di Lantai Samudra Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen - Bambang Irwanto Ripto

Melihat Langsung Watu Kelir di Lantai Samudra Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen


Melihat Langsung Watu Kelir di Lantai Samudra Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen -Pernah dengar Watu Kelir? Saya yakin, pasti banyak teman-teman yang belum pernah mendengarnya, apalagi melihat bentuk batunya kan? Padahal Watu Kelir ini merupakan ikon geopark Karangsambung-Karangborong Kebumen. Di tempat Watu Kelir berada, diyakini pernah terjadi proses geologi yang luar biasa.




Watu Kelir adalah sebuah batu. Warnanya merah. Sebenarnya, nama aslinya adalah batu Rijang Merah. Hanya karena saat sungai di bawahnya mengalir, maka batu ini dilihat seperti layar pementasan wayang atau kelir. Makanya warga setempat menamakan Watu Kelir.

Saya beruntung karena sempat mampir dan melihat Watu Kelir. Sehabis mengunjungi Embung Selo Asri Seboro d kecematan Sadang, saya diajak Mas Parmin salah satu pepngelolah Embung untuk ke Watu Kelir. Kebetulan letaknya sangat dekat.



Dan.. sebenarnya, saat sudah melewati lokasi Watu Kelir saat hendak ke Embung Selo Asri Seboro. Hanya karena lokasinya agak jalan menurun dari jalan raya, maka saya lewati saja. Untunglah pas saat di Embung Selo Asri Seboro, saya bertanya pada Mas Parmin, apa saja yang identik dengan wisata di wilayah Sadang ini. Ternyata Watu Kelir yang justru menjadi ikonnya.



Setelah memarkir motor di tepi jalan, Mas Parmin mengajak saya turun menuju lokasi yang berjarak 100 meter. Jalanan agak terjal dan harus hati-hati. Meleng sedikit, bisa terperosok. Apalagi kalau pas musim hujan. Pasti jalanan jadi licin.



Karena hari biasa, lokasi Watu Kelir sepi. Dan memang tempat ini ramai dikunjungi oleh mahasiswa-mahasiswi geologi, termasuk ahli geologi. Karena menurut Mas Parmin, di sinilah batu-batuan paling lengkap di dunia. Bahkan ada satu-satunya batu yang hanya ada di lokasi ini. Usia juga sudah ratusan tahun.

Begitu sampai lokasi, mata saya langsung terfokus pada sebuah batuan tegak mendatar berwarna merah yang panjangnya kira-kira 100 meter. Karena sudah masuk musim kemarau, jadi sungai Muncar yang mengalir di bawahnya, airnya tidka terlalu deras. Dan batu itulah yang bernama Watu Kelir.



Saya sejenak terhenyak. Di posisi saya berdiri inilah, ribuan tahun lalu adalah dasar samudra. Karena suatu proses, lantai samudra patah, lalu menyeruak ke permukaan bumi. Makanya di sekitar, banyak sekali batu-batu. Pastinya saat itu sangat dahsyat.

Saya pun mencoba melihat Watu Kelir dari kejauhan. Benar, kalau aliran sungai Muncar agak deras, itu Watu Kelir seperti layar wayang atau kelir wayang. Mas Parmin juga menambahkan, kelir juga bisa berarti pembatas atau tirai. Dan memang, watu kelir adalah batas dunia fana dengan dunia alam gaib pada cerita-cerita kuno. Duh.. saya langsung merinding hehehe.

Di atas Watu Kelir, ada batu-batuan yang berbentuk bulat. Mas Parmin menjelaskan, kalau batu-batu itu sebanarnya namanya batu Lava basal. Jadi saat peristiwa menyeruaknya dasar samudra ke permukaan, keluar lava. Hanya karena di dalam air, maka langsung membeku dan membentuk bulat-bulat. Masya Allah. Lagi-lagi saya terhenyak dengan peristiwa alam yang terjadi.



Sambil menyusuri lokasi, Mas Parmin Kembali bercerita. Konon di malam-malam tertentu, dahulu penduduk sekitar sering mendengar suara pertunjukan gamelan. Persis suara gamelan saat pertunjukan wayang. Lalu, ada terkadang juga terdengar suara tangisan. Duh.. duh.. bulu kuduk saya merinding. Untung saya datangnya tidak sendiri hehehe.



Tapi dibalik cerita mistik itu, lokasi Watu Kelir ini jadi saksi bisu peristiwa alam, sekaligus pembentukan tanah jawa di Kebumen. Jelas sangat menarik untuk tempat wisata juga, sekaligus menambah ilmu pengetahuan. Saya pun heppi berada di lokasi situs batu purba Watu Kelir. 



Apalagi di Kecamatan Sadang sangat banyak wisata juga. Seperti Embung Cangkring, dekat Bukit Pentulu Indah, Bukit Wasiat, Bukit Banda, dan lainnya. Jadi bisa sekalian jalan. Termasuk kampung ngapak juga lho.


Dan sampai saat ini, lokasi Watu Kelir banyak didatangi para ilmuan, juga apra mahasiswa geologi dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Makanya ada LIPI di Karangsambung juga. Karena seperti yang sudah saya tuliskan di atas, di lokasi Watu Kelir inilah koleksi batu-batuannya paling lengkap di dunia. Bahkan ada batu yang hanya ada di Watu Kelir.



Ehm.. perjalanan saya kali ini berkesan. Tidak hanya menambah pengetahuan, tapi juga mengenal kearifan lokal. Dan sudah seharusnya, semua pihak menjaga cagar geologi ini. Karena di sinilah, salah satu sumber ilmu pengetahuan, khususnya kebumian.

Bambang Irwanto

Subscribe to receive free email updates:

50 Responses to "Melihat Langsung Watu Kelir di Lantai Samudra Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen"

  1. Watu Kelir yaa namanya. Etapi kok serem pas bagian yg malem² konon katanya ada suara gamelan dll. Jd inget KKN di Desa Pewayang eh Dancer, hehe...
    Btw, keren beud yahh.. koleksi bebatuannya superlengkap. Mantul, tfs Mas Bambang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe.. itu dahulu, Mbak Mia. Jadi mungkin kejadian seperti itu dahulu sering dialami oleh warga sekitar. Tapi tempat ini tetap eksotis dan bisa belajar banyak soal ilmu kebumian, Mbak. Kalau perginya ramai-ramai, aman, Mbak hahaha

      Delete
  2. Keren banget nih geoparknya, jadi penasaran pengen explore watu kelir. Apalagi tempatnya masih alami banget . Kalau dari pusat kota Kebumen jauh gak mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali, Mas. tempatnya masih sangat alami dan banyak pengetahuan seputar kebumian di sini. Jadi wajib dikunjungi.

      Delete
  3. Mas Bambang, duuh saat liat batu yang bulat-bulat di foto pertama, saya sudah merasa horror loh mas, sampe akhirnya baca tulisan mas yang bilang sering terdengar suara mistis begitu. Hiiii

    Serius, bentuk batu itu agak2 creepy mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. batunya itu bulat-bulat kayak gong. Padahal itu aslinya larva yang keluar saat letusan, Mbak. Hanya karena dalam air, membeku dan membentuk bulat-bulat.

      Delete
  4. Sesuai namanya Watu Kelir, kadi teringat pertunjukan wayang saat di kampung halaman. Begitu banyak rahasia alam yang belum terungkap ya, seperti bebatuan ini masih perlu diteliti oleh para ahli untuk menjawab mata rantai pembentukan bumi.
    Jalan-jalan yang bergizi, Mas..tak hanya tambah ilmu juga, mengenal kearifan lokal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali, Mbak Dian. Makanya warga sekitar menamakan Watu Kelir. Dan di sinilah proses pembentukan tanah jawa, Mbak. Dan jalan-jalan ke Watu kelir memang semua dapat. Refreshing iya, dapat pengetahuan, memgenal kearifan lokal juga iya.

      Delete
  5. Baru tahu, di sana ada geopark Mas, geoparknya luasnya segimana Mas? Itu kayak yang kering. Ada air terjunnya nggak? Pinisirin gue

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada, Kang Ali. Bahkan sudah ditetapkan sebagai Geopark Nasional. Para peneliti dana anak geologi wajib ke sini.
      Memang kering, karena lagi musim kemarau, Kang. Kalau curah hujan banyak, airnya banyak.

      Delete
  6. Aku pernah denger Watu Kelir tapi nggak tahu rupanya, dan baru tau lebih detail di sini, mas. Ada seni mistisnya juga ya. Tapi kalau lihat batuan yang tegak mendatar sama bebatuan berbentuk bulat-bulat itu beneran bikin berdecak kagum, mas. Masyaallahhh. Sebegitu dahsyatnya peristiwa alam ratusan tahun lalu. Makasih udah berbagi informasi ini, mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi kalau datang dan lihat langsung, Mbak Rohmah. itu tidak henti-henti berucap.. Masya Allah... benar-benar sangat besar kekuasaan Allah SWT dengan proses lantai dasar samudra yang menyeruak ke atas.

      Delete
  7. Destinasi yg kece bgt nih Mas
    Kalopun ada unsur mistis, justru ini yg banyak dicari... Mirip KKN di Desa Penari itu lhooo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, Mbak Nurul.
      Yang unsur mistik itu, jadi bumbu pemanis saja ya hahaha.
      Tapi memang tempat ini keren sekali, Mbak

      Delete
  8. Wah, keyeeen... tempat yang bebatuannya terlengkap di dunia itu adanya di Indonesia...
    Kikira batu yang mana itu ya yang cuma ada di area watu kelir ini...
    Pinisirin sayah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk, ke sini Mbak. Dan memang, Mbak. Bahkan ada batuan yang satu-satunya hanya ada di dunia.

      Delete
  9. Replies
    1. Sama-sama, Mbak Tira.
      Terima kasih sudah mampir, Mbak.

      Delete
  10. Merinding ngebayangin sedahsyat apa dulu sampai dasar samudera naik ke atas gitu, auto merinding. Allahuakbar,
    saya penasaran sama cerita mistisnya, seru aja gitu buat didengerin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali, Mbak Nuniek.
      Saya pun terhenyak saat sampai di sana. Di sana saya berdiri yang jutaan tahun lalu adalah lantai dasar samudra.

      Delete
  11. Baru mau nanya kok namanya kelir, kirain kelir artinya motif. Jadi batunya bermotif gitu. Ternyata batunya mirip kelir pas pertunjukkan wayang. Ini maksudnya kain kelir warna putih itu kah? Jadi batunya seperti layar untuk pementasan wayang? Dibumbui cerita mistis malah bikin tambah penasaran. Padahal aslinya saya penakut.. He3.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak Sapti. Jadi kalau misalnya air sungai muncar banyak, maka dilihat dari jauh, itu seperti pentas wayang. Tapi namanya sebenarnya Rijang merah.
      Karena penasaran, wajib datang ke sana, Mbak hehehe.

      Delete
  12. Teryata objek bebetuan bisa jadi daya tarik wisata juga ya. Apalagi karena ada kisah yang dinarasikan dalam batu itu. Ditambah cerita mistisnya. Batu-batu itu memang akan menjadi menarik akhirnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sesuai penelitian, memang di sana itu dulunya lantai dasar samudra, Mas. Makanya jadi tempat penelitian ilmu kebumian. Banyak pengetahuan di sini, termasuk mengenal ke arifan lokal. Makanya jadi ikon Geopark Karangsambung-Karangbolong Kebumen.

      Delete
  13. Ikut bangga sama watu kelir. Bisa jadi tujuan para peneliti dunia ini kalo banyak yang tau batunya lengkap. Hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang sudah jadi tempat wajib yang didatangi peneliti, Mbak Hani.
      Juga mahasiswa geologi. Namun orang awam pun, kalau ke sini, akan menambah pengetahuan soal ilmu kebumian.

      Delete
  14. Dari awal baca, saya tertarik liat batu-batu bulat itu mas. Bentuknya unik. Nggak kebayang ya proses pembentukan batu-batu itu akibat aktivitas geologi. Keren mas!!!

    ReplyDelete
  15. Iya, Mbak . Makanya saya pas di sana, takjub sekali. benar-benar saya menyaksikan sendiri batu-batu dari proses geologi yang sangat dhasyat.

    ReplyDelete
  16. Keren ih, ternyata di Kebumen ada batu batu geologinya. Kudu dijaga ini, seperti mas Bambang menjaga pujaan hatinya he..he..he... Jadi pengen ke Watu Kelir gegara baca tulisan ini. Tanggung jawab, mas! Wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wajib banget dijaga, Mas Erfano. karena di sinilah sumber ilmu pengetahuan seputar kebumian, Mas. Biar bisa terus dipelajari oleh anak cucu kita hehehe.

      Delete
  17. Aku juga baru dengar kali ini Mas soal watu kelir. Kalau sudah ada cerita mistisnya ini ih serunya, viralkan mas kayak simpleman

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya saya share, Mas Pring, agar teman-teman tau, di Kebumen sangat tempat menarik, apalagi di sini memang pusat ilmu pengetahuan, khususny Kebumian.

      Delete
  18. Kirain tadi dinamain "kelir" kareba berwarna, ternyata krn gerakan bayangan yg disebabkan aliran air yg kyk wayang :D
    Wow banget ngebayangin dulu di sana adalah lautan luas dan skrng udah jd daratan ya pak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya busa juga sih, Mbak April. Soalnya batunya selain merah, juga hitam.
      Dan saya pun membayangkan pas di sana, Mbak. Soalnya dulu adalah dasarnya samudra.

      Delete
  19. Ada cerita misti2nya juga ya Mas hehe.. Boleh bgt lah ini buat sight seeing kalo maen ke ke Kebumen

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh banget, Mbak Desi. Apalagi di sekitar juga banyak tempat wisata menarik, Mbak. termasuk Embung Selo Asri Seboro.

      Delete
  20. Wah, suka deh baca tiap kisahnya mas Bambang ini. Karena mengeksplor wisata lokalnya. Mantap. Dan yang diulas tuh bukan tempat kunjungan wisata yang umum tapi yang gak umum pun banyak. Kan kita ajdi lebih banyak tahu... Matur nuwun lho mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami-samai, Mbak Qoty. terima kasih juga sering mampir, Mbak.
      Dan di kebumen memang sekali tempat menarik, Mbak. Makanya harus terus diperkenalkan.

      Delete
  21. Ilmu pengetahuan saya jadi nambah neh tentang geologi alam Indonesia. Dan banar-benar tajub akan kejadian alam yang sekarang menjadi pusat ilmu pengetahuan geologi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang peristiwa yang sangat menakjubkan, Mbak Ida. dari dasar samudra yang menyeruak ke permukaan. Dan di sinilah pusat ilmu pengetahuan seputar kebumian, Mbak.

      Delete
  22. Aku juga baru dengar Watu Kelir nih. Harusnya bisa jadi objek wisata yang hits sih karena masih banyak batu atau situs purbakala gitu kan selain pesona alamnya yang indah.

    Btw aku ga2l fokus sama foto kedua dari bawah. Itu maksud pose'a apa ya? ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang, Mas Maidy. Di sini memang lebih banyak dikunjungi para peneliti dan anak geologi. Padahal bagus untuk wisata.

      Hahaha.. foto itu ceritanya main air, Mas. Hanya percikan airnya kurang terlihat ya. Tapi kalau zoom, kelihatan kok hahaha.

      Delete
  23. Mas coba sesekali ceritain kisah mistisnya biar tambah seru
    Siapa tahu ngalahin viralnya KKN di Desa Penari

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. nanti viral cerita mistiknya dibandingkan soal watu kelirnya. Tapi bisa sih, Mbak. Buat menarik pengunjung. kan, mereka penasaran tuh.

      Delete
  24. Aku terpana dengan foto yg pertama, yg aku lihat batu2nya persis seperti orang yg tiduran seperti pingsan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal kalau dilihat langsung, itu bentuknya bulat-bulat seperti tengahnya gong, Mbak. Juga mirip bantal-bantal hehehe.

      Delete
  25. Namanya unik Batu Kelir. Tadinya saya mengira dinamakan batu kelir itu karena batunya berwarna merah. Karena setau saya arti kata kelir itu adalah berwarna (bahasa jawa). Tapi ternyata bukan ya, hehe ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang, Mbak Sugi. Bisa juga artinya seperti itu. Soalnya batunya ini memang ada beberapa warna. Hanya memang didominasi merah. Makanya namanya batu Rijang merah

      Delete
  26. Batu-batu yang bulat-bulat itu lo menarik dan indah sekali. Tampak lebih unik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mas. Dan itu adalah batu bantal yang sekilas mirip gong ya, Mas. Terjadi karena ada letusan dahsyat dan larvanya itu membeku karena berada di dalam air.

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung. Bila berkenan, silakan meninggal jejak manisnya di komentar. Dilarang copas seluruh isi tulisan di blog ini tanpa seizin saya. Bila ingin dishare atau diposting kembali, harap mencantumkan sumbernya. Diharap tidak memasukan link hidup di komentar, ya. Maaf sekali akan saya hapus. Terima kasih dan salam semangat menulis.